Renungan 29 Oktober 2013

Hari Selasa, Pekan Biasa XXX

Rm 8: 18-25

Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6

Luk 13: 18-21

Berharaplah dengan tekun

Liturgi pada hari Selasa Pekan Bisa XXX ini diawali dengan sebuah antiphon yang inspiratif: “Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkas panenannya” (Mzm 126:6). Saya mengatakan inspiratif karena Tuhan mau mengingatkan kita semua untuk memiliki sebuah dalam spiritualitas kerja. Bekerja itu berarti kita sebagai manusia yang ciptakan sesuai dengan citra Allah mau menunjukkan partisipasi kita di dalam keilahian Tuhan. Dengan bekerja kita mau menunjukkan jati diri kita sebagai manusia. Orang yang tidak bekerja tidaklah mencerminkan dirinya sebagai manusia. St. Paulus mengatakan, “Kami dengar bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna”. (2Ts 3:11).


Pada hari ini St. Paulus melanjutkan pengajarannya. Ia memulai pengajarannya dengan mengingatkan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia. Ia menulis: “Aku berpendapat bahwa penderitaan dalam kehidupan sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang dinyatakan dan diberikan kepada kita.” Paulus sendiri berkali-kali menderita dalam mewartakan Injil Kristus. Ia disiksa, dilempari dengan batu dan dipenjarakan. Semua penderitaan ini diterimanya dengan lapang dada karena ia percaya bahwa Tuhan Yesus akan melakukan yang terbaik baginya. Ia sendiri bersaksi: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21). Paulus juga selalu bersyukur atas segala penderitaan dan kemalangan yang ia alami. Semuanya ini karena cintanya kepada Kristus.


Kemuliaan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah bahwa pada saat yang tepat semua orang akan mengalami hidup baru dalam Roh. Dan ternyata bukan hanya manusia yang mengalami hidup baru, tetapi dunia dan isinya juga akan diperbaharui oleh Tuhan. Segala makhluk ciptaan akan dibebaskan dari kebinasaan dan memperoleh kebebasan dan kemuliaan sebagai anak-anak Allah. Pengalaman penderitaan memang tetap akan dialami oleh setiap orang. Ini semua karena akibat dari dosa yang menjalar ke mana-mana. Alam semesta juga akan mengalami hal yang sama. Terjadi kerusakan ekologi di mana-mana, ancaman kepunahan untuk hewan-hewan tertentu. Fenomena pemanasan global yang sekarang sedang kita rasakan bersama. Semua ini bagi Paulus merupakan akibat dari dosa. Terhadap semua pengalaman ini, Paulus mengharapkan agar kita semua berharap dengan tekun. Sebuah harapan bahwa setelah melwati penderitaan ini, kita juga mengalami kebahagiaan kekal. Kita dapat memiliki harapan karena iman yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Kita seharusnya memiliki rasa optimis sebagai orang beriman meskipun nyatanya berada dalam tekanan, kesulitan, kemalangan bahkan penganiayaan sampai wafat. Para warga Kerajaan Allah hendaknya memiliki rasa optimism bahwa dalam pengalaman-pengalaman yang berat, Tuhan selalu hadir dan meneguhkan.


Yesus di dalam Injil pada hari ini mengumpamakan Kerajaan Allah dengan biji sesawi dan ragi. Biji sesawi itu paling kecil dari biji-biji yang lain tetapi ketika bertumbuh akan menjadi pohon yang memiliki cabang-cabang sehingga burung pun dapat bersarang di atasnya. Burung-burung menyukai biji sesawi yang berwarna hitam dan nikmat. Kerajaan Allah juga pertama-tama diterima oleh sedikit orang di dalam hati mereka. Sejalan dengan perkembangan waktu Kerajaan Allah masuk di dalam hidup setiap orang dan mengubahnya dari dalam diri orang tersebut.  Kerajaan Allah juga diumpamakan dengan ragi. Sebuah adonan dari tepung terigu yang kecil akan menjadi besar karena peran dari ragi. Ragi merelakan dirinya masuk ke dalam adonan dan dari dalam ia mengubah adonan yang tadinya kecil, mengembang menjadi besar.


Apa yang mau dikatakan oleh Yesus dari Injil bagi kita? Biji sesawi itu kecil tetapi bisa bertumbuh menjadi besar, bercabang-cabang sehingga membiarkan burung-burung bertengger, memakan bijinya bahkan bersarang di atasnya. Demikian hidup sebagai orang yang memiliki harapan kepada Tuhan. Seluruh hidup kita, baik suka mau pun duka akan memiliki arti kalau kita percayakan hanya kepada Tuhan. Kerajaan Allah juga diterima oleh sedikit orang tetapi hingga saat ini Kerajaan Allah menguasai seluruh dunia. Orang harus berjiwa optimis, selalu punya harapan! Ragi itu sedikit tetapi ketika sudah dicampur dengan adonan, ia akan kehilangan wujudnya, masuk ke dalam adonan dan membuat adonan jadi besar. Kerajaan Allah juga membuat tranformasi hati manusia untuk selalu bersatu dengan Tuhan.


Untuk itu Roh Kudus tetaplah menjadi andalan setiap orang percaya. Roh Kuduslah yang membantu transformasi bathin kita untuk menjadi layak di hadirat Tuhan. St. Paulus berkata, “Akan tetapi harta ini kami bawa dalam bejanah tanah liat untuk menyatakan bahwa kuasa yang luar biasa ini bukan kuasa kami, melainkan kuasa Allah” (2Kor 4:7). Semoga Sabda Tuhan pada hari ini membuat kita semakin tekun dalam harapan akan kemuliaan Tuhan yang dapat digenapi di dalam diri kita. Roh Kudus, datanglah dan baharuilah kami.


Doa: Tuhan, SabdaMu memberi harapan akan hidup baru kepada kami. Terima kasih Tuhan.

PJSDB 
Leave a Reply

Leave a Reply