Hari Minggu Adven I
Yes 2:1-5
Mzm 122:1-2.4-5.6-7.8-9
Rm 13:11-14a
Mat 24:37-44
Berjaga-jagalah!
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik memasuki tahun baru liturginya. Hari pertama tahun baru liturgi dirayakan bersamaan dengan Hari Minggu Adventus I. Masa adventus adalah waktu liturgi yang menunjukkan kebenaran hidup Kristiani bahwa Allah pernah mengutus PuteraNya untuk datang pertama kali dalam peristiwa Inkarnasi (Yesus dalam sejarah) dan sebuah harapan bahwa Yesus akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Lebih jelas sebagaimana didoakan dalam prefasi Adven I: “Sebab ketika dahulu datang ke dunia, Ia menghampakan Diri dan menjadi manusia lemah untuk memenuhi janjiMu dan membuka jalan keselamatan bagi kami. Dan pada akhir zaman, bila kelak Ia datang dalam kemuliaanNya, kami akan memperoleh kebahagiaan sejati yang kini kami rindukan dengan penuh harapan”.
Bacaan Injil pada awal tahun liturgi ini dimulai dari hari-hari terakhir pelayanan Yesus di dunia sebagaimana dicatat Penginjil Matius. Yesus memulai pengajaranNya dalam Injil hari ini dengan membandingkan masa sebelum air bah sampai jaman Nuh (Kej 6-8) dan akhir zaman di mana Anak Manusia datang dalam kekuasaan dan kemuliaanNya (Mat 24:37). Pada zaman sebelum air bah orang hidup seperti biasa: makan dan minum, kawin dan mengawinkan dan air bah melenyapkan mereka. Pada akhir zaman: manusia akan tetap bekerja seperti biasa maka akan ada pemisahan manusia-dengan manusia lainnya. Misalnya ada dua orang di ladang, yang satu diambil dan yang lain ditinggalkan, dua wanita di penggilingan gandum, seorang diambil dan yang lain ditinggalkan. Gambaran Yesus tentang situasi ini ditutup dengan ajakan untuk berjaga-jaga karena kita tidak tidak tahu pada hari mana Tuhan akan datang. Secara manusiawi orang sudah berjaga-jaga terhadap pencuri dan kejahatan lain, sikap berjaga-jaga juga hendaknya dimiliki setiap orang untuk menantikan kedatangan Tuhan. Orang mestinya memiliki kerinduan yang besar terhadap kedatangan Tuhan sehingga dapat berjaga-jaga dan bersiap siaga.
Yesus dengan jelas mengatakan bahwa orang akan hidup seperti biasa sambil menanti kedatanganNya. Setiap orang melakukan tugas dan tanggung jawabnya seperti biasa. Mereka yang bekerja tetaplah bekerja. Pekerjaan yang biasa dilakukan dengan luar biasa. Tuhan akan mengadili kita berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita. Kapan semuanya itu akan terjadi? Ini adalah pertanyaan banyak orang. Saat bagi kita itu sesuatu yang melampaui pengetahuan manusiawi kita. Ini sebuah misteri yang besar. Yesus dalam Injil berkata: “Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 24:36). Kita diharapkan untuk meningkatkan kualitas hidup, kualitas iman dalam menantikan kedatangan Tuhan.
St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak kita untuk bangun dari tidur iman kita. Kita harus bangun dari tidur iman karena hari keselamatan sudah dekat. Untuk lebih jelas Paulus menganalogikan dengan waktus siang dan malam. Malam sudah hampir lewat, pagi akan segera tiba. Hidup lama harus segera ditinggalkan supaya bisa melihat hari baru dengan hidup yang baru pula. Hidup lama ditandai dengan perbuatan dosa seperti: pesta pora, kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan dan iri hati. Ini dosa-dosa yang menghalangi kita untuk menanti kedatangan Tuhan. Menurut Paulus, sebaiknya kita mengenakkan senjata terang yakni hidup sopan dan layak di hadirat Tuhan. Kita harus berani mengenakan Yesus sebagai senjata terang.
Paulus menghendaki agara jemaat di Roma memfokuskan perhatian mereka kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah cayaha dunia (Yoh 9:5) dan Dia juga menghendaki agar kita juga menjadi cahaya dunia (Mat 5: 14). Hidup sebagai pengikut Kristus berarti hidup dalam cahaya Kristus. Dengan demikian orang harus berani untuk meninggalkan hidup lama sehingga dapat mengenakkan hidup baru.
Mengapa kita harus meninggalkan hidup lama yang penuh dengan kegelapan dan dosa? Tuhan melalui nabi Yesaya dalam bacaan pertama menyadarkan kita bahwa Dia sendiri yang akan menghimpun semua bangsa dalam Kerajaan Allah yang damai dan abadi. Kepada putra Amos, Tuhan mengatakan bahwa pada hari-hari terakhir gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di puncak gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Semua orang akan merasakan kedamaian sejati. Masa adventus merupakan masa di mana kita menantikan Yesus sebagai raja damai.
Selama masa adventus ini kita semua diajak untuk melakukan hal-hal praktis sebagai tanda kesiapsiagaan hidup di hadirat Tuhan. Kita semua diajak untuk melakukan perbuatan amal kasih kepada saudara yang paling hina karena dengan demikian kita melakukannya untuk Tuhan Yesus sendiri. Kita diajak untuk lebih tekun dalam doa. Kualitas hidup yang dimaksudkan Yesus di dalam Injil hari ini juga termasuk kualitas doa-doa dan pujian kepada Tuhan. Tentu saja hal terakhir yang juga penting adalah membagun sikap tobat. Bertobat bukan berarti berhenti berbuat dosa tetapi berbalik sepenuhnya kepada Tuhan. Inilah sikap berjaga-jaga, sikap bersiap siaga di dalam hidup untuk menanti kedatangan Tuhan.
Doa: Tuhan, datanglah dan tinggalah bersama saya. Amen
PJSDB