Homili 2 Desember 2013

Hari Senin, Pekan Adven I

Yes  4:2-6

Mzm 122:1-2.3-4a. 8-9

Mat 8:5-11

 

Yesus Menyelamatkan Semua Orang

P. John SDBKita berada di hari kedua masa adventus. Tuhan Yesus dari Injil membuat sebuah mukjizat yakni menyembuhkan hamba seorang perwira Romawi. Mari kita memandang dua figur penting yakni Tuhan Yesus dan perwira Romawi tanpa nama ini. Pertama, Tuhan Yesus diutus oleh Bapa, Ia datang ke dunia untuk untuk menyelamatkan umat manusia. Ia berjalan-jalan dalam lorong kehidupan manusia untuk mencari dan menyelamatkan manusia. Ia tidak memilih manusia mana yang mau diselamatkan, tetapi semua orang Ia selamatkan. Ia berkata: “Aku datang untuk menyembuhkannya” merupakan ungkapan belaskasih universal Yesus Kristus. Cinta kasihNya yang universal ini membuat semua orang menjadi satu, tidak ada lagi orang Yunani atau Yahudi, bersunat atau tidak bersunat, barbar atau skit, budak atau merdeka tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Kol 3:11).  Karena cintaNya yang universal ini maka banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.

Kedua, Perwira Romawi. Dia adalah orang asing, penjajah, kafir tetapi ia berani datang mendekati Yesus dan memohon kesembuhan bagi hambanya. Dia adalah pribadi yang baik karena tidak mementingkan dirinya, ia justru peka dengan kebutuhan orang kecil yakni hambanya yang sedang sakit. Ia juga mengenal diri sebagai pribadi yang tidak sempurna: “Tuanku, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakanlah sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh…” Ini adalah ungkapan imannya kepada Yesus dan merupakan iman yang besar dari semua orang di Israel. Karena iman sang perwira ini maka hambanya yang tidak berjumpa dengan Yesus dapat mengalami kesembuhan.

Kedua figur ini memang sangat inspiratif bagi kita semua di masa adventus ini. Selama masa adventus ini kita semua diajak untuk menyerupa Yesus yang murah hati, siap untuk menolong orang-orang yang sangat membutuhkanNya. Kita semua diajak untuk tidak berhenti mengasihi seperti Yesus sendiri. Kita juga tidak berhenti berbuat baik bagi sesama manusia. Cinta kasih kepada sesama manusia itu melampaui segala penghalang. Karena cinta kasih kita semua menjadi satu karena mengimani Allah sebagai kasih. Dalam masa adventus ini apakah kita dapat berusaha untuk sungguh-sungguh menjadi Kristus yang lain bagi sesama, yang peka dengan kehidupan mereka dan mampu mengasihi seperti Kristus mengasihi? Kita juga diajak untuk menyerupai sang perwira Romawi yang peka terhadap kebutuhan sesama. Ia mau supaya hambanya itu bahagia maka tanpa malu-malu ia datang dan mengungkapkan imannya kepada Yesus. Yesus memuji dia karena imannya melebihi orang-orang Yahudi, padahal dia orang asing.

Tuhan Yesus datang seperti Tunas baru yang akan bertumbuh, dan memberikan buah keselamatan kepada kita semua. Nabi Yesaya di dalam bacaan pertama mengatakan bahwa pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai, dan mulia dan hasil bumi akan menjadi kebanggan serta kehormatan bagi orang-orang Israel yang selamat. Semua orang yang tertinggal di Sion  dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus. Tuhan Yesus laksana Tunas yang bertumbuh dan memberikan kehidupan kepada umat manusia yang setia kepadaNya. Suka cita dan kegembiraan adalah milik orang yang menaruh segala harapan kepada Tuhan. Bersama Pemazmur kita juga dapat berdoa: “Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan!”

Doa: Tuhan Yesus, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau selalu mengunjungi kami dan memberikan keselamatan kepada kami semua. Semoga kami dapat hidup sesuai dengan kehendakMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply