Homili 3 Januari 2014

Hari Biasa Natal (JumatI)

1Yoh 2:29-3:6

Mzm: 98:1.3cd-4.5-6

Yoh 1:29-34

 

Kita ini Anak Allah

Fr. JohnSeorang pemuda datang kepada saya dan meminta untuk belajar agama. Ia berniat ingin dibaptis menjadi anggota gereja katolik. Saya mengatakan kepadanya, anda butuh satu tahun lebih untuk belajar. Dia menjawabku bahwa tidak ada masalah tentang cepat atau lambatnya menjadi umat katolik. Baginya, yang penting adalah menjadi pengikut Yesus Kristus di dalam Gereja Katolik. Dia tekun belajar agama katolik selama setahun dan pada hari pembaptisan, ia merasa terharu ketika dibaptis dan menerima komuni pertama. Dia mengakui: “Sekarang saya sudah menjadi anak Allah”.  Saya merasa bahagia dengan pengakuan imannya bahwa dia menjadi anak Allah.

Banyak orang mungkin mengatakan hal yang sama yakni dengan pembaptisan kita semua menjadi anak Allah. Kita semakin disempurnakan menjadi anak Allah karena Yesus Kristus. St. Yohanes Krisostomus mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia mengutus PutraNya menjadi manusia sehingga kita dapat menjadi anak-anak Allah BapaNya. Ini sungguh merupakan pandangan yang luhur karena menunjukkan solidaritas Allah dengan manusia.

Yohanes dalam bacaan pertama menjelaskan pemikirannya tentang kedudukan kita sebagai anak-anak Allah. Apa yang ada dalam pikiran Yohanes tentang anak Allah? Baginya, seseorang disebut anak Allah karena ia lahir dari Allah. Ia berkata: “Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga bawa setiap orang yang berbuat kebenaran lahir dari padaNya” (1Yoh 2:29). Kebenaran itu memerdekakan kita (Yoh 8:32). Kebenaran adalah Allah Bapa di dalam Yesus PuteraNya yang membebaskan kita dari segala dosa dan salah. Maka siapa yang lahir dari Allah akan mencintai Kebenaran.

Menjadi anak Allah karena lahir dari kebenaran bukanlah usaha semata-mata dari manusia. Tuhanlah yang menganugerahkan kepada umatNya. Inisiatif pertama justru berasal dari Allah. Ia memiliki kasih dan kehendak untuk menjadikan kita anak-anakNya. Karena kasih Tuhan melalui Yesus Kristus maka kita semua menjadi anak-anak Allah di dunia ini. Di sini juga terjadi perlawanan antara hidup kita di hadirat Allah sebagai anak-anak terang dan dunia yang diliputi kegelapan dosa. Ketika Kristus menampakkan diriNya maka kita akan memandang Dia dengan mata kita sendiri. Untuk itu butuh semangat pertobatan. Supaya dapat memandang Tuhan yang sebenarnya maka orang harus bertobat.

Penulis Surat Pertama Yohanes membantu kita untuk memahami tugas dan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Allah. Kita merasa dikasihi oleh Tuhan sang Kebenaran dan tugas kita adalah melanjutkan kasih Tuhan bagi sesama. Kasih Tuhan tidak harus menjadi miliki kita saja, tetapi kita wartakan kepada sesama. Yohanes Pembaptis di dalam bacaan Injil menginspirasikan kita untuk mewartakan kebenaran dan kasih Tuhan. Ketika melihat Yesus, Yohanes mengatakan kepada para muridNya: “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” Bagi Yohanes, umat Mesianis harus menyadari Yesus sebagai sang Mesias, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Anak Domba bisa berarti Hamba Allah. Yesus adalah Hamba Allah yang sudah lama diwartakan para nabi. Bagi mereka Mesias itu kedatangannya akan didahului oleh nabi Elia (Mrk 9:11). Yesus adalah Anak Domba sejati yang menggantikan Anak Domba Paskah (Mrk 14:12). Yohanes Pembaptis adalah Elia baru yang datang mendahului Yesus dan menyiapkan kedatanganNya. Para muridnya pun diarahkan kepada Yesus sang Anak Domba Allah.

Sang Anak Domba Allah juga penuh dengan Roh Kudus. Yohanes melihat Roh menyerupai burung merpati yang turun dan bersemayam bersama Yesus. Dengan penglihatannya ini maka Yohanes mengambil kesimpulan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kita kembali kepada Yohanes dalam bacaan pertama yang mengatakan bahwa karena Yesus maka kita menjadi Anak Allah. Yesus sungguh-sungguh Anak Allah yang menjadi manusia sehingga kita juga menjadi anak-anak Allah yang mulia. Apakah anda senang menjadi anak Allah? Apakah anda juga senang menjadi anak Bunda Maria? St. Petrus mengatakan: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Ia yang memelihara kamu” (1Pt 5:7).  Bersyukur karena anda dan saya adalah anak-anak Allah sekarang dan nanti akan melihat Allah sebagaimana yang sebenarnya.

Doa: Tuhan, bukalah mata kami untuk melihat Engkau. Semoga iman kami semakin dikuatkan. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply