Homili Pesta Pembaptisan Tuhan/A

Pesta Pembaptisan Tuhan
Yes. 42:1-4,6-7;
Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10;
Kis. 10:34-38;
Mat. 3:13-17

Dialah Yang Menguduskan

Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Pesta ini sekaligus menandai berakhirnya masa natal. Pakaian liturgi para imam dan para petugas liturgi akan kembali ke warna hijau yang menandai masa biasa. Ada seorang anak yang bertanya kepada seorang Romo muda, apa yang istimewa dari pesta Pembaptisan Tuhan? Apakah ada party khusus? Anak itu berpikir bahwa Bunda Maria dan St. Yosef membawa bayi Yesus untuk di baptis di sungai Yordan, dan dilanjutkan dengan pesta. Memang ada kebiasaan di daerah tertentu di mana pembaptisan itu dirayakan dengan meriah. Romo muda itu menjelaskan dengan sederhana bahwa pembaptisan merupakan saat pertama seorang anak dikuduskan oleh Tuhan. Ia mendapat pencurahan Roh Kudus yang disimbolkan oleh percikan air di atas kepalanya. Tentang Tuhan Yesus, Romo mengatakan kepada anak itu bahwa Tuhan Yesus tidak dibaptis pada saat masih bayi, Dia dibaptis ketika berumur sekitar 30 tahun. Oleh karena itu Dia sendiri datang ke Sungai Yordan untuk dibabtis oleh Yohanes Pemandi. Kadang anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi maka diharapkan agar orang dewasa menjelaskan dengan benar, menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh anak-anak.

Penginjil melaporkan bahwa Yohanes Pemandi sedang membaptis banyak orang di Sungai Yordan. Tujuan pembaptisan Yohanes adalah menyiapkan pertobatan bagi umat sehingga layak menerima Yesus sebagai Mesias. Yesus pun datang ke tempat itu, mengantri bersama banyak orang untuk dibaptis oleh Yohanes. Ketika tiba giliran Yesus, Yohanes seakan menolak untuk membaptis Yesus sebab Yohanes merasa diri tidak layak. Yohanes berkata: “Menunduk dan membuka tali sepatunya pun aku tidak layak” (Mrk 1:7) Di hadapan Yesus, Yohanes adalah sahabat mempelai yang merendahkan dirinya. Yohanes sendiri mengakui: “Dia harus semakin besar dan aku harus semakin kecil.” (Yoh 3:30). Yesus siap dibaptis untuk menggenapi seluruh rencana Allah Bapa. Yohanes sendiri mentaati seluruh kehendak Allah Bapa dan membaptis Yesus.

Setelah dibaptis, Yesus keluar dari air, langit terbuka dan ada suara yang datang dari Surga: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” Pada saat itu juga Roh Kudus dalam rupa burung merpati turun dan hinggap di kepala Yesus. Perhatikanlah di sini bahwa pesta pembaptisan Tuhan juga merupakan saat yang tepat kita mengenal dan mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Seorang Allah yang mewahyukan diriNya sebagai satu Allah, Tiga Pribadi yang berbeda. Allah Tritunggal Mahakudus yang kita sembah dan muliakan merupakan sebuah misteri yang tidak dapat diselami. Melalui Yesus Kristus kita dapat mengenal Allah Tritunggal.

Allah disapa sebagai Bapa pertama-tama karena Ia adalah Pencipta dan peduli dengan penuh kasih sayang kepada segala ciptaanNya. Yesus Kristus PuteraNya mengajarkan kita untuk memanggil BapaNya sebagai Bapa kita dan menyebutNya sebagai Bapa kita. Yesus berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14: 9). Yesus dari Nazaret adalah sang Putra, Pribadi Ilahi yang kedua yang kita sapa dalam doa: “Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Yesus adalah Anak yang dikasihi Bapa dan Bapa berkenan kepadaNya! Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus dan memiliki keilahian yang sama dengan Bapa dan Putera. St. Paulus menulis: “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah da bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16). Allah mengutus Roh PutraNya ke dalam hati kita (Gal 4:6). Oleh Roh kita juga berseru ya Abba (Rom 8:15). Melalui Roh Kudus yang kita terima saat dibaptis dan saat menerima Krisma, kita pun memanggil Allah sebagai Bapa.

Seorang umat pernah bertanya kepadaku, “Mengapa Yesus sebagai Tuhan yang kudus harus dibaptis oleh Yohanes?” Ini adalah sebuah pertanyaan yang sederhana tetapi sulit untuk dipahami dan dijelaskan. Tuhan sendiri menunjukkan solidaritasNya dengan manusia maka Ia rela menjadi manusia. Ia juga datang ke sungai Yordan untuk menguduskan air supaya semua yang dibaptis Yohanes dapat bertobat dan menjadi kudus. St. Maksimus dari Turin mengatakan bahwa Tuhan Yesus datang ke sungai Yordan bukan untuk dikuduskan melainkan untuk menguduskan air. Air itu dikuduskan supaya memberi kehidupan baru kepada banyak orang. Hal ini menjadi nyata dalam pembaptisan di mana air baptis sudah dikuduskan oleh Yesus supaya barang siapa dibaptis dapat menjadi kudus.

Yesus adalah Putera Allah yang dikasihi Bapa. Melalui nabi Yesaya Tuhan bernubuat: “Lihat, itu hambaKu yang Kupegang, orang pilihanKu yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh RohKu ke atasnya supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yes 42: 1). Ia akan menjadi utusan yang setia dan selalu berbuat baik. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan, sumbu yang nyalanya pudar tidak dimatikan. Hamba Tuhan itu sungguh-sungguh menjadi utusan yang membebaskan banyak orang.

Petrus dalam bacaan kedua menyebut Yesus sebagai Mesias. Allah sendiri mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Oleh karena itu Ia telah berkeliling dan berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis sebab Allah menyertai Dia (Kis 10:38). Bagi Petrus, Yesus menyelamatkan semua orang, bukan hanya orang Yahudi tetapi orang Yunani dan bangsa-bangsa asing. Ia menghendaki semua orang memanggil Allah sebagai Abba. Dialah yang menguduskan kita semua supaya layak menjadi anak-anak Allah.

Doa: Tuhan, Engkau rela menjadi manusia dan dibaptis supaya kami pun ikut dikuduskan. Semoga martabat sebagai anak-anakMu ini tetap kami pertahankan di dalam hidup setiap hari. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply