St. Monika: Seorang Ibu yang sabar dan tahan uji
Pada hari ini seluruh gereja Katolik merayakan peringatan St.Monika. Ia menikah ketika berusia 20 tahun dengan Patrisius. Patrisius masih kafir saat itu dan ia terkenal emosional.Pernikahan mereka mereka dikarunia tiga orang anak. Anak sulung bernama Agustinus. Monika menjalani hidup sebagai seorang ibu yang sederhana dan saleh. Ia mengalami kesulitan karena ulah dari Patrisius suaminya yang mencemohkan serta menertawakannya karena usaha keras Monika untuk mendidik Agustinus supaya menjadi pemuda yang baik. Persoalan lainnya muncul karena tabiat putranya Agustinus yang tidak keruan hidupnya. Modal bagi Monika adalah sabar dan berdoa. Ia percaya bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik bagi Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius akhirnya bertobat dan meminta untuk dibaptis sebelum meninggal dunia.
Setelah Patrisius meninggal dunia, Monika memfokuskan perhatiannya hanya kepada Agustinus. Ia sempat berbicara dengan seorang uskup dan nasihat uskup adalah: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidupa, demikian pula anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.” Monika tetap tegar dan hadir dalam hidup pribadi anaknya. Ia mengikutinya ke Roma dan Milano. Di Milano, Monika mengenal Uskup Ambrosius. Oleh teladan dan bimbingan Ambrosius maka Agustnius bertobat dan dibaptis oleh Ambrosius.
Ini merupakan saat puncak kehidupan Monika. Agustinus bersaksi saat kembali dari Milano: “Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”.
Di bagian lain dekat Ostia, Roma, Agustinus bersaksi: “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?”Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Monika meninggal dunia di Ostia, Roma.
Monika adalah ibu yang sabar dan tidak pernah putus asa. Ia adalah pribadi inspiratif bagi kita bagi para orang tua dalam menghadapi kesulitan dalam mendidik anak-anak. St. Monika, doakanlah kami. Amen
PJSDB