Uomo di Dio: Menerima Kegagalan

Menerima Kegagalan Itu Indah

P. John SDBPengalaman pernah gagal dalam hidup memang berat. Saya pernah mengunjungi seorang pemuda yang merasa gagal dalam pekerjaannya. Mula-mula ia merasa bahwa tempat kerjanya merupakan berkat dari Tuhan. Ia juga merasakan zona nyaman di tempat kerja itu dan tentu sangat membahagiakan. Namun suasana berubah ketika terjadi pergantian direksi, perampingan pekerja dan ia menjadi salah satu korban PHK. Ia sangat terpukul dan merasa sebagai pemuda yang gagal di dalam hidupnya. Ia melakukan protes kepada Tuhan dan kepada semua orang di kantor termasuk orang tuanya yang dinilainya tidak mendukung pekerjaannya. Orang tua hanya menginginkan uangnya saja. Saya mengatakan kepadanya untuk untuk melihat masa depan dengan semangat baru. Kalimat sederhana yang saya ucapkan dan mengesankannya adalah: “Anda pasti bisa!” Ia bangkit dari kegagalan dan sekarang ini menjadi orang yang sukses dalam pekerjaan yang baru.

Seorang bapa juga mengajak saya berbicara karena sedang mengalami kesulitan serius dengan usaha yakni warung yang sedang dijalankannya. Ia merasa bahwa warungnya semakin sepi dan harus mencari biaya tambahan untuk menggaji para karyawannya. Ia duduk dan merenung untuk mendapat alasan mengapa warungnya sepi pengunjung. Ia kemudian merasa bahwa ada banyak kekurangan yang mereka lakukan bersama dalam melayani pengunjung. Sejak saat itu ia membuat pertemuan dengan semua karyawan, memberi motivasi baru. Hal sederhana yang mereka harus benahi bersama misalnya, menu makan yang cocok, keramahan, kebersihan, menciptakan situasi yang menyenangkan bagi mereka dan pengunjung. Dengan membenahi hal-hal yang sederhana ini maka perlahan-lahan orang kembali ke warung itu. Usaha dengan penuh kesabaran ini mememiliki pengaruh yang besar di dalam usaha yang sedang dijalaninya.

Kedua contoh pengalaman ini mewakili seribu satu pengalaman kita setiap hari sebagai . Anda dan saya juga pernah mengalami kegagalan-kegagalan di dalam hidup. Ada yang gagal dalam bekerja, belajar, mencari pasangan hidup dan lebih ekstrim lagi gagal di dalam keluarga sebagai bapa dan ibu bagi anak-anak. Ketika mengalami kegagalan dalam hidup lalu buah dari kegagalan adalah putus asa, takut terhadap masa depan, benci dan suka mencari kesalahan-kesalahan orang sebagai tanda membenarkan diri sendiri. Saya ingat Alexander Graham Bell (1847-1922) pernah berkata: “Ini bukan berarti anda gagal, tetapi hanya belum menemukan sesuatu yang lebih bermakna” sedangkan Winston Churchiil pernah mengatakan: “Jangan, jangan, jangan mengaku kalah dalam apa pun yang anda lakukan.”

Tuhan Yesus di dalam Injil mengingatkan bagaimana orang-orang dapat berani untuk melawan kegagalan di dalam hidupnya. Ia hadir sebagai peneguh ketika kegagalan itu berhasil masuk dan melumpuhkan diri kita. Ia pernah berkata: “Tenanglah, jangan takut!” (Yoh 6: 20). Ia juga berkata: “Aku menyertai kamu hingga akhir zaman.” (Mat 28:20). Kalau kita merenungkan dengan baik dua kalimat ini maka sangat membantu kita untuk berani melawan kegagalan. Mengapa anda masih takut gagal di dalam hidup? Bukankah anda juga mengakui bahwa Tuhan itu ada dan bahwa Ia akan mengangkatmu ke atas pundakNya dan membawamu kepadaNya.

Pada hari ini kita membiarkan diri kita disapa oleh Tuhan. Kita membiarkan sabdaNya masuk dan mengubah kita dari dalam. Dengan demikian kita pun akan bisa menerima kegagalan dengan sukacita. Kita bertahan dalam segala hal yang merintangi, yang bisa membuat kita gagal dan mengambil semangat baru untuk maju. Saya teringat pada sebuah kalimat yang bagus ini: “Apabila anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, anda dapat mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan anda sekarang ini. Jika anda terus menerus mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri anda.”

Rekan-rekan Pria Katolik, jangan takut terhadap kegagalan. Bersikaplah legowo dalam menerima kegagalan hidup dan pasrahkan kepada Tuhan. Jangan pernah berjalan sendiri atau menjadi single fighter. Anda akan tetap gagal. Pikirkanlah bahwa Allah kita jauh lebih besar di bandingkan dengan kegagalan yang kita rasakan di dalam hidup.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply