Heran melihat Yesus
Di dalam Injil kita menemukan banyak orang yang heran melihat Yesus. Orang-orang pertama yang heran melihat Yesus adalah Maria dan Yusuf setelah mendengar perkataan Simeon di dalam bait Allah (Luk 2:33), Herodes heran dan terkejut mendengar berita tentang Yesus dari para Majus (Mat 2:3), para ulama di Yerusalem (Luk 2:47), orang banyak (Mat 8:27), para muridNya juga heran dan kagum atas semua yang dilakukan Yesus.
Rasa heran kepada Yesus bisa merupakan sebuah kebaikan karena merupakan wujud kekaguman sebagai orang beriman, tetapi bisa juga menjadi wujud kepura-puraan. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat misalnya, mereka heran bukan karena kagum dan mengimani Yesus tetapi merasa heran karena Yesus tidak mengikuti tradisi orang-orang yang mencuci tangan sebelum makan. Yesus menunjukkan di depan mata mereka: “tidak mencuci tangan sebelum kana.” Mereka heran karena seorang guru bijaksana seperti Yesus bisa tidak mengetahui ajaran agama Yahudi. Mereka heran karena Yesus mengubah adat kebiasaan yang saat itu dijunjung tinggi oleh seorang Yahudi. Keheranan itu berbuah kebencian.
Yesus mengoreksi mereka untuk memiliki pikiran yang positif. Hal-hal ritual dan kebiasaan-kebiasaan itu sifatnya lahiria. Hal yang terpenting menurut Yesus adalah kasih dan keadilan. Kasih kepada Tuhan dan bersifat adil terhadap sesama manusia. Kita juga haruslah memiliki rasa heran yang positif kepada Yesus. Rasa heran karena mengimani, mengasihi dan berharap kepadaNya. Dia adalah segalanya. Apakah anda juga heran dengan Yesus? Apakah anda mengasihi Yesus? Apakah anda bersikap adil terhadap sesama? Janganlah menjadi orang farisi modern, nanti dikecam Yesus!
P. John, SDB