Janganlah suka mengintai sesama
Bayangkan bahwa anda sedang memasuki sebuah ruangan yang besar. Meskipun ruangan itu kosong namun anda akan melihat ke sana kemari karena seolah-olah ada orang lain yang sedang melihatmu, melototi dengan tatapan yang tajam dan mengancam sehingga membuatmu teganggu. Suasana bathinmu tidak nyaman di tempat itu sampai anda bertemu dengan orang yang tepat, yang membuatmu tenang. Bayangkan pengalamanmu ketika mengintai seseorang yang mencurigakan atau yang tidak anda sukai. Anda akan mencari kesempatan untuk melihat apa yang ia lakukan, dengan siapa dan pengaruhnya apa terhadapmu dan terhadap orang lain. Begitulah suasana hidup kita setiap hari, kita mengintai sesama dan sesama mengintai diri kita.
Kalau anda merasakan selalu mengintai sesama maka bertobatlah karena anda harus mengasihi. Ketika mengintai sesama, kita menunjukkan rasa benci dan iri hati. Ini sikap yang tidak kristiani. Ini adalah sikap orang Farisi modern yang bertindak tidak adil terhadap sesama dan tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama.
Ketika anda mengalami diintai orang lain karena anda melayani dan berbuat baik maka jangan takut. Anda juga berhadapan dengan orang suka bertanya macam-macam, mencurigaimu dan tindakan lain yang amat memojokkanmu. Semua ini sudah dialami sendiri oleh Tuhan Yesus. Penginjil Lukas bersaksi: “Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.” (Luk 11: 53-54).
Kita harus berubah dari “sikap selalu mengintai sesama” menjadi orang yang terbuka dan menerima sesama apa adanya. Lebih baik diintai karena kita berbuat baik dari pada mengintai dan berbuat jahat di dalam hati!
PJSDB