Homili 27 November 2014

Hari Kamis, Pekan Biasa XXXIV
Why 18:1-2.21-23;19:1-3.9a
Mzm 100:2,3,4,5
Luk 21:20-28

Penyelamatanmu sudah dekat

Fr. JohnTuhan Yesus melanjutkan diskursusNya tentang akhir zaman. Kali ini fokus perhatianNya adalah tentang keruntuhan kota Yerusalem dan kedatangan Anak Manusia dengan segala kemuliaanNya. Kita semua pasti mengingat saat sebelum memasuki kota Yerusalem, Yesus duduk dan menangisi kota Yerusalem. Ketika sudah berada di dalam Bait Suci, Ia juga masih menegur para pengikutNya untuk tidak terpesona pada keindahan bangunan Bait Suci dan aneka persembahan karena suatu saat semuanya juga akan hancur.

Di atas Bukit Zaitun, Tuhan Yesus menangisi kota Yerusalem (Dominus Flevit) dan menubuatkan tentang kehancuran kota damai dalam Sabda berikut ini: “Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.” (Luk 19:43-44). Sekali lagi Bait Allah akan diruntuhkan maka percumalah mengagumi bangunan fisik dan berbagai barang persembahan (Luk 21:5-6).

Kali ini Yesus mengulangi lagi nubuatNya tentang Yerusalem. Bagi Yesus, kalau Yerusalem dikepung oleh para tentara maka hal ini menjadi tanda keruntuhannya. Hal ini terjadi pada tahun 70M. Orang-orang di Yerusalem akan melarikan diri ke pegunungan, orang-orang di kota mengungsi, orang-orang dari dusun dilarang masuk ke kota. Situasi chaos dan menakutkan juga akan dialami sendiri oleh manusia: ibu-ibu yang hamil dan menyusui akan mengalami kesulitan tertentu. Ada kesesakan untuk seluruh negeri, murka atas bangsa. Mereka akan tewas oleh mata pedang, menjadi budak. Yerusalem akan diinjak-injak bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ini adalah tanda-tanda zaman

Tuhan Yesus juga menggambarkan kedatangan Anak Manusia. Yesus mengatakan bahwa akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang dan deru laut di bumi sangat menakutkan. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan karena situasi chaos ini. Pada saat seperti ini orang akan melihat Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya di atas awan dan penuh dengan kuasa. Semua situasi yang menakutkan, tanda-tanda zaman ini merupakan awal yang bagus. Tuhan berkata: “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Luk 21:28).

Bacaan Injil hari ini membantu kita untuk mengerti bahwa keselamatan itu adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Sebuah anugerah yang membutuhkan pengorbanan diri yang besar. Tuhan Yesus bisa menebus manusia dari dosa dan salahnya melalui Paskahnya. Dalam hal ini, Tuhan Yesus menderita, ditolak oleh para tua-tua, dan dibunuh tetapi pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian. Jadi Tuhan Yesus menebus kita dengan penderitaanNya. St.Petrus pernah berkata: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1Ptr 18-19).

Tuhan Yesus juga menangisi siapa saja yang tidak memiliki niat untuk bertobat. Berkali-kali Ia juga bersabda dan meminta kita semua untuk bertobat dan kembali kepadaNya. Namun hati kita masih tertutup. Hati kita lebih dikuasai oleh sikap egoisme dan mengandalkan diri sendiri. Banyak orang belum menyadari diri sebagai orang berdosa. Semua perbuatan dosa dianggap biasa-biasa saja. Kesadaran untuk bertobat diawali dari pengalaman bahwa Allah mengasihi manusia apa adanya. Allah tidak memperhitungkan dosa tetapi memperhatikan iman umatNya.

Yohanes dalam penglihatannya, melihat bahwa kota Babel hancur. Alasan kehancurannya adalah bahwa “Kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci.” (Why 18:2). Babel sendiri akan dibuang ke laut. Tidak akan ada lagi penghiburan, tak ada cahaya yang meneranginya. Pada saat itulah Tuhan akan membaharui segala sesuatu. Ada suara agung berbunyi: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita dan berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” (Why 19:1.9).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk belajar menderita dalam menghadirkan KerajaanMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply