Sore Menjelang Hari Raya Natal 2014
Yes 62:1-5
Mzm 89: 4-5.16-17.27.29
Kis 13:16-17.22-25
Mat 1:1-25
Kehadiran Yesus dalam Keluarga
Banyak di antara kita mengenal Charles Dickens. Ia pernah berkata: “Aku menghormati Natal dan menyimpannya di dalam hatiku serta berpegang teguh padanya sepanjang tahun.” Kata-kata Dickens ini mengingatkan kita bahwa Natal itu bukan hanya sekedar sebuah acara rutin tahunan tetapi suatu kesempatan untuk merenung dan merasakan kasih Tuhan sepanjang tahun.Kita harus percaya bahwa Yesus juga lahir di dalam hidup kita masing-masing dan hendaknya Ia juga berkembang menjadi dewasa di dalam hidup kita. Yesus hadir di dalam keluarga manusia, menguatkan masing-masing pribadi untuk saling mengasihi satu sama lain.
Setelah melewati persiapan untuk merayakan Natal dalam masa adven, kita semua diarahkan untuk berjumpa dengan Kristus, Terang dunia. Dia adalah Anak Allah, Sabda yang menjelma menjadi manusia dan diam di antara kita. Tuhan punya rencana yang istimewa untuk menyelamatkan manusia dengan cara menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Yesus lahir dalam keluarga manusia dan dengan demikian menguduskan semua keluarga manusia. Keluarga-keluarga yang masih berada di dalam kegelapan mendapat terang dari Tuhan.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar nubuat Tuhan melalui nabi Yesaya. Tuhan menunjukkan insiatifnya yang besar untuk menyelamatkan manusia. Umat Israel sedang merasakan sebuah tragedi besar yakni hancurnya kota Yerusalem. Dampaknya adalah kepercayaan kepada Tuhan juga menurun drastis. Ini menjadi kesempatan yang bagus bagi Yesaya untuk memaklumkan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umatNya menderita. Mereka yang menerima tawaran keselamatan dari Allah akan merasakan sukacita yang besar dalam Tuhan.
Tuhan berfirman: “Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.” (Yes 62:1). Tuhan berjanji untuk tidak tinggal tenang. Ia akan menyelamatkan umat yang mendiami kota ini dan menganugerahkan damai sejahteraNya kepada mereka. Dengan demikian Yerusalem juga akan berubah secara radikal. Ia akan menjadi mahkota keagungan Tuhan dan sorban kerajaan di tangan Allah. Tuhan mengambil sikap positif ini untuk menyadarkan umat untuk tetap percaya kepadaNya.
Banyak kali kita juga hidup alam kesedihan di dalamm keluarga masing-masing. Banyak persoalan yang dihadapi orang tua, dan anak-anak di dalam keluarga masing-masing. Hal terpenting yang ditonjolkan Yesaya adalah keterbukaan masing-masing pribadi untuk mengandalkan Tuhan. Ia terbukti tidak meninggalkan Yerusalem seorang diri. Dia juga tidak akan meninggalkan anda dan saya asal kita sungguh percaya kepadaNya.
Di dalam bacaan kedua, kita mendengar kesaksian iman santo Paulus. Ia menceritakan sejarah keselamatan yang sebenarnya sudah diketahui oleh orang-orang pada zamannya. Namun Ia kembali berbicara kepada mereka untuk menyadarkan mereka supaya bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus. Tuhan sendiri hadir di tengah-tengah mereka untuk menyelamatkan. Tokoh-tokoh penting seperti Raja Daud sampai Yohanes Pembaptis ditampilkan Paulus supaya menguatkan mereka semua.
Di dalam bacaan Injil, kita mendengar silsilah Yesus Kristus anak Daud dan anak Abraham. Melalui silisilah Yesus ini kita mendapat gambaran bahwa Tuhan sungguh mengasihi manusia dan karena itu Ia merelakan diriNya untuk menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Melalui silsilah juga kita semakin sadar bahwa keselamatan itu sifatnya universal. Artinya, semua orang dipanggil kepada keselamatan.
Melalui kisah Injil, kita juga mendapat gambaran bahwa Tuhan Yesus juga lahir di dalam keluarga manusia. Ada banyak orang baik dan orang tidak baik. Orang-orang baik dipanggil untuk melayani Tuhan dan sesama dengan sukacita. Orang-orang jahat dipanggil untuk bertobat supaya layak menyambut keatangan Tuhan. Di dalam keluarga masing-masing, Yesus lahir dan menyelamatkan semua anggota keluarga.
PJSDB