Food For Thought 4 Mei 2015: Iman dan Pembaptisan

Iman dan Pembaptisan dalam Hidup Bunda Maria

cuore immacolatoPermenungan kita pada hari ini adalah tentang iman dan pembaptisan dalam kehidupan pribadi Bunda Maria. Sebelumnya kita perlu memahami makna iman dalam padangan Gereja Katolik? Paus Emeritus Benediktus XVI mengajarkan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Benediktus XVI, Spe salvi, 7). Sebelumnya, teolog Jerman, Karl Rahner mengatakan bahwa iman berarti menempatkan diri dengan hal yang tidak bisa dimengerti atas Tuhan untuk seumur hidup.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) memberikan tujuh ciri khas dari iman: (1). Iman adalah suatu rahmat yang cuma-cuma yang kita terima saat kita dengan sungguh-sungguh memohonkannya. (2). Iman merupakan kekuatan adikodrati yang mutlak diperlukan jika kita ingin mencapai keselamatan. (3). Iman menuntut kehendak bebas dan pemahaman yang jelas dari seseorang ketika menerima undangan Ilahi. (4). Iman merupakan kepastian yang mutlak karena Yesus menjaminnya. (5). Iman tidaklah sempurna kecuali jika mengarah kepada cinta kasih yang aktif. (6). Iman bertumbuh ketika kita semakin cermat mendengarkan Sabda Tuhan dan memasuki hubungan yang khusyuk dengan Dia dalam doa. (7). Iman memberi kesempatan untuk mencicipi kegembiraan surgawi (KGK, 153-165. 179-180.183-184).

Selanjutnya, apa makna sakramen Pembaptisan? Sakramen pembaptisan merupakan salah satu sakramen inisiasi. Kita tahu bahwa sakramen inisiasi adalah sakramen baptis, krisma dan ekaristi. Sakramen pembaptisan merupakan dasar dan prasyarat supaya bisa menerima sakramen yang lainnya. Melalui sakramen Pembaptisan, kita bersatu dengan Yesus Kristus, menyaturagakan kita dalam wafat-Nya di kayu salib sehingga membebaskan kita dari kuasa dosa dan membuat kita bangkit dengan Dia dan hidup tanpa akhir. Baptis merupakan perjanjian dengan Allah, karena itu kita dituntut untuk patuh kepada Allah. Kita setia kepada-Nya karena Ia lebih dahulu setia kepada kita, meskipun kita adalah orang berdosa.

Apa hubungan iman dan pembaptisan dengan figur Bunda Maria? Bagi saya, ada dua hal penting di sini:

Pertama, Maria adalah seorang wanita kudus yang beriman kepada Tuhan Allah. Iman Bunda Maria merupakan warisan yang sangat berharga dari ayah dan ibunya yakni St. Yoakim dan St. Ana. Apa saja yang diwariskan kepadanya? Tentu saja Torah, semua doa dan penyembahan kepada Yahve. Ia bertumbuh sebagai seorang wanita suci beragama Yahudi. Karena iman dan kasihnya maka ia layak mendapat panggilan dari Tuhan untuk menjadi ibu Yesus, Penebus kita. Ketika menerima kabar sukacita dari malaikat Gabriel, ia sebenarnya ragu-ragu sehinga reaksinya adalah ia bertanya kepada malaikat perihal panggilannya ini. Malaikat Gabriel menjelaskan dengan singkat dan jelas tentang masa depannya. Karena imannya maka ia percaya kepada Tuhan dan rencana keselamatan-Nya bagi semua orang. Karena iman maka ia mendampingi Yesus Puteranya dari awal sampai akhir hidup-Nya. Karena iman maka ia merelakan dirinya sebagai mempelai Roh Kudus.

Kita ingat sebuah episode di dalam Injil di mana Elizabeth, ibu Yohanes Pembaptis berkata kepada Maria: “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk 1:45). Perkataan Elizabeth ini menjadi sempurna dalam diri Bunda Maria.

Kedua, Pembaptisan. Bunda Maria tidak mengalami pembaptisan seperti kita saat ini. Dia seorang Yahudi. Di dalam Kitab Suci, tidak ditemukan kisah tentang Pembaptisan Bunda Maria. Ia hanya dipersembahkan kepada Tuhan oleh ayah dan ibunya. Secara liturgis kita merayakannya setiap tanggal 21 November. Namun karena imannya kepada Tuhan dan kesediaannya menjadi mempelai Roh Kudus maka boleh dikatakan bahwa Maria juga dibaptis dalam Roh Kudus. Ia menjadi mempelai Roh Kudus dalam peristiwa Inkarnasi. Dia menyimpan semua perkara di dalam hatinya, terutama ketika mulai mengandung dan merasa bahwa bayi Yesus bergerak di dalam rahimnya yang kudus. Dia juga menanti kedatangan Roh Kudus di hari raya Pentekosta bersama para rasul Yesus, Putranya.

Meskipun Maria tidak dibaptis dengan air tetapi kemungkinan ia juga menyaksikan Putra-Nya Yesus Kristus dibaptis di Sungai Yordan. Ketika itu terdengarlah suara dari langit: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat 3:17; Mrk 1:11; Luk 3:22). Allah Bapa di surga mengakui Yesus Putera-Nya yang lahir dari rahim Bunda Maria. Pengakuan Allah Bapa ini ikut menyempurnakan kehidupan Bunda Maria.

Mari kita memandang Bunda Maria dan belajar dari kehidupan pribadinya. Dia adalah seorang wanita kudus yang beriman kepada Tuhan. Ia mengasihi Tuhan, patuh dan taat kepada-Nya. Hatinya juga selalu terarah kepada Tuhan sambil mengakui dirinya sebagai hamba Tuhan. Kita semua menerima sakramen pembaptisan sebagai pintu masuk untuk bersatu dengan Kristus. Pembaptisan bagi kita merupakan peristiwa iman yang juga menjadi saat pertama kita dikuduskan. Pembaptisan menandakan bahwa kita mengimani Yesus Kristus Putera Bunda Maria. Dia sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.

Doa: Bunda Maria bantulah kami untuk bertumbuh dalam iman dan memiliki rasa syukur atas sakramen pembaptisan yang sudah kami terima. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply