Uomo di Dio: Stres diatasi dengan STRESS

Ketika Stres Menguasaimu

P. John SDBAda beberapa anak sekolah lanjutan yang mengirim pesan singkat kepadaku. Isi pesan singkat itu sama yakni memohon doa dan berkat supaya bisa sukses dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. Ada yang menambahkan, “supaya saya jangan stres” dalam mengerjakan soal-soal. Saya menjawab pesan-pesan itu: “Tuhan tidak pernah menghendaki stres untukmu tetapi anda sendiri yang membuat dirimu demikian. Jangan takut, karena Tuhan menyertaimu.” Ada juga seorang pemuda yang datang ke pastoran untuk meminta didoakan. Ia kelihatan gelisa setelah berdoa di dalam kapel dan di depan patung Bunda Maria. Ia bisa berada di dalam situasi seperti ini karena tuntutan profesionalisme di dalam pekerjaannya. Ada seorang sahabat lain yang irama kehidupan dan pekerjaannya terasa monoton. Ia lalu berkesimpulan bahwa uang yang banyak bukanlah segalanya dalam hidup ini. Bekerja dengan gaji yang tinggi tetapi irama kehidupannya monoton bisa menimbulkann stres besar. Semakin berkembangnya zaman, setiap pribadi juga mengalami aneka perubahan. Stres dan stressor menjadi dua kata yang indah bagi pribadi-pribadi tertentu yang mengalami keadaan demikian.

Dengan contoh-contoh sederhana di atas, kelihatan jelas bahwa stres merupakan bagian dari kehidupan setiap orang, terutama dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan hidupnya. Apa sebenarnya makna stress? Dr. Hans Selye, dikenal sebagai Bapak Peneliti stres membuat definisi sederhana tentang stres sebagai respons nonspesifik tubuh terhadap segala hal yang berhubungan dengannya. Dengan kata lain, stres adalah upaya yang dilakukan pikiran dan tubuh kita untuk menyesuaikan diri dengan respons yang melibatkan sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem kekebalan dan banyak organ tubuh lainnya. Kalau ada stres pasti ada stressornya. Stressor merupakan situasi dan keadaan berubah yang kita hadapi, yang menggerakan respons adaptasi stres dalam tubuh. Misalnya, masalah padamnya listrik mendadak disaat sedang mengedit naskah bisa mengganggu konsentrasi dan berdampak stres. Kemacetan lalu lintas juga bisa menjadi stressor.

Dr. Hans Selye mengatakan bahwa ada tiga bentuk stres yang bisa dialami oleh setiap orang:

Pertama, Eustress (+). Eustress adalah bahan penting yang bisa memotivasi kita untuk melakukan suatu pekerjaan lebih baik lagi. Eustress ini merupakan stres yang positif karena bisa menjadi energi bagi kita untuk lebih fokus lagi dalam pekerjaan. Eustress bisa dialami oleh seorang yang sedang siap untuk kompetisi musik misalnya. Dengan eustress, ia justru semakin kreatif dan produktif.

Kedua, Distress (-). Distress merupakan respons stress yang destruktif. Respons kita terhadap situasi pekerjaan sudah di luar kendali atau pengaruh kehidupan kita. Ketakutan atau ancaman tertentu bisa membuat denyut nadi bertambah dan kita bisa melawan situasi itu atau kabur meninggalkannya.

Ketiga, Hyperstress (–). Hyperstress merupakan situasi distress yang terus menerus sehingga berdampak negatif terhadap relasi antar pribadi, kesehatan bahkan kinerja kerja. Ada kelelahan, sakit lambung, serangan jantung dan gangguan psikologis lainnya.

Ketiga bentuk stres ini selalu dialami oleh setiap orang dengan tingkatan yang berbeda-beda. Anak-anak dan remaja usia sekolah lanjutan barusan melewatinya dalam ujian akhir. Mungkin salah satu atau dua bentuk stres ini mereka alami secara langsung. Orang-orang dewasa yang masih produktif atau non produktif pun bisa mengalami lebih dari satu bentuk stres ini.

Nah, apakah pengalaman stres ini harus dibiarkan berlalu begitu saja atau perlu penanganan yang serius? Ada orang yang menerima stres dan pasrah saja tetapi ada juga orang yang berusaha untuk menanganinya secara serius. Alasannya adalah kalau stres tidak ditangani dengan baik pasti bisa mengganggu diri pribadi maupun dalam hubungannya dengan relasi terhadap sesama dan pekerjaan. Stres yang positif memang harus dinikmati karena memotivasi hidup tetapi stres yang negatif haruslah diolah dengan baik demi kebaikan diri kita.

Dale Carnegie, dalam bukunya Overcoming Worry and Stress mengatakan bahwa Stres bisa dihindari kalau orang pandai menerapkan salah satu atau lebih dari penghindar Stres yaitu STRESS. Apa yang dimaksudkan dengan STRESS? STRESS merupakan singkatan dari Self-discipline (disiplin diri), Tender loving care (Kasih penuh kelembutan hati), Relaxation (relaksasi), Exercise (berolahraga), Sense of humor (rasa humor), Seek help from others (mencari bantuan dari sesama).

Self-discipline (disiplin diri). Kita tidak bisa membohongi diri kita bahwa kita tidak berada dalam keadaan stres. Secara fisik, warna suara, raut wajah, tatapan mata bisa menunjukkan bahwa kita sedang mengalami stres. Untuk itu kita perlu menerima diri kita apa adanya dan mencoba membuat disiplin diri dari diri sendiri. Misalnya dengan belajar berdoa, bermeditasi, yoga.

Tender loving care (kasih penuh kelembutan hati). Stres itu langsung berhubungan dengan diri pribadi kita. Oleh karena itu sebaiknya kita menerima diri dan merawat diri dengan baik. Ketika orang bisa menjaga kesehatan tubuhnya, merawatnya dengan baik maka ia bisa luput dari stres. Misalnya orang yang mengalami obesitas. Ketika dia menyayangi dirinya, ia akan melakukan diet, mengatur pola makannya dengan baik. Intinya adalah orang itu menerima diri dan merawat atau menyayangi tubuhnya.

Relaxation (relaksasi). Ini merupakan terapi langsung yang paling efektif. Ketika mengalami tekanan dalam pekerjaan, sebaiknya kita meninggalkan tempat yang menimbulkan stress dan mencari kesegaran diri di tempat yang berbeda. Misalnya berjalan keluar ruangan sebentar sambil melihat pemandangan, mengenang masa lalu yang indah, mengubah kecepatan atau ritme kerja sementara.

Exercise (berolahraga). Untuk mengurangi stress bisa kita lakukan dengan gerakan tubuh yang tidak mengganggu orang lain. Latihan pernapasan, menaiki sepeda stationer selama beberapa menit. Dale Carnegie mengatakan bahwa apabila anda menyimpan kecemasan, cara terbaik untuk menghilangkannya adalah dengan berjalan kaki. Hilangkan stress anda dengan berjalan kaki. Stres anda akan pergi.

Sense of humor (rasa humor). Ketika mengalami stres, coba ambil waktu sebentar. Ingatlah pengalaman masa lalumu yang membuatmu bisa tertawa terbahak-bahak. Ada orang tertentu yang menyimpan gambar-gambar lucu dan ketika melihatnya lagi, ia langsung tertawa. Stresnya bisa hilang.

Seek help from others (mencari bantuan dari sesama). Ketika mengalami stress, kita tidak bisa mengatasinya sendiri. Kita butuh sesama untuk memberikan bantuan, entah melalui kata-kata, sebuah senyuman, sebuah pelukan hangat atau dengan menelpon sesorang yang bisa mengeluarkanmu dari stres. Ingat, anda butuh orang lain untuk bertumbuh.

Nah, lihatlah bahwa stres pribadi kita bisa diatasi dengan STRESS. Ambilah satu atau dua elemen ini dan percayalah anda bisa keluar dari stres yang membelenggu hidupmu.

Apa kata sang Maestro Pria Katolik tentang stres? Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi stres. Ia justru menasihati kita untuk bijaksana dalam menghadapi perjalanan hidup ini. Ia berkata: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidupmu itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Bapa di surga tahu bahwa kamu memerlukan semua itu.” (Mat 6:25.32). Yesus juga mengatakan: “Tenanglah, Aku ini, jangan takut!” (Yoh 6:20). St. Paulus berulangkali berkata: “Bersukacitalah senantasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Flp 4:4; 1Ts 5:16). St. Petrus berkata: “Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus.” (1Ptr 4:13).

Rekan-rekan Pria Katolik, kita butuh Tuhan untuk melepaskan kita dari stres dan stressor yang lewat di dalam kehidupan kita. Berharaplah kepada Tuhan senantiasa.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply