Hari Selasa, Pekan Biasa IX
Tob. 2:9-14
Mzm. 112:1-2,7bc-8,9
Mrk. 12:13-17.
Sadarilah Hak dan Kewajibanmu!
Saya pernah mendengar keluhan dari dua orang wajib pajak. Mereka masing-masing memiliki NPWP tetapi berniat untuk tidak mau membayar pajak lagi. Alasannya adalah pajak yang mereka bayar itu banyak kali disalahgunakan oleh oknum petugas pajak untuk kepentingan pribadinya. Oknum petugas pajak tidak malu-malu melakukan penggelapan pajak. Tetapi saya mengingatkan mereka dengan perkataan John F. Kennedy: “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!” Mereka tertawa dan berjanji untuk setia membayar pajak. Mereka juga berkata bahwa kalau toh pajaknya digelapkan oknum perpajakan, itu urusannya dengan Tuhan dalam pengadilan terakhir.
Pada hari ini kita mendengar perikop Injil tentang kewajiban membayar pajak kepada Kaisar. Dikisahkan bahwa ada orang-orang Farisi dan Herodian datang kepada Yesus untuk menjeratnya dengan pertanyaan apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak boleh membayarnya. Namun sebelumnya mereka basa-basi dahulu dengan berkata kepada Yesus: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” (Mrk 12:14). Lihatlah perilaku kaum Farisi dan Herodian. Mereka mengagungkan Yesus tetapi hanya dengan mulut saja tidak dengan sepenuh hati. Perilaku orang Farisi dan Herodian masih ada di antara kita dan sangat berbahaya. Misalnya, ada orang yang di hadapan kita memuji tetapi di belakang sebenarnya hatinya sangat membenci.
Tuhan Yesus mengetahui kemunafikan mereka sehingga Ia meminta mereka untuk menunjukkan coin bernilai satu dinar. Pada coin itu terdapat gambar dan tulisan Kaisar. Maka Yesus dengan tegas mengatakan “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (Mrk 12:17). Orang-orang Farisi ini merasa heran dengan jawaban yang bijaksana dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak tergoda dengan pujian kaum Farisi dan Herodian. Ia justru sangat bijaksana mengarahkan mereka untuk menyadari diri sebagai warga negara di dunia dan orientasi mereka sebagai warga negara surgawi. Kewarganegaraan ganda inilah yang harus diperjuangkan sampai tuntas.
Bagiku, perikop Injil ini sangat inspiratif bagi kita semua. Ada beberapa nilai penting yang mau disampaikan sebagai pedoman hidup kita:
Pertama, Kita semua diingatkan untuk menjauhkan diri dari sikap munafik seperti orang-orang Farisi dan Herodian. Mereka memuji-muji Yesus dengan perkataan-perkataan palsu padahal hati mereka sebenarnya tidak tulus. Dalam membangun relasi dan komunikasi dengan sesama haruslah bersikap tulus, jujur dan sedapat mungkin menghindari sikap munafik. Sikap munafik hanya menghalangi kita dalam membangun relasi atau persekutuan dengan sesama.
Kedua, Kita semua diingatkan untuk menyadari hak dan kewajiban setiap hari. Banyak kali orang cenderung menuntut hak-haknya tetapi lupa melakukan kewajibannya. Misalnya, di dunia kerja orang harus bekerja delapan jam, di luar dari delapan jam kerja dihitung sebagai lembur. Tetapi ada orang tertentu: datang lambat ke tempat kerja, pulang lebih cepat dengan seribu satu alasan untuk membenarkan diri. Selama jam kerja selalu menggunakan gadget untuk berkomunikasi lewat media sosial. Nah, dimanakah tugas dan tanggung jawabmu? Anda bisa menuntut hak tetapi supaya adil, lakukanlah kewajibanmu dengan baik.
Ketiga, pada hari ini jati diri kita dipertegas oleh Tuhan Yesus. Di hadapan negara, kita adalah warganya. Maka kita melakukan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang jujur dan baik. Gambar Kaisar menunjukkan kepatuhan kita sebagai warga negara kepada pemimpin negara. Pemimpin negara itu adalah utusan Tuhan. Penulis surat kepada umat ibrani menulis: “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu.” (Ibr 13:17). Oleh karena itu berikanlah kepada Kaisar yang menjadi haknya. Di hadapan Tuhan, kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya sendiri (Kej 1:26-27). Maka kita juga dipanggil untuk melakukan hak dan kewajiban kita sebagai anak-anak Tuhan, warga surgawi di masa mendatang. Kita memuji dan memuliakan-Nya. Kita melakukan perintah-perintah Tuhan dengan sepenuh hati. Kita juga menunjukkan cinta kasih kepada-Nya dengan sepenuh hati.
Nah ketiga hal ini kiranya membantu kita semua untuk menyadari hak dan kewajiban kita sebagai warga masyarakat luas dan juga sebagai umat Allah. Kita adalah warga masyarakat di dunia, kita juga akan menjadi warga masyarakat surga. Oleh karena itu kita diingatkan oleh Tuhan Yesus untuk menyadari dan melakukan hak dan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh karena itulah kewajibanmu sehingga anda juga akan menerima hakmu. Jangan menjadi orang yang suka makan gaji buta. Orang seperti itu malas bekerja tetapi suka menuntut upahnya.
PJSDB