Apakah pasutri juga berdoa bersama?
Saudari dan saudara, setiap kali memberkati rumah tinggal, saya selalu memperhatikan bagaimana keluarga menghadirkan Tuhan sebagai kepala atas rumah tangga mereka. Biasanya keluarga selalu menyiapkan ruangan khusus sebagai ruang doa. Ada Alkitab besar, patung-patung dan Rosario. Keluarga selalu berkumpul bersama untuk berdoa. Cinta kasih pun dirasakan di dalam keluarga tersebut. Saya juga pernah berbicara dengan sepasang suami dan istri. Mereka memiliki masalah yang serius sebagai pasangan hidup. Setelah mendengar pembicaraan mereka, saya mengajak pasutri ini ke kapel komunitas untuk berdoa bersama. Doa bersama saya akhiri dengan memberkati mereka. Setelah peristiwa itu, pasutri ini menata kembali relasi mereka dengan doa. Doa menjadi landasan yang kuat bagi cinta kasih pasutri ini. Tuhan hadir, membagi kasih-Nya dan mereka juga saling mengasihi sampai tuntas.
Apakah pasutri pernah berdoa? Mari kita belajar dari pasutri Tobia dan Sara. Sebelum mereka bersama sebagai suami dan istri, Sara mengajak Tobia untuk berdoa: “Terpujilah Engkau, ya Allah nenek moyang kami, dan terpujilah namaMu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau dan juga segenap ciptaanMu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu serta penopang; dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkaulah bersabda pula: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Bukan karena nafsu birahi sekarang kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati yang benar. Sudilah kiranya mengasihani aku ini dan dia dan membuat kamu menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka: “Amin! Amin!” (Tob 8: 5-8). Sekali lagi saya bertanya: “Apakah Pasutri berdoa?”
Jangan malas berdoa yah.
PJSDB