Apakah Romo juga curhat sama Tuhan Yesus?
Pada malam hari ini saya mendapat beberapa pesan singkat yang menantang saya untuk semakin setia dalam menghayati panggilan saya sebagai gembala umat. Salah seorang mengatakan bahwa pesan Tuhan melalui nabi Yeremia untuk para gembala sangat keras. Tuhan bersabda, “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” (Yer 23:1). Tuhan bahkan mengancam akan menghukum dan mengangkat orang lain sebagai gembala.
Ada seorang lagi yang bertanya kepadaku: “Romo, apakah anda juga curhat sama Tuhan Yesus?” Pertanyaan ini mengingatkan saya ketika masih bertugas di pulau Sumba. Pada waktu itu saya pernah merasa kesal dalam melayani Tuhan. Pada suatu hari Minggu saya merayakan Ekaristi di sebuah stasi yang cukup jauh. Ketika tiba di sana, saya melihat kapel stasi hanya dipenuhi anak-anak sekolah Minggu tanpa orang tua. Mereka yang menerima komuni kudus hanya tiga orang dewasa. Saya kembali ke rumah dengan bersungut-sungut dan mulai menghitung pengurbanan saya. Seorang rekan imam yang masih muda berkata: “Untuk itulah kita ditahbiskan”. Perkataan ini mengubah hidup dan pelayananku.
Apakah para romo curhat juga sama Tuhan Yesus? Romo bisa curhat dalam doa-doa pribadi dan komunitas, mendoakan brevir hariannya dengan setia, meditasi harian, hidup devosional. Ini merupakan kesempatan emas untuk curhat meriah dengan Tuhan. Sebelum tidur, Romo memeriksa bathin, apakah sepanjang hari setia melayani Tuhan?
Para murid Yesus, setelah diutus oleh Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah, mereka juga berkesempatan untuk saling curhat satu sama lain. Penginjil Markus bersaksi bahwa para rasul kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan (Mrk 6:30). Tuhan setia mendengar, mengarahkan mereka untuk beristirahat. Terima kasih Tuhan, Engkau setia mendengar curhatku.
PJSDB