Ekaristi itu harus berbuah!
Permenungan kita pada akhir hari Minggu ini berjudul “Ekaristi itu harus berbuah”. Kalimat ini saya ambil dari nasihat pastor pembimbingku di Yerusalem, lima belas tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa seorang imam yang merayakan Ekaristi bersama Tuhan Yesus Kristus akan menghasilkan banyak buah. Imam yang tidak merayakan Ekaristi bersama Kristus tidak akan menghasilkan buah apapun. Saya selalu mengingat pesan-pesan ini terutama ketika sedang menyiapkan ekaristi bersama umat atau ekaristi pribadi.
Pada hari ini saya mengingat kembali pesan itu. Pikiran saya tertuju pada Tuhan Yesus yang menyatakan diri-Nya sebagai Roti hidup. Ia memberikan diri-Nya sebagai Roti, santapan yang memberi hidup kepada banyak orang. Ia memberikan darah-Nya yang tertumpah di kayu salib untuk menyelamatkan dunia. Yesus memberi segalanya untuk manusia. Nah, Ekaristi adalah kesempatan untuk mengenang kurban Kristus sebagai Roti hidup. Ia merelakan diri dalam rupa Roti yang diambil, dipecah-pecah dan dibagi-bagi kepada semua orang. Apakah kita juga bisa berbagi seperti Kristus?
Apa yang harus kita lakukan supaya Ekaristi bisa berbuah? Jawabannya adalah: kita harus berubah menjadi lebih baik dari saat ke saat! St. Paulus mengatakan bahwa segala kejahatan berupa kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah harus dibuang (Ef 4:31). Kita menggantinya dengan keramahan, kasih mesra, saling mengampuni sebagaimana Allah sudah melakukannya kepada kita (Ef 4:32). Kita harus hidup dalam kasih karena Kristus sendiri sudah mengasihi kita.
PJSDB