Homili Peringatan St. Monika – 2015

Peringatan St.Monika
1Tes. 3:7-13
Mzm. 90:3-4,12-13,14,17
Luk. 7:11-17

Doa ibu mengubah segala sesuatu!

Fr. JohnAda seorang pemuda menceritakan pengalaman pertobatannya. Ia pernah merasakan saat-saat di mana hidupnya begitu jauh dari Tuhan dan merasa bahwa pintu surga sudah tertutup baginya. Ia mengaku pernah menjadi misdinar di Gereja ketika masih remaja, namun ketika memasuki masa kuliah, ia tidak aktif lagi. Sejak saat itu juga frekuensi kehadirannya di gereja perlahan-lahan berkurang hingga ia sendiri lupa kapan ada hari Minggu untuk ke Gereja. Ibunya sendiri gelisah dan kelihatan sudah kehabisan kata-kata untuk mengingatkannya supaya kembali ke Gereja. Hal yang mengubah hidupnya adalah ia tahu bahwa ibunya selalu mendoakannya. Ketika membuang sampah, ia menemukan tulisan tangan ibunya yakni sebuah doa singkat yang isinya supaya anaknya bisa kembali ke jalan yang benar. Ia menduga bahwa lembaran doa itu sudah didoakan ibunya bertahun-tahun sehingga kertasnya saja sudah kumal dan mungkin sudah ada doa yang baru baginya. Sejak saat itu ia menjadi sadar. Ia sudah melupakan Tuhan, tetapi Tuhan sendiri tidak pernah melupakannya. Semua ini bisa dipahaminya karena kasih ibunya yang tak pernah berakhir.

Saya mendengar kisah yang menakjubkan dan membayangkan bahwa ibunya adalah seorang kudus dan saya juga yakin bahwa doa ibu telah mengubah segala sesuatu. Kita memperingati seorang ibu yang kudus, St. Monika. Kisah hidupnya tidak terlepas dari kehidupan pribadi putranya St. Agustinus. Ketika Agustinus masih hidup dalam kegelapan dosa, ibunya memiliki semangat rela berkorban dengan tekun berdoa dan berbuat baik. Doa-doa dipanjatkan dengan satu harapan supaya Agustinus bisa bertobat dan bersatu dengan Tuhan. Pengorbanan Monika berlangsung dalam waktu yang lama. Ia juga mengalami kesulitan karena selalu mendapat sindiran dari Patrisius suaminya. Bertahun-tahun ia berdoa dan Tuhan sungguh-sungguh mendengarkannya. Doa Monika mengubah seluruh hidup Agustinus dan Patrisius .

Di dalam bacaan Injil, kita juga berjumpa dengan seorang ibu yang menangis sedih di Nain, karena putra tunggalnya meninggal dunia. Tuhan Yesus sangat peduli dengan ibu itu karena kalau saja anaknya meninggal dunia maka ibu itu juga mengalami kesulitan dalam mencari nafkah. Mendengar tangisan ibu itu, Yesus merasa iba. Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan maka ia menghentikan rombongan itu. Ia menegur semua orang untuk berhenti menangis. Ia mendekati usungan jenasah itu, menyentuhnya dan berteriak dengan suara nyaring: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk 7:14). Anak itu pun bangun dan mulai berkata-kata dan Yesus menyerahkan pemuda itu kepada ibunya. Tentu saja ibunya merasa bahagia. Doanya melalui suara tangisan mengubah segala sesuatu. Doanya mengubah tangisan menjadi sukacita. Hanya di dalam Tuhan tangisan berubah menjadi sukacita.

Reaksi dari orang kebanyakan saat itu adalah perasaan takjub kepada Tuhan. Mereka memuliakan Allah dengan berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” (Luk 7:16). Nama Yesus pun semakin di kenal di mana-mana. Orang mati pun dibangkitkan. Kuasa doa memang luar biasa. Semuanya ini karena belas kasih dari Tuhan dan iman dari pihak manusia. Kita pun bisa merasakan kuasa kasih Tuhan kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya.

St. Paulus dalam bacaan pertama mengakui bahwa dalam suasana sulit sekali pun, ia tetap merasa bahagia, terhibur karena melihat iman jemaat. Ia menunjukkan tanda-tanda sebagai seorang pemimpin:

Pertama, ia tidak pernah merasa kecil hati karena pengalaman penderitaan dan kemalangan yang dialaminya. Ia tetap merasa bahagia karena melihat sesamanya bahagia.

Kedua, ia bersyukur kepada Tuhan dan berdoa bagi jemaat. Harapannya adalah supaya jemaat sungguh-sungguh bertumbuh dalam iman.

Ketiga, ia menaruh harapannya kepada jemaat supaya Tuhan menjadikan mereka bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti ia mengasihi mereka. Tuhan juga boleh menguduskan mereka.

Sabda Tuhan pada hari ini mengundang kita untuk percaya pada semua rencana Tuhan melalui sesama manusia. Tuhan juga bekerja di dalam diri sesama kita, orang tua dan saudara-saudara yang mendoakan kita. Doa memiliki kekuatan untuk mengubah segala sesuatu di dalam diri kita. Kita bisa mendoakan dan mengubah hidup sesama yang lain.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply