The Power of Love
Banyak di antara kita pasti mengenal lagu “The Power of Love”. Lagu ini ditulis dan direkam pertama kali oleh Jennifer Rush pada tahun 1984. Lagu ini kemudian menjadi lebih populer lagi ketika dinyanyikan oleh Celine Dion (1994) dan menjadi sangat terkenal di beberapa negara di Eropa, Canada, Australia dan Selandia Baru. Para artis lain yang ikut mempopulerkannya adalah Laura Branignan, Helena Fischer dan Air Suply. Dari lirik lagunya, saya tertarik pada dua kalimat yang bagiku sangat inspiratif: “Your voice is warm and tender, a love that I could not forsake” (Suaramu hangat dan lembut, sebuah kasih yang tak bisa kuabaikan). Saya membayangkan bukan kasih manusiawi melainkan kasih ilahi. Suara Tuhan lembut bagi setiap orang berdosa untuk kembali kepada-Nya. Kasih Tuhan itu kekal bagi setiap orang.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Tuhan Yesus dengan “The Power of Love”-Nya. Kuasa kasih Tuhan Yesus terhadap manusia itu sifatnya universal. Bacaan Injil hari ini menghadirkan dua sosok yang berhadapan dengan Yesus, sumber kasih. Sosok pertama adalah Simon orang Farisi. Dia memang orang Farisi yang berbeda karena bisa mengundang Yesus untuk makan bersama di rumahnya. Sayang sekali karena Simon bersifat legalistis. Ia merasa diri bijaksana dan lebih kudus dari pada orang lain. Ia mudah berprasangka buruk terhadap sesama termasuk Yesus. Ia lupa diri bahwa dia juga orang berdosa yang membutuhkan Yesus. Sosok kedua adalah wanita pendosa. Wanita tanpa nama ini mencari Yesus untuk memperoleh pengampunan yang berlimpah. Ia menyesali dosanya dan berani memohon pengampunan sebagai anugerah hidup baru kepada Yesus. Kedua sosok ini sama-sama membutuhkan kasih dan pengampunan Tuhan Yesus.
Apakah ada sosok ketiga yang membutuhkan kasih dan pengampunan Yesus? Ya, anda dan saya adalah sosok ketiga yang membutuhkan kasih dan pengampunan berlimpah dari Yesus! Kita membutuhkan Yesus di dalam hidup kita! Kasih-Nya memiliki kuasa yang menyelamatkan.
PJSDB