Hidup Sepadan dengan Panggilan!
Tuhan memiliki kehendak untuk memanggil pribadi-pribadi sesuai selera-Nya. Orang-orang yang merasakan panggilan dan pilihan Tuhan merasa heran dan bertanya kepada Tuhan “mengapa” dirinya, bukan orang lain. Matius si pemungut cukai merasa heran dengan panggilan Tuhan: “Ikutlah Aku”. Ia dipanggil ketika sedang bekerja sebagai pemungut cukai. Ia melepaskan pekerjaan, meninggalkan rekan-rekannya dan pergi mengikuti Yesus. Ia tidak membawa apa pun, kecuali dirinya bagi Tuhan. Matius tidak dipanggil di dalam Sinagoga tetapi di depan meja cukai. Ia mengikuti Yesus dan merasa sepadan dengan panggilannya.
St. Paulus menasihati jemaat di Efesus: “Aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” (Ef 4:1). Ia berharap supaya setiap orang yang dipanggil sebagai pengikut Kristus harus sepadan atau cocok dengan Kristus sendiri yang mereka imani. Paulus juga mau mengatakan kepada kita saat ini yang mengakui diri sebagai orang Kristen supaya hidup kita sepadan dengan Kristus yang kita imani dan ikuti. Bagi Paulus, orang Kristen itu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Orang Kristen saling mengasihi dan membantu. Persekutuan dan persaudaraan adalah ciri khas para pengikut Kristus.
Mari kita memeriksa batin: Apakah hidup kita setiap hari sudah sepadan dengan panggilan kita masing-masing atau jauh dari harapan? Saya sebagai imam ditahbiskan untuk mengasihi Tuhan dengan hati yang tidak terbagi, melayani Tuhan dan sesama sampai tuntas di dalam gereja-Nya. Para orang tua sadar bahwa berkeluarga, sebagai suami dan istri bukanlah profesi melainkan panggilan. Apakah anda sudah sepadan dalam panggilanmu sebagai orang tua? Para pendidik apakah anda sudah sepadan dengan panggilanmu? Andai saja semuanya sepadan dengan panggilannya, kita akan menjadi pribadi yang bahagia dan dunia hunian kita menjadi indah.
PJSDB