Terima kasih ayah dan ibu!
Pagi ini saya memeriksa buku panduan untuk perayaan sakramen pernikahan sepasang suami dan istri. Dalam ritus tambahan, ada sungkeman pasutri baru kepada orang tua mereka, sambil diiringi lagu berjudul “Doa seorang anak”. Lagu karya Julia Pardede ini dipopulerkan oleh Ruth Simanjuntak beberapa tahun yang lalu. Saya tertarik pada irik lagunya ini: “Trimakasih ayah dan ibu, kasih sayangmu padaku. Pengorbananmu meneteskan peluh ‘ntuk kebahagiaku. Tuhan lindungi ayah ibuku, dalam doaku berseru. Tetes air mata yg kau tabur dituai bahagia.Tak dapat kubalas cintamu ayahku.Tak’kan kulupakan nasehatmu ibu. Hormati orang tuamu agar lanjut umurmu di bumi.” Biasanya ada tangisan karena terharu dan syukur akan kasih sayang orang tua.
Ayah dan ibu adalah pribadi-pribadi yang istimewa bagi setiap anak dalam keluarga. Anak-anak tidak akan memilih seorang pria menjadi ayah dan wanita menjadi ibunya. Tuhanlah yang memberikan anak-anak, orang tua dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. Ayah dan ibu melahirkan, membesarkan dan mendidik anak-anak secara jasmani dan rohani. Anak-anak menghormati orang tua dengan mendoakan dan melayani mereka. Orang tua selalu istimewa!
Dalam bacaan Injil, kita berjumpa dengan seorang wanita yang menyatakan kekagumannya pada Bunda Maria yang telah melahirkan dan membesarkan Yesus. Wanita itu kagum karena hidup dan kepribadian Yesus luar biasa. Ia berkata: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” (Luk 11:27). Bunda Maria berbahagia karena melahirkan, membesarkan dan menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada Anak Allah. Yesus memperluas relasi bersama-Nya dengan mengatakan: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk 11:28). Bunda Maria adalah orang nomor satu yang sudah mendengar dan memelihara Sabda (Logos), yang sudah berinkarnasi dalam diri Yesus.
Kita semua membentuk FAMILY; Father And Mother I Love You!
PJSDB