Hari Sabtu, Pekan Biasa XXIX
Rm. 8:1-11
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 13:1-9
Selalu ada kesempatan untuk bertobat
Ada seorang sahabat yang sedang bergumul untuk mewujudkan pertobatan pribadinya. Mulanya ia berpikir bahwa proses pertobatan dirinya itu akan mudah. Ia berprinsip bahwa dengan mengakui dosa dan salah di hadapan pastor, maka semua dosa dan aneka persoalan hidupnya akan selesai. Ternyata tidaklah semudah apa yang dipikirkannya. Ketika ia mulai belajar untuk bertobat, ia justru mengalami kesulitan yang luar biasa. Ia nyaris menyerah karena hatinya tetap diikat kuat oleh rencana dan keinginan pribadinya terutama kebiasaan dosa yang selalu menguasainya. Ia merasa bahwa keinginan daging selalu menguasai seluruh hidupnya. Ada niat baik untuk bertobat tetapi semuanya seperti sia-sia saja. Pada suatu ketika dia diajak untuk mengikuti rekoleksi. Di dalam acara rekoleksi itu, ada acara ibadat tobat dan pengakuan dosa. Pembimbing rekoleksi mengingatkan mereka bahwa Tuhan Allah itu maharahim. Ia panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Ia selalu memberi kesempatan kepada setiap orang untuk bertobat.
Setiap orang memiliki pengalaman iman yang indah. Tuhan menyapa mereka setelah Ia sendiri memberi kesempatan kepada mereka untuk mengalami pertobatan. St. Paulus pernah mengalami kerahiman Tuhan. Dia adalah Saulus yang kejam. Tuhan menyapanya dalam perjalanan ke Damaskus, memanggil dengan namanya sendiri, sehingga ia bisa bertobat. Tuhanlah yang bekerja dalam diri Paulus dan berhasil mengubah seluruh hidupnya. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus melukiskan sebagian pengalaman hidupnya. Ia pernah merasakan kedagingan dan kuasa Roh Kudus. Ia berkata: “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.” (Rm 8:5-6).
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menghadirkan wajah Allah yang begitu sabar dalam memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Ia mengambil contoh kejadian yang terjadi pada masa itu, dengan harapan supaya para murid-Nya bisa bertobat dan kembali kepada Tuhan. Yesus mendengar musibah yang menimpa orang-orang Galilea, di mana darah mereka dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Nasib mereka itu bukan karena mereka banyak dosa. Yesus mengingatkan mereka agar bertobat supaya jangan mengalami musibah seperti mereka.
Yesus juga mengambil contoh yang lain tentang kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam. Yesus mengingatkan para murid supaya mereka jangan berpikir bahwa kedelapan belas orang itu memiliki dosa tertentu melebih orang-orang di Yerusalem. Ia sekali lagi mengajak mereka untuk bertobat supaya tidak mengalami hal yang pahit seperti kedelapan belas orang itu. Tuhan Yesus itu baik. Ia mengajak para murid untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Bertobat berarti berbalik kepada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya.
Tuhan Yesus juga mengisahkan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara yang tidak berbuah mengecewakan pemilik kebun anggur. Ia meminta pengurus kebun anggur untuk menebang pohon ara itu. Namun pengurus kebun itu meminta waktu kepada pemilik kebun anggur untuk memberi kesempatan kepadanya untuk bertumbuh setahun lagi. Ia sendiri akan mencangkul dan memberi pupuk kepada pohon itu dan harapannya adalah supaya bisa berbuah. Kalau tidak bisa memberikan buah maka pohon itu akan ditebang. Namun demikian, saya percaya bahwa pengurus kebun itu akan terus meminta supaya pemilik kebun anggur itu tidak murka dan memintanya untuk menebang pohon ara itu.
Tuhan senantiasa menunjukkan kesabaran-Nya kepada manusia. St. Paulus melanjutkan pengajarannya tentang hidup sebagai orang merdeka di hadirat Tuhan. Baginya, orang ada di dalam Kristus tidak akan mendapat penghukuman. Ia tidak mati lagi karena dosa tetapi kasih karunia di dalam Yesus menyelamatkannya. Roh Kudus menganugerahkan kemerdekaan dan melepaskan manusia dari maut. Tuhan memiliki cara tersendiri untuk melepaskan manusia dari dosa dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (Rm 8:3-4).
Keinginan daging dan Roh menguasai hidup manusia. Bagi Paulus, keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Maka mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Paulus juga berkata: “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” (Rm.8:9). Kita perlu sadar diri, apakah kita hidup dalam daging atau hidup dalam Roh. Apakah kita sudah berusaha untuk mengatasi kedagingan kita dengan mengutamakan Roh Kudus di dalam hidup kita. Dialah Roh yang membangkitkan Yesus Kristus. Kita perlu patuh pada Roh Kudus.
Paulus akhirnya menasihati jemaat di Roma supaya tetap teguh di dalam Kristus. Ia berkata: “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Rm. 8:10-11).
Tuhan Allah digambarkan begitu sabar dengan manusia yang berdosa. Manusia laksana pohon ara tanpa buah, manusia tanpa kebijaksanaan, kebajikan-kebajikan di dalam hidupnya. Hal yang ada di dalam dirinya adalah dosa. Tetapi Tuhan menunjukkan kebaikan-Nya dengan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Tuhan juga melakukan hal yang sama kepada anda dan saya meskipun banyak kali jatuh dan bangun karena kedagingan kita. Roh Kudus harus lebih kuat di dalam diri kita. Allah Roh Kudus, ubahlah hidupku menjadi baru sesuai kehendak-Mu.
PJSDB