Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus
St. Paulus menceritakan pengalaman penderitaannya. Ia sangat menderita dan bersedih hati. Lukisan Penderitaannya ada dalam kutipan ini: “Apakah mereka pelayan Kristus? -aku berkata seperti orang gila–aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.” (2Kor 11:23-26).
Paulus memang sangat menderita, namun ia tetap tabah karena cintanya kepada Kristus dan orang-orang Yahudi. Ia berkata: “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.” (Rm (9:3-4).
Paulus mau mempertegas ajaran Yesus tentang pengampunan berlimpah. inilah perkataan Yesus: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Mat 5:44-45).
Lalu bagaimana dengan kita?
PJSDB