Hari Kamis, Pekan Biasa XXXIV
Dan. 6:12-28
MT Dan. 3:68,69,70,71,72,73,74
Luk. 21:20-28
Penyelamatanmu sudah dekat!
“Kita harus pandai membaca tanda-tanda zaman”. Ini adalah sebuah wejangan yang diberikan oleh seorang Pastor ketika melakukan kunjungan umat di sebuah lingkungan parokinya. Lingkungan itu sempat mendapat perhatian khusus baik dari Gereja, dalam hal ini Paroki, maupun pemerintah setempat karena sering mendapat bencana banjir dan tanah longsor. Tentu saja Pastor Paroki mengingatkan umatnya untuk selalu siap di setiap musim terutama musim hujan supaya tidak menjadi korban banjir dan tanah longsor. Label langganan banjir dan tanah longsor bisa dihapus karena kesiapan umat dan masyarakat setempat. Banyak kali orang mudah menjadi pelupa. Semakin banyak mereka mendapat wejangan, semakin mereka juga lupa atas isi wejangan itu.
Tuhan selalu memberikan wejangan-wejangan bermakna di dalam Kitab Suci. Misalnya wejangan untuk pandai membaca tanda-tanda zaman. Tuhan Yesus pernah mengakui kemampuan manusia untuk membaca rupa bumi dan langit. Ia berkata: “Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari ini akan panas terik dan hal itu memang terjadi.” (Luk 12:55). Namun demikian manusia juga memiliki satu kelemahan yakni belum mampu menilai zaman (Luk 12:56). Sebab itu, manusia diingatkan untuk meminta kebijaksanaan Tuhan supaya bisa mampu membaca tanda-tanda zaman. Artinya tanda-tanda di alam semesta yang berhubungan dengan aktivitas manusia sebagai pribadi atau kelompok, aktivitas alam semesta yang berhubungan dengan keselamatan manusia dan kehidupan kekal.
Tuhan Yesus dalam Injil juga selalu memberi kesempatan kepada manusia untuk pandai membaca tanda-tanda zaman. Tanda-tanda zaman itu berhubungan dengan kesiapannya untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus dalam kemuliaan-Nya. Tanda-tanda zaman itu juga berhubungan dengan kesiapan manusia untuk merasakan kehidupan kekal bersama-Nya.
Apa sajakah yang bisa menjadi tanda-tanda zaman sehingga membuat manusia lebih siap untuk menanti kedatangan Tuhan? Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini memberikan contoh-contoh nyata, bagaimana manusia lebih siap untuk menanti hari kedatangan-Nya:
Pertama, Yesus bernubuat tentang kehancuran kota Yerusalem. Mengapa Yerusalem dinubuatkan akan hancur? Karena mereka masa bodoh dan menolak Yesus dan Injil-Nya. Yesus sendiri pernah mengeluh, merasa sedih terhadap Yerusalem sebagai kota damai tetapi penghuninya belum merasakan damai sejati dari Tuhan (Luk 19:44). Hati mereka masih tertutup kepada Tuhan, padahal Tuhan sedang melawati mereka sebagai umat-Nya. Itulah sebabnya, Yesus terang-terangan menubuatkan kehancuran Yerusalem, dan menjadi nyata pada tahun 70 M. Ketika itu, tentara-tentara Romawi mengepung dan menghancurkan kota Yerusalem. Sejarahwan Yosephus Flavio mengatakan lebih dari sejuta orang tewas karena serbuan tentara Romawi.
Berkaitan dengan itu, Yesus menubuatkan bahwa orang-orang Yudea harus melarikan dirinya ke pegunungan, orang-orang di dalam kota mengungsi, dan mereka yang berada di kampung-kampung dilarang masuk ke kota karena merupakan masa pembalasan dan semuanya akan digenapi (Luk 21: 21-22). Sebenarnya para nabi sudah bernubuat tentang hari Tuhan dengan situasi yang menakutkan manusia sehingga membuatnya lebih siap hatinya untuk menantikan hari istimewa itu (Yes 13:9-13; Yl 2:1-2; Am 5: 18-20; Zef 1:14-18).
Kedua, Penderitaan dan kemalangan adalah bagian hidup manusia. Mereka yang digambarkan dalam Injil adalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusukan bayi karena akan ada kesesakan yang dahsyat dan mereka juga akan tewas oleh mata pedang, mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa. Kota Yerusalem akan diinjak-injak oleh orang-orang kafir (Luk 21:23-24). Penderitaan dan kemalangan adalah bagian dari hidup kita. Tidak ada seorang pun yang luput dari penderitaan dan kemalangan.
Ketiga, fenomena alam yang menakutkan manusia. Misalnya: ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang. Manusia di bumi takut menghadapi deru dan gelora laut (Luk 21:25). Kuasa-kuasa langit akan goncang sehingga menakutkan hingga mematikan manusia. Fenomena alam menjadi awal dari semuanya, namun yang tahun hanya Bapa sendiri (Mat 24:36; Mrk 13:32).
Pada akhirnya, Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan bahwa tanda-tanda zaman ini merupakan tanda-tanda awal yang bisa membuka hati manusia supaya merasakan keselamatan abadi. Manusia yang selama ini menutup hatinya kepada Tuhan akan bangkit dan mengangkat mukanya, memandang Anak Manusia yang datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Membaca pesan Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini memang menakutkan kita semua, meskipun tanda-tanda zaman ini sudah sedang terjadi di dunia ini. Ada peperangan, invasi militer yang menghancurkan rumah warga sipil dan tak berdosa, penderitaan dan kemalangan, bencana alam dan wabah penyakit. Semuanya ini haruslah disadari sebagai tanda-tanda untuk menyiapkan kita menanti kedatangan Tuhan dengan segala kemuliaan-Nya. Tanda-tanda itu menegaskan bahwa kita lebih dari pemenang dan siap untuk memperoleh keselamatan.
PJSDB