Revolusi Mental ala Yesus
Saya pernah berjumpa dengan seorang pemuda. Ia menceritakan pengalaman kerja dan pelayanannya kepada rekan-rekan pemuda yang lain. Ia mengakui bahwa hidup ini adalah sebuah pilihan. Maka setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMK jurusan perkayuan, ia memilih untuk berwiraswasta. Ia lalu kembali ke kampungnya dan mulai membuka bengkel pembuatan meubel bagi masyarakat setempat. Mulanya banyak orang meragukan kemampuannya, namun ia berusaha dan menggandeng beberapa pemuda di kampung itu. Lama kelamaan bengkelnya makin berkembang sehingga bisa membuka cabang-cabang baru di luar kampung halamannya. Produk-produk meubelnya pun semakin banyak dan bervariasi, kualitasnya bagus dan harganya terjangkau sehingga banyak diminati oleh masyarakat setempat. Di samping mengembangkan bengkel-bengkel, ia juga menggunakan kesempatan untuk melayani gereja dengan berkatekese kepada para tukang kayu dibengkelnya itu. Pengalamannya tinggal bersama di asrama yang dikelola oleh sebuah tarekat turut membantunya untuk membawa para pemuda di kampungnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal sederhana yang mereka lakukan setiap hari adalah memulai dan mengakhiri kegiatan di bengkel dengan doa bersama.
Saya mendengar sharing pengalaman pemuda ini, dan merasa bangga karena ternyata masih ada pemuda berhati emas yang menjadi rasul bagi orang-orang muda yang lain. Dia telah membawa para pemuda sekampungnya untuk berjumpa dengan Yesus melalui pekerjaan sebagai tukang kayu, sebuah pekerjaan yang pernah dilakukan oleh St. Yusuf dan Yesus sendiri. Dia telah menunjukkan bahwa untuk membawa sesama kepada Yesus, ia harus menuntun, mendukung dan mengerti dengan baik kehidupan mereka. Dengan demikian akan mudah bagi dia untuk mempertemukan mereka dengan Tuhan. Ini benar-benar sebuah strategi bagus dalam ber-evangelisasi.
Pada hari ini kita merayakan peringatan St. Andreas. Penginjil Yohanes bersaksi bahwa Andreas adalah salah seorang pemuda yang berjumpa dengan Yesus di seberang sungai Yordan dan bercakap-cakap dengan-Nya. Perjumpaan dengan Yesus mengubah seluruh hidupnya sehingga ia pun pergi dan memanggil saudaranya Simon. Ia berkata: “Kami telah menemukan Mesias”. Ia lalu membawa Simon kepada Yesus (Yoh 1:41-42). Yesus melihat di dalam diri Andreas dan Simon potensi besar untuk menjadi rekan-rekan kerja-Nya. Maka ketika Yesus melakukan perjalanan berikutnya menyusur danau Galilea, Ia memanggil kedua bersaudara yang sedang bekerja sebagai nelayan untuk mengikuti-Nya. Andreas dan Simon segera mengikuti Yesus. Mereka berani meninggalkan semua pekerjaan dan keluarganya karena Yesus. Hal yang sama juga dilakukan Yesus bagi Yakobus dann Yohanes. Ia memanggil mereka dan mereka segera mengikuti Yesus. Sekarang skala prioritas mereka terfokus pada Yesus.
Yesus tidak hanya memanggil para murid pertama untuk mengikuti-Nya. Ia juga langsung memberi tugas mulia bagi mereka supaya mengikuti-Nya dan Ia akan menjadikan mereka seagai penjala manusia. Ini merupakan sebuah transformasi dalam hidup para rasul, sebuah revolusi mental ala Yesus. Para murid perdana saat itu sudah terbiasa menjala ikan, kini Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya dari dekat dan Ia juga mau menjadikan mereka sebagai penjala manusia.
Apa artinya Penjala Manusia? Mungkin ada orang tertentu yang membayangkannya secara harafiah, bagaimana para rasul memegang jala untuk menjala manusia yang lewat di dalam kehidupannya. Dengan kata lain, ada orang berpikir bahwa Penjala Manusia berarti mencari pengikuti sebanyak mungkin dengan propaganda yang muluk-muluk. Pemahaman seperti ini memang amat keliru dan mengecewakan orang yang motivasinya belum jelas dalam mengikuti Yesus. Mengapa? Karena mengikuti Yesus berarti masuk dalam Sekolah Penderitaan. Ia sendiri berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16:24). Apakah orang yang mendapat informasi yang keliru atau propaganda yang muluk tentang hidup kristiani bisa bertahan?
Menjadi “penjala manusia” bahasa Yunaninya: ἀνθρώπους ἔσῃ ζωγρῶν (anthropous (ese) zogron) dalam Injil Lukas 5:10. Potongan kalimat ἀνθρώπους ἔσῃ ζωγρῶν ini berarti orang yang menangkap manusia supaya membawanya kepada kehidupan. Maka menjadi penjala manusia itu mengandaikan sebuah tugas dan tanggung jawab yang besar dari seorang murid untuk membawa sesamanya kepada Kristus. Apa yang harus dilakukan seorang murid sebagai penjala manusia? Ia harus memberi dukungan dalam segala hal, memberi petunjuk yang sifatnya menuntun saudaranya, memelihara iman mereka, memberikan peneguhan dan kekuatan supaya orang bisa mandiri. Maka tugas penjala manusia bukan hanya sekedar membuat orang tahu membuat tanda salib dan mendoakan Bapa kami dan Salam Maria, tetapi mereka juga dibantu untuk sejahtera dalam hidupnya. Apalah artinya melayani Tuhan dengan perut kosong? Orang tidak akan melayani dengan baik.
Rekan-rekan Pria Katolik. Anda juga hari ini dipanggil untuk ikut menjala manusia. Jadilah penjala yang setia di rumah dan di tempat anda bekerja supaya sesamamu mengenal Yesus dan sejahtera lahir dan batin. Kamu pasti bisa!
Doa: Tuhan, semoga sepanjang hari ini saya bisa melayani-Mu dengan baik, membawa sesama saya untuk mengikuti-Mu dari dekat. St. Andreas, doakanlah kami. Amen.
P. John Laba, SDB