Tidak cukup menjadi orang katolik!
Saya merenungkan bacaan Injil hari ini, di mana dikisahkan bahwa Tuhan Yesus berbicara dengan orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Ini berarti ada satu kelompok khusus, orang-orang tertentu yang tidak menolak Yesus, tetapi menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pembicaraan mereka adalah seputar jati diri Yesus dan bagaimana orang-orang Yahudi yang percaya ini sungguh-sungguh mengimani-Nya.
Pada waktu itu Yesus berkata: “Jikalau kamu tetap dalam Firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh 8:31-32). Perkataan Yesus ini sangat jelas dan mereka semua pasti mengerti. Seorang murid yang baik akan berpegang teguh dan setia kepada Sabda. Yesus sendiri adalah Sabda hidup maka orang yang mengikuti-Nya harus tinggal di dalam-Nya dan Yesus di dalam dia. Yesus sebagai Sabda merupakan kebenaran sejati yang mampu memerdekakan setiap pribadi. Merdeka berarti bebas dari dosa dan kematian. Orang yang tetap hidup dalam dosa akan menjadi hamba dosa dan kematian adalah jaminannya. Orang yang hidup dalam Tuhan akan merasakan kehidupan kekal.
Sikap yang ditonjolkan oleh kaum Yahudi adalah merasa diri superior dibandingkan dengan orang lain. Mereka bangga dan menganggap diri berbeda dengan orang lain: sebagai keturunan Abraham, tidak dilahirkan dari zinah dan Allah adalah bapa mereka yang satu dan sama. Maka mereka lupa dan mengabaikan Yesus sebagai Anak Allah.
Sikap ini masih ada di dalam Gereja Katolik. Ada orang yang suka menunjukkan kesombongan rohani. Misalnya, ketika sudah aktif di dalam sebuah gerakan atau persekutuan, orang itu mudah jatuh ke dalam kesombongan rohani. Ia merasa lebih dari orang lain dan kadang ia bukan hanya mengatur Gereja tetapi bisa mengatur Tuhan. Menjadi orang katolik saja tidak cukup. Kita harus menjadi pengikut Kristus yang terbaik dan berkualitas.
PJSDB