Food For Thought: Guru Kehidupan

Misionaris Sejati adalah Guru Kehidupan

P. John SDBSaya terdorong untuk menjadi seorang imam yang baik di hadapan Tuhan dan sesama karena teladan para misionaris. Saya mengingat cerita-cerita orang tuaku tentang para misionaris SVD, dengan karakter yang kuat untuk melayani. Saya ikut mengalami kasih dan kebaikan para misionaris SVD. Misalnya, P. Nico Strawn, SVD, masih menghuni rumah jompo SVD di Waikomo, Lembata. Beliau adalah pribadi yang luar biasa, membaptisku, memberi komuni pertama hingga melihatku sebagai seorang imam. Saya mengenang almahrum P. Arnold Dupont, SVD. Beliau memberikan rekomendasi bagiku untuk memasuki Kongregasi Salesian Don Bosco, sekitar 27 tahun silam.

Ketika memasuki kongregasi Salesian Don Bosco, saya berjumpa dengan para konfrater misionaris dari Eropa. Ada yang sudah meninggal dunia, ada yang kembali ke Eropa dan ada yang masih hidup. Mereka membentukku secara manusiawi, rohani dan Salesian dengan cara masing-masing. Saya bersyukur kepada Tuhan karena para misionaris sebagai guru kehidupanku.

Pada akhir hari ini, saya merenungkan seorang guru kehidupan dalam Kitab Suci. Dialah St. Paulus. Ia tidak lalai mewartakan Kerajaan Allah. Ia pernah berkata: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunya alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika tidak memberitakan Injil” (1Kor 9:16). Ia memiliki komitmen untuk membawa semua orang kepada Kristus bukan kepada dirinya. Hal ini diungkapkannya kepada para penatua di Efesus: “Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada Firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi orang yang telah dikuduskan-Nya” (Kis 20:32).

Paulus adalah guru kehidupan kita. Kita semua dapat menjadi misionaris, guru kehidupan! Terima kasih St. Paulus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply