Homili Pesta St. Maria Magdalena – 2016

Pesta St. Maria Magdalena
Kid 3:1-41
Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9
Yoh 20:1.11-18

Merindukan Kerahiman Allah

imagePada hari ini kita merayakan Pesta St. Maria Magdalena. Perayaan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apa yang berbeda? Perlu diketahui bahwa pada tanggal 3 Juni 2016 yang lalu, Paus Fransiskus menaikan tingkat perayaan St. Maria Magdalena yang selama ini kita rayakan sebagai peringatan St. Maria Magdalena sebagai seorang wanita kudus menjadi sebuah Pesta. Jadi bukan lagi Peringatan Wajib melainkan Pesta. Dekrit yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata-Upacara Sakramen di Vatikan menegaskan tentang peran penting figur Maria Magdalena dalam mewartakan Kebangkitan Yesus Kristus. Kita semua tahu bahwa dia adalah saksi pertama dari kebangkitan Yesus Kristus (Mat 28:1-10). Boleh dikatakan bahwa Dia adalah misionaris sejati, Pewarta Injil tentang kebangkitan kepada para rasul laki-laki, selanjutnya Injil dapat diwartakan ke seluruh dunia.

Yesus Kristus Tuhan kita mengasihi Maria. Ia tidak melihat masa lalu Maria yang pernah dikuasai oleh tujuh roh jahat dan mendapat penyembuhan total dari Tuhan Yesus Kristus. Sebagai jawaban Maria Magdalena adalah mengasihi Tuhan Yesus secara total, memiliki kerinduan yang besar untuk bersatu dengan Yesus Kristus. Berkaitan dengan ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa St. Maria Magdalena adalah sebuah teladan Evangelisasi sejati dan otentik. Ia adalah pewarta injil yang mewartakan pesan utama dari Paskah Kristus, sumber keselamatan kita. Dia menjadi wanita kudus, yang menginspirasikan kita untuk memahami sebuah kerinduan tentang kerahiman Allah.

Siapakah sosok Maria Magdalena? Di dalam tradisi Gereja, Maria Magdalena dikenal sebagai Maria Magdala (Luk 8:2). Nama ini berkaitan dengan tempat asal Maria Magdalena. Ia sering dihubungkan dengan wanita berdosa yang meminyaki kaki Yesus dan membasuhnya dengan air matanya (Luk 7:36-50). Ada juga yang menyamakan Maria Magdalena dengan saudari dari Marta dan Lazarus di Betania (Luk 10:38-42; Yoh 11:1-46; 12:1-6). Maria Magdalena adalah sosok seorang murid perempuan yang setia mengikuti Yesus karena merasakan kasih dan kerahiman-Nya. Tuhan Yesus tidak melihat masa lalunya, tetapi semangat pertobatan yang radikal di dalam hidup pribadinya.

Memang ada yang berpikir bahwa Maria Magdalena adalah sosok mantan pelacur. Para Bapa Gereja seperti Agustinus, Ambrosius, Efrem dan Gregorius Agung menafsirkan hidup pribadi Maria Magdalena seperti ini. Namun lebih banyak orang yang yakin bahwa Maria Magdalena adalah pribadi yang disembuhkan atau dibebaskan Yesus dari tujuh roh jahat (Luk 8:2). Terlepas dari berbagai macam penafsiran tentang sosok Maria Magdalena, beliau tetaplah model pertobatan bagi para pengikut Yesus Kristus dan model pewarta Injil yang tekun dan setia. Tidak ada yang dapat mengambil alih tugasnya sebagai pewarta Injil kebangkitan yang pertama. Dia seorang wanita mewartakan Injil kebangkitan kepada para rasul laki-laki dan para rasul laki-laki pada gilirannya mewartakannya ke seluruh dunia di bawah penyertaan Yesus.

Lalu apa kata Sabda Tuhan pada hari ini? Kitab Kidung Agung dalam bacaan pertama memanggil kita semua untuk memiliki hati seperti Maria Magdalena yang merindukan Tuhan siang dan malam. Sebuah kerinduan mendalam yang membuat Maria Magdalena mencari hingga menemukan Yesus. Umat beriman yang mengasihi Tuhan juga mencari hingga menemukan Tuhan sebagai sumber kasih. Sang mempelai berkata: “Pada malam hari di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Ketika kutemukan jantung hatiku, Kupegang dia dan tak kulepaskan lagi.” (Kid 3:1-41). Kutipan Kitab Kidung Agung ini menggambarkan bagaimana kerinduan hati seorang umat beriman akan Allah yuang mengasihi seperti pernah dialami Maria Magdalena. Kita pun dipanggil untuk mengikuti jalan yang sama yakni merindukan Allah dan kerahiman-Nya. Jadi kita merindukan kerahiman-Nya, mencari hingga menemukan dan bersatu dengan-Nya.

St. Paulus memiliki pengalaman yang dapat melengkapi pengalaman hidup kita. Ia mengatakan bahwa kasih Kristus telah menguasai kami (2Kor 5:14). Tuhan Yesus telah wafat satu kali untuk selama-lamanya dan untuk semua orang maka mereka semua sudah mati. Semua orang yang mati dan bangkit bukan untuk diri mereka sendiri tetapi bangkit bagi Kristus. Barangsiapa ada di dalam Kristus maka Dia adalah ciptaan baru. Kerinduan akan kerahiman Allah dapat membaharui hidup kita. Banyak kali kita tidak menyadari bahwa Allah begitu mengasihi kita sehingga kita pun merasakan kuasa kasih Kristus. Namun kali ini kita perlu sadar diri bahwa Kristus mengasihi kita. Pengalaman ini pun pernah dirasakan secara pribadi oleh Maria Magdalena.

Pada hari ini kita bersukacita karena merayakan Pesta St. Maria Magdalena untuk pertama kalinya di tahun kerahiman ini. Semoga pertobatannya menginspirasikan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Kita semua merindukan kasih dan kerahiman Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply