Homili 3 Agustus 2016 (Injil Untuk Daily Fresh Juice)

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XVIII
Yer. 31:1-7
MT Yer. 31:10,11-12ab,13
Mat. 15:21-28

Merindukan Kerahiman Allah

imageAda seorang pemuda yang mendatangiku di pastoran. Ia meminta waktu untuk berbicara sebentar denganku. Ia mengaku sudah beberapa tahun belakangan ini tidak ke gereja dan menerima sakramen-sakramen tertentu seperti Ekaristi dan Tobat. Namun belakangan ini ia memiliki kerinduan yang besar untuk mengaku dosa supaya layak menerima Komuni Kudus. Saya mengatakan kepadanya untuk menyiapkan batinnya dan kapan saja ia boleh datang untuk mengaku dosa. Pada hari berikutnya ia datang dan mengatakan kepadaku kesediaanya untuk mengakui dosa-dosanya. Pemuda ini mengaku dosa dengan baik dan berniat untuk menjadi pengikut Kristus yang baik. Ia benar-benar berubah karena setelah perjumpaan itu saya melihatnya rajin ke gereja dan aktif dalam sebuah kelompok kategorial di paroki.

Pengalaman pribadi pemuda ini menjadi pengalaman banyak di antara kita. Mungkin saja ada orang yang cukup lama menutup hatinya kepada Tuhan seperti pemuda ini. Namun ada juga kesempatan di mana orang rindu untuk mendekati Tuhan supaya merasakan kasih dan kerahiman-Nya. Ada kesempatan di mana orang merindukan keselamatan yang datang dari Tuhan.

Pada hari ini kita mendengar kisah Yesus di dalam Injil Matius. Ia berkeliling dan berbuat baik dengan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Kedua daerah ini berjarak 50 mil sebelah utara Israel (saat ini termasuk negara Libanon). Pada masa itu kedua daerah ini dianggap terletak di luar komunitas Yahudi. Orang-orang yang menghuni kedua daerah ini disebut orang asing atau kafir dan berada di luar keselamatan. Dikisahkan bahwa ada seorang wanita Kanaan keluar dari daerahnya, menuju kepada Yesus sambil berseru memohon kerahiman-Nya. Ia percaya bahwa meskipun dia adalah orang asing bahkan dianggap orang kafir namun Tuhan Yesus akan memberi yang terbaik yang sedang dibutuhkan keluarganya. Ia berkata: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” (Mat 15: 22).

Tuhan Yesus sama sekali tidak menjawabi wanita itu. Namun wanita itu malah mendekat dan menyembah sambil berkata lagi: “Tuhan tolonglah aku!” (Mat 15:25). Tuhan Yesus sudah mengetahui imannya namun mencobainya dengan berkata: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Mat 15:26). Bagi kebanyakan orang saat itu, anjing selalu menjadi simbol hewan yang kotor. Ada yang menyamakannya dengan orang-orang di luar komunitas Yahudi yang tidak akan mendapat keselamatan. Wanita itu tetap pada imannya kepada Yesus dan berkata: “Benar, Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Mat 15:27). Tuhan Yesus melihat betapa besar iman wanita itu kepada-Nya maka apa yang dikehendaki wanita itu pun terkabul. Anaknya menjadi sembuh.

Apa yang hendak Tuhan sampaikan kepada kita?

Pertama, Tuhan Yesus menunjukkan kerahiman Allah kepada semua orang. Paus Fransiskus dalam Misericordiae Vultus mengatakan bahwa Yesus Kristus menunjukkan wajah kerahiman Allah (MV,1). Benar! Tuhan Yesus berkeliling dan berbuat baik. Ia menunjukkan wajah kerahiman Allah kepada semua orang. Keselamatan dalam Yesus itu universal. Pada hari ini kita juga diajak Yesus untuk ikut membawa kerahiman Allah kepada sesama kita.

Kedua, Wanita Kanaan memiliki iman yang besar kepada Yesus. Penginjil Matius mengisahkan bahwa ia keluar, bereksodus dari tempatnya untuk menjumpai Yesus. Ia membutuhkan Yesus dan keselamatan-Nya. Orang yang memiliki iman kepada Yesus, ia akan mencari jalan untuk menunjukkan iman sekaligus kasih-nya kepada Yesus. Ada banyak halangan, namun ia dapat mengatasinya dan berjumpa dengan Yesus.

Ketiga, Wanita Kanaan menunjukkan dirinya sebagai orang beriman yang sekaligus tekun berdoa. Ia percaya bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Yesus. Dia percaya bahwa Yesus tidak memandangnya sebagai orang di luar komunitas, tetapi orang yang layak meneriman keselamatan karena mengimaninya.

Keempat, Wanita Kanaan mencari kerahiman Allah dan menemukannya. Dia menunjukkan kepada kita semangat yang sama untuk mencari dan menemukan kasih dan kerahiman Allah. Hanya di dalam Yesus kita menemukan Wajah Allah yang maharahim.

Apa yang harus kita lakukan? Mari kita bertobat dan kembali kepada Tuhan. Semoga di tahun kerahiman Allah ini, iman kita dikuatkan dan harapan kita kepada Allah semakin teguh.

Saya mengakhiri renungan ini dengan meminjam perkataan St. Fransiskus dari Sales tentang kerahiman Allah: “Allah sangat menghargai pertobatan sehingga sekecil apa pun pertobatan di dunia, asalkan itu murni, menyebabkan Dia melupakan segala jenis dosa, bahkan setan pun akan diampuni semua dosanya, jika saja mereka memiliki penyesalan”

Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga, bantulah kami untuk mencari dan menemukan kerahiman-Mu di dalam Yesus Putra-Mu sendiri. Ampunilah kami ya Tuhan karena hati kami keras dan iman kami masih dangkal. Tuhan, tambahkanlah iman kami. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply