Homili Hari Minggu Adven IIA – 2016

Hari Minggu Adven II/A
Yes 11:1-10
Mzm 72:1-2.7-8.12-13.17
Rm 15:4-9
Mat 3:1-12

Seorang Mesias yang rendah hati

imagePada hari ini kita memasuki hari Minggu Kedua Masa Adventus. Kita berjumpa dengan tiga tokoh di dalam Kitab Suci yang sangat menginspirasikan kita supaya lebih siap lagi dalam menanti kedatangan Tuhan. Ketiga tokoh yang saya maksudkan adalah nabi Yesaya (bacaan pertama), St. Paulus (bacaan kedua) dan Yohanes Pembaptis (bacaan Injil). Ketiga tokoh ini sama-sama memberikan pesan istimewa bagi anda dan saya pada hari Minggu Adven kedua ini.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama, menyampaikan rencana Tuhan Allah untuk memberikan seorang pemimpin kepada para bangsa. Hal ini diumpamakan dengan perkataan sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Dikatakan juga bahwa Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan. Kesenangan dari sang pemimpin adalah takut akan Tuhan. Ia akan menjadi hakim yang jujur dan mengadili orang-orang kecil dengan keadilan. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.

Sifat dan ciri khas dari sang pemimpin dalam Kitab nabi Yesaya ini adalah gambaran Mesianis dari sang Mesias. Ia yang dinantikan kedatangannya itu adalah seorang pemimpin yang jujur dan adil. Dialah yang akan membuat dunia menjadi baru, penuh dengan keharmonisan. Tanda-tanda keharmonisan dunia digambarkan dengan suasana persahabatn dalam dunia fauna. Misalnya, serigala tinggal bersama anak domba, macan tutul berbaring bersama kambing. Anak lembu dan anak singa makan rumput bersama-sama, pengiringnya adalah seorang anak kecil. Lembu dan beruang sama-sama makan rumput, anak-anaknya sama-sama berbaring. Singa maka jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung. bahkan mengulurkan tangan ke sarang ular beludak. Semua orang akan mengenal Tuhan dan tidak akan berlaku jahat.

Sang Mesias dengan kualitas yang diungkapkan nabi Yesaya ini semakin mempertegas jati diri Tuhan sebagai kasih. Yohanes dalam suratnya menulis: “Allah adalah kasih” ( 1Yoh 4:8.16). Allah yang memiliki belas kasih yang besar bagi manusia dalam situasi hidupnya yang nyata. Raja Daud dengan penuh syukur berdoa: “Berbelaskasilah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim” (Mzm 72:7). Masa adventus mempersiapkan kita untu ikut merasakan kasih dan kerahiman Allah melalui Yesus Kristus Putra-Nya.

St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak kita untuk memandang Tuhan Yesus Kristus sebagai keselamatan bagi seluruh umat manusia. Bagi Paulus, Kitab Suci merupakan pegangan hidup bagi kita semua, dan senantiasa mengarahkan hidup kita kepada pengharapan akan Kristus Tuhan kita. Paulus mengharapkan agar Allah sebagai sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada setiap pribadi. Paulus jugaberharap agar kita saling menerima satu sama lain sama seperti Kristus sendiri yang sudah menerima kita apa adanya demi kemuliaan Allah. Kristus sendiri telah menjadi pelayan orang-orang bersunat dan mengukuhkan janji Allah bagi manusia. Persekutuan ini membuka peluang bagi setiap orang untuk memuliakan Allah senantiasa dalam hidupnya. Hal yang menarik perhatian kita adalah bahwa kita harus memiliki pengharapan yang teguh pada kasih dan kerahiman Allah. Dengan demikian kita pun dapat memuji dan memuliakan Allah senantiasa di dalam hidup kita.

Dalam bacaan Injil, kita berjumpa dengan tokoh ketiga inspirator kita yakni Yohanes Pembaptis. Dia adalah utusan Tuhan yang menyiapkan jalan bagi sang Mesias. Apa yang Yohanes Pembaptis lakukan di dalam hidupnya sebagai utusan? Ia menunjukkan diri sebagai pribadi yang sederhana dan rendah hati. Kesederhanaan ditunjukkannya dalam cara dia berpakaian, dan makanan yang dimakannya. Pakaiannya adalah jubah bulu unta, ikat pinggangnya kulit. Makanannya adalah belalang dan madu hutan. Kerendahan hatinya ditunjukkan dengan menyerukan pertobatan kepada semua orang yang datang ke Galilea untuk dibaptis. Ia mengaku membaptis dengan air, namun ada di tengah-tengah mereka seorang yang lebih berkuasa yaitu Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Dialah Yesus Kristus, sang Mesias sejati yang sedang kita nantikan kedatangan-Nya.

Yohanes Pembaptis juga menyerukan agar kita semua menghasilkan buah sesuai dengan semangat pertobatan. Semangat metanoia tetap perlu dan harus dijalani dalam hidup ini. Selalu ada kapak yang siap pada akar pohon, pohon yang tidak berbuah akan ditebang dan dibakar. Yohanes merasa betapa kecil dirinya sehingga membuka tali sepatu Yesus saja ia tidak layak melakukannya.

Sabda Tuhan pada hari ini mengarahkan kita pada pribadi Yesus Kristus yang akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Dialah hakim yang jujur dan adil sehingga membuat dunia menjadi baru. Semua orang hidup dalam keharmonisan, sehati dan sejiwa, sepikiran dan seperasaan. Dialah yang akan membaptis kita dengan Roh dan api. Sebab itu marilah kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada Tuhan Yesus san Mesias yang rendah hati. Kita membangun semangat pertobatan kita secara radikal.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply