Hari Rabu, Pekan Adven ke-II
Peringatan Wajib, St. Ambrosius
Yes 40: 25-31
Mzm 103: 1-4.8-10
Mat 11:28-30
Marilah kepada-Ku!
Pada hari ini kita mengenang St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja. Ia lahir dalam sebuah keluarga Kristen di Trier, Jerman pada tahun 344. Ia mendapat pendidikan yang baik dalam bidang bahasa Latin, Yunani dan ilmu hukum. Beliau nantinya dikenal sebagai seorang ahli hukum yang disegani. Karena kemampuannya yang luar biasa dalam bidang hukum maka Kaisar Valentinianus mengangkatnya menjadi Gubernur Liguria dan Regio Aemilia di Milano. Pada suatu kesempatan uskup Milano bernama Auxentius meninggal dunia. Para pengikut bidaah Arianisme bertengkar dengan orang-orang Katolik setempat dan mencari siapa figur yang akan menjadi uskup yang berkedudukan di kota Milano.
Ambrosius selaku gubernur datang ke dalam Basilika untuk mendamaikan pertikaian dengan memberi kata sambutan. Ada seorang anak kecil berteriak dengan suara nyaring bahwa Ambrosius adalah uskup Milano. Beliaupun dipilih secara aklamasi menjadi uskup Milano. Ia ditahbisakan sebagai uskup setelah melewati persiapan yang super kilat. Ia dikenal sebagai pendoa dan penulis kebenaran Kristiani. Dia yang mempertobatkan St. Agustinus dan membaptisnya. Ambrosius meninggal dunia tahun 397. Salah satu warisan rohani yang tetap dipertahankan hingga saat ini adalah Ritus Ambrosiano. Semoga St. Ambrosius membantu kita untuk menjalani masa adven dengan sebaik-baiknya.
Saudari dan saudara terkasih, kita sudah berada di hari ini, Rabu pekan kedua Adven. Tuhan membimbing kita melalui Sabda-Nya untuk semakin hari, semakin siap untuk menantikan kedatangan-Nya. St. Matius dalam Injil memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus mengucapkan rasa syukur-Nya kepada Bapa karena telah menyatakan segala sesuatu kepada orang-orang kecil. Orang-orang kecil tidak lain adalah para murid-Nya yang sederhana, yang sudah dipanggil dan dipilih menjadi rasul-rasul atau utusan-Nya. Tuhan Yesus juga mempertegas relasi dengan Bapa yakni Bapa dan Putera adalah satu dalam Roh Kudus. Bapa dan Putera saling mengenal satu sama lain. Persekutuan antara Bapa, Putera dan Roh Kudus menjadi model dan inspirator bagi persekutuan kita semua sebagai Gereja.
Persekutuan Yesus dengan kita ditandai dengan sebuah ajakan-Nya: “Marilah kepada-Ku”.(Mat 11:28). Tuhan Yesus memiliki kuasa untuk mengajak para murid dan semua orang lain untuk memperoleh keselamatan. Hanya di dalam Yesus ada keselamatan! Siapakah yang diajak oleh Yesus untuk datang kepada-Nya? Mereka adalah orang yang letih lesu dan berbeban berat sebab Yesus sendiri akan memberi kelegaan kepada mereka.
Orang-orang letih dan lesu memiliki beraneka persoalan hidup serta dosa-dosa yang senantiasa membayangi dan menghalangi mereka untuk berjumpa dengan Tuhan. Beban berat adalah merupakan hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi yang masih ditambah lagi oleh beban lain dari kaum Farisi (Mat 23:4). Dengan datang kepada Yesus dan menjadi hamba-Nya, maka Ia sendirilah yang akan membebaskan mereka dari semua beban itu. Ia akan menganugerahkan Roh Kudus-Nya bagi mereka sehingga di dalam hidup mereka ada damai dan sukacita.
Tuhan Yesus juga menunjukkan satu sikap dalam ajakan-Nya ini yakni rendah hati. Ia berkata: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku sebab Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Mat 11:29). Yesus tidak hanya berbicara tentang kebajikan kerendahan hati. St. Paulus mengatakan bahwa Yesus Kristus, meskipun Anak Allah, rela ymengosongkan diri, dan merendahkan diri-Nya hingga wafat di kayu Salib (Flp 2:7-8).
Masa Adven adalah kesempatan bagi kita untuk menanti kedatangan Yesus, tetap pada saat yang sama Ia juga mengajak kita untuk datang kepada-Nya. Kita datang dan belajar dari Yesus untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Hanya dalam Yesus ada kelegaan hidup.
PJSDB