24 Desember 2016 (Misa Pagi)
2Sam 7: 1-5.8b-12.16
Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Luk 1:67-79
Terpujilah Tuhan Allah
Saudari dan saudara terkasih, kita tiba di hari terakhir masa Adventus. Sebentar sore kita memulai Misa Sore menjelang Hari Raya Natal, Misa Malam Natal dan Misa Hari Raya Natal besok. Berbagai persiapan jasmani dan rohani hampir mencapai puncaknya. Saya sendiri akan merayakan tiga misa kudus. Misa sore menjelang hari Raya Natal dan misa malam Natal bersama dua komunitas yang berbahasa Indonesia di kota Dili dan satu lagi misa dalam bahasa Tetum untuk umat di sebuah stasi. Ini merupakan pengalaman pertama saya merayakan tiga misa berurutan di tempat yang berbeda. Saya mengatakan kepada Tuhan Yesus bahwa hadiah saya baginya kali ini adalah merayakan Ekaristi yang lebih meriah dan penuh devosi bagi-Nya.
Satu kalimat yang patut kita ucapkan pada hari terakhir masa Adventus ini adalah ucapan syukur Zakharias kepada Tuhan berbunyi: “Terpujilah Tuhan Allah”. Kita memuji dan memuliakan Tuhan Allah karena Ia telah mendampingi perjalanan rohani kita selama empat Minggu ini. Kita semua telah mengisi masa Adventus ini dengan mengikuti pendalaman iman, katekese, rekoleksi dan pengakuan dosa, mengorbankan waktu, tenaga dan biaya untuk latihan koor, mempersiapkan gereja untuk ibadah. Di samping itu masih ada persiapan pribadi menjelang Hari Raya Natal. Semua yang sudah kita lakukan tentu bukan untuk mengharumkan nama kita sendiri, tetapi demi kemuliaan nama Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa. Sebab itu kita patut berkata “Terpujilah Tuhan Allah” karena Ia melimpahkan kebaikan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus Anak-Nya yang kita nantikan.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari terakhir masa Adventus ini merupakan ucapan syukur kita kepada Tuhan karena kasih-Nya yang begitu besar bagi manusia. Zakharias, ayah dari Yohanes Pembaptis mengucapkan rasa syukurnya kepada Tuhan Allah Israel sebab Ia mengunjungi dan membebaskan umat-Nya. Tuhan Allah sendiri akan menumbuhkan tanduk keselamatan dari keturunan Daud untuk melepaskan kita dari musuh-musuh dan dari semua orang yang membenci kita. Semua janji Tuhan melalui Abraham dan para nabi menjadi kenyataan. Semua ini karena kasih dan kesetiaan Tuhan bagi manusia.
Zakharias juga memuji Tuhan karena kelahiran Yohanes, anaknya. Ia mengatakan bahwa anaknya akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi sebab ia akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Yohanes sendiri akan menyiapkan umat Allah dengan seruan tobat dan membaptis mereka dengan air. Tuhan akan menerbitkan surya pagi bagi mereka yang hidup dalam kegelapan dan naungan maut dan mengarahkan kita kepada jalan damai sejahtera.
Pujian dan syukur kepada Tuhan juga pernah diungkapkan oleh Raja Daud bapa leluhur Yesus Kristus. Ia sudah menetap di rumahnya beserta segala kenyamanan yang baik, tetapi Daud merasa malu karena Tabut Perjanjian masih berada di dalam tenda. Ia berniat untuk menyiapkan tempat yang wajar bagi Tabut Perjanjian. Namun Tuhan berkata kepada Daud melalui Nathan: “Masakan engkau mendirikan rumah untuk Kudiami? Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing dan domba! Engkau Kuambil dan Kujadikan raja atas Israel.” Tuhan mengingatkan raja Daud akan segala sesuatu yang sudah dilakukan-Nya bagi Daud dan umat Israel, seperti perlindungan dan keuturunan yakni anak kandung Raja Daud yang akan mengokohkan takhta dan Kerajaannya untuk selama-lamanya.
Perkataan Tuhan melalui nabi Nathan kepada raja Daud menjadi kenyataan. Tuhan Yesus yang kita nantikan adalah Anak Daud. Dialah yang akan mengokohkan Kerajaan untuk selama-lamanya. Yesus adalah Anak Daud yang akan menyelamatkan kita semua. Ini menjadi alasan mengapa kita patut berkata “Terpujilah Tuhan Allah Israel”.
Marilah kita bersyukur sambil berdoa bersama raja Daud: “Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetian-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit” (Mzm 89:2-3). Terpujilah Tuhan Allah atas segala kebaikan dan kasih-Mu. Amen.
PJSDB