Allah Maharahim bersama kita
Kita memasuki Hari Minggu Paskah kedua atau dikenal dengan nama hari Minggu Kerahiman Allah. Santa Maria Faustina Kowalska sebagai rasul kerahiman ilahi memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus sendiri mengatakan kepadanya: “Wartakanlah bahwa kerahiman Allah merupakan sifat terbesar dari Allah”. Sepanjang hidupnya ia menyebarkan devosi kerahiman ilahi yang kita kenal hingga saat ini. Sejalan dengan ini, St. Yohanes Paulus kedua pernah mengatakan bahwa terlepas dari kerahiman Allah, tidak ada sumber pengharapan yang lain bagi umat manusia. Kita percaya bahwa kerahiman Allah adalah pribadi Yesus sendiri. Ia telah datang ke dunia untuk menebus dosa kita semua. Misteri Paskah adalah merupakan puncak pewahyuan dan perwujudan kerahiman Allah bagi kita. Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa kita semua perlu merenungkan misteri kerahiman Allah. Kerahiman Allah merupakan sumber sukacita, ketenangan dan kedamaian. Kerahiman merupakan tindakan terakhir dan tertinggi dengan mana Allah sendiri datang untuk menjumpai kita (MV, 2).
Sabda Tuhan pada hari Minggu Kerahiman Allah ini mengarahkan perhatian kita kepada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dia menginspirasikan para rasul untuk membentuk sebuah komunitas yang diselimuti oleh kerahiman Allah. Mereka semua saling berbagi sebagai saudara sejemaat, memiliki semangat sehati dan sejiwa. Semangat komunitas orang percaya dalam tubuh jemaat perdana ini yang masih merasuki gereja masa kini untuk tetap bersatu dalam kasih dan berbagi sebagai saudara seiman. St. Petrus dalam bacaan kedua mengingatkan kita untuk hidup sebagai orang yang memiliki harapan, iman dan kasih kepada Tuhan Yesus Kristus. Kebajikan-kebajikan teologal ini yang membantu kita untuk memandang wajah Allah yang penuh dengan kerahiman. Yohanes dalam bacaan Injil menunjukkan wajah kerahiman Allah yang nyata dalam diri Yesus yang bangkit dari kematian. Ia menampakkan diri kepada para murid dan menganugerahkan Roh Kudus-Nya kepada mereka. Ia menunjukkan luka-luka kudus-Nya kepada para murid sebagai wujud nyata kerahiman Allah bagi manusia.
Apa yang harus kita lakukan untuk menghidupkan kerahiman Allah? Kita mengenal karya-karya kerahiman Allah di dalam Gereja yang bersifat ragawi yakni memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum kepada mereka yang haus, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang, menerima orang asing, menyembuhkan mereka yang sakit, mengunjungi mereka yang berada di dalam penjara dan mengubur mereka yang sudah meninggal dunia. Di samping itu kita perlu melakukan karya-karya kerahiman yang bersifat rohani yakni memberi nasihat kepada mereka yang ragu-ragu, mengajar mereka yang tidak tahu, menasihati para pendosa, menghibur mereka yang sedih, mengampuni mereka yang bersalah, menanggung dengan sabar mereka yang menyusahkan kita dan berdoa bagi mereka yang hidup dan yang meninggal. Semua karya kerahiman yang bersifat ragawi dan rohani ini merupakan hal-hal praktis yang dapat kita lakukan bagi sesama. Yesus mengatakan bahwa kita melakukannya bagi orang kecil, sama saja dengan kita melakukannya bagi Dia sendiri (Mat 25:40).
Apakah anda sudah merasakan kerahiman Allah? Apakah anda juga sudah melakukan tujuh karya kerahiman ragawi dan tujuh karya kerahiman rohani dalam hidupmu? Periksalah batinmu di hadirat Tuhan yang maharahim.
PJSDB