Homili Pesta St. Bartolomeus, Rasul 2017

Pesta St. Bartolomeus, Rasul
Why 21: 9b-14
Mzm 145:10b-13.17-18
Yoh 1: 45-51

Engkau juga melihat hal-hal yang besar

Ada dua orang bersaudara. Mereka melewati masa kecil yang bahagia. Sebab itu ketika menginjak usia dewasa, mereka selalu berbagi kehidupan satu sama lain. Sang kakak memiliki keterbatasan fisik sejak lahir, namun adiknya selalu siap untuk membantunya. Sang adik memiliki banyak talenta sehingga ayahnya sering menyebutnya sebagai manusia serba bisa. Pada suatu hari sang kakak mengungkapkan isi hatinya tentang keterbatasan fisiknya kepada adiknya. Sang adik menguatkannya dengan mengatakan bahwa ia akan menjadi pribadi yang berguna di masa depan. Perkataan adik terbukti ketika suatu saat kakaknya memenangi lomba melukis di daerah itu. Semua orang menguatkannya dengan mengatakan bahwa dalam keterbatasannya, ia masih dapat melakukan hal-hal yang besar yang tidak mampu dilakukan orang lain.

Saya selalu mengingat cerita kedua bersaudara ini dan membagikannya kepada sesama yang lain. Bagi saya, kisah kedua berasaudara ini benar-benar meneguhkan hati kita semua. Persaudaraan sejati itu dibangun di atas kasih yang tidak terbagi kepada saudara-saudara kita. Setiap orang memang memiliki keterbatasan namun keterbatasan itu dapatlah menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengubah diri sendiri dan sesama. Kita memang memiliki Tuhan yang senantiasa menyempurnakan kita dari berbagai kelemahan kita. Dia melakukan karya-karya besar di dalam hidup setiap pribadi. Orang yang tidak sempurna di sempurnakannya. Ia masuk ke dalam hidup manusia dan menyempurnakannya dari saat ke saat. Tuhan melakukan hal yang sama dalam dirimu dan diriku juga.

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Bartolomeus, Rasul. Kita mengenalnya dalam injil dengan sapaan akrab Natanael. Kisah hidupnya kita temukan di dalam injil Yohanes di mana dikisahkan tentang awal panggilannya untuk mengikuti Yesus. Mulanya dia adalah murid Yohanes Pembaptis. Pada suatu kesempatan, Yohanes menunjukkan Yesus kepada para muridnya dengan berkata: “Lihatlah Anak Domba Allah” (Yoh 1:36). Sejak saat itu para muridnya berani meninggalkan dia dan mengikuti Yesus dari dekat. Salah satunya adalah Natanael atau Bartolomeus yang hari ini kita peringati pestanya.

Mari kita melihat perjalanan panggilan para murid Yesus yang pertama. Perjalanan mereka sama seperti sebuah rantai kontak. Para murid Yohanes Pembaptis meninggalkannya, datang, melihat tempat tinggal Yesus sang Anak Domba Allah dan mengalami hidup bersama-Nya. Setelah mengalami Yesus, mereka berani pergi dan mencari orang baru untuk mengikuti Yesus dari dekat. Salah satunya adalah Filipus. Ia datang menemui Natanael temannya dan berkata: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Yoh 1: 45). Natanael bukanlah orang yang mudah diyakinkan oleh orang lain. Ia bersikap skeptis dan berkata: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1: 46). Filipus berusaha untuk melepaskan sikap skeptis Natanael dengan berkata: “Mari dan lihatlah!” (Yoh 1:47). Di sini kita melihat mata rantai panggilan yang luhur kepada Yesus. Filipus membawa Natanael kepada Yesus. Filipus menjadi rasul bagi rasul lainnya.

Dikisahkan bahwa Filipus membawa Natanael kepada Yesus. Yesus mengenal Natanael dan masuk dalam kehidupannya. Yesus berhasil merebut hati Natanael yang skeptis dengan berkata: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1: 47). Natanael saat itu merasa dikasihi Tuhan Yesus. Ia bertanya: “Bagaimana Engkau menggenal aku?” (Yoh 1: 48) Yesus menjawabnya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yoh 1:48). Natanael saat itu berubah karena kasih Tuhan Yesus. Ia berkata kepada Yesus: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yoh 1:49). Tuhan Yesus memahami kehidupan Natanael dan berkata kepadanya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu. Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1: 50-51).

Kita melihat kisah panggilan Natanael ini begitu unik. Kisah ini sekaligus membuka mata iman kita bahwa Tuhan selalu memiliki inisiatif pertama untuk memanggil dan memilih orang-orang yang dikasihi-Nya dan menjadikan mereka murid-murid-Nya. Tuhan Yesus berinisiatif untuk menyadarkan manusia tentang keindahan panggilannya dengan menunjukkan hal-hal besar yang dapat dilihat dengan mata kepalanya sendiri. Tuhan Yesus memang luar biasa. Para murid yang bersikap skeptis juga diteguhkannya sehingga berubah menjadi murid yang sejati. Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus tentang cara membangun relasi, memenangkan hati sesama yang lain.

Pada hari ini kita belajar untuk membangun sebuah rantai panggilan. Rantai panggilan untuk menjadi rasul bagi sesama. Dengan demikian kita mewujudkan misi Gereja yakni membawa sesama kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab Dialah yang sudah mengenal kita sebelum kita mengikuti-Nya dari dekat. Hal-hal besar dengan sendirinya akan kita saksikan yakni keselamatan yang merupakan anugerah terindah dan termulia dari-Nya. Sungguh, engkau juga dapat melihat hal-hal yang besar. St. Bartolomeus, doakanlah kami semua. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply