Food For Thought: De Maria Nunquam Satis

De Maria nunquam satis

Ave Maria! Pada hari ini semua mata dan hati kita tertuju kepada Santa Perawan Maria. Banyak sahabat yang menempatkan foto Bunda Maria sebagai foto profilnya. Ada yang menyebarkan gambar-gambar bertuliskan: “Buon compleanno la Madonna”, “Happy Birthday Mother” dan berbagai ungkapan lainnya sebagai tanda devosi kepada Bunda Maria. Saya sendiri mengawali dan mengakhiri hari ini dengan berdoa rosario untuk intensi-intensi khusus saya, menulis dan membagi homili harian tentang Bunda Maria yang dapat dibaca di link yang tersedia di bawah ini, mengirim gambar Bunda Maria, posting gambar Bunda Maria di media sosial. Saya berharap, banyak sahabat dapat berdevosi kepada Bunda Maria pada hari istimewa ini.

Saya tertarik dengan satu pilihan bacaan liturgi hari ini dari tulisan santu Paulus kepada jemaat di Roma (8:28-30). St. Paulus yakin bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sambil membaca dan merenungkannya, pikiran saya pertama-tama tertuju kepada dua orang istimewa yakni St. Ana dan St. Yoakim yang menjadi ibu dan ayah Bunda Maria. Mereka adalah pasangan hidup yang setia satu sama lain. Hingga memasuki usia senja, mereka belum mendapat karunia seorang anak. Merekapun berdoa dengan tekun hingga Tuhan menganugerahkan Putri semata wayang mereka yakni Maria. Mereka memberinya nama Maria artinya cinta kasihnya seluas dan sedalam samudera. Mereka pun mempersembahkannya kepada Tuhan. Maka ibu dan ayah dari bunda Maria menunjukkan bahwa Allah turut bekerja dalam kehidupan mereka. Pikiran saya juga tertuju kepada pribadi Bunda Maria. Saya yakin bahwa sejak kecil ia juga mempersembahkan dirinya sebagai jawaban atas kasih Tuhan yang dialaminya. Maka Allah benar-benar bekerja dalam diri bunda Maria karena kasih. Semua ini sudah ada dalam rencana Tuhan Allah bagi bunda Maria. Pada suatu saat dia akan menjadi Putri Allah Bapa, Bunda Allah Putera dan mempelai Allah Roh Kudus.

Perkataan St. Paulus ini benar-benar menjadi nyata. Baik ibu dan ayah Bunda Maria yakni Ana dan Yoakim, maupun Bunda Maria sendiri, semuanya merasakan kasih Tuhan. Mereka merasakan panggilan dan pilihan dari pihak Allah sendiri. Maka benar, mereka ditentukan-Nya dari semula juga dipanggil-Nya, mereka dipanggil-Nya juga dibenarkan-Nya dan mereka yang dibenarkan ini juga dimuliakan-Nya. Perkataan Paulus ini menjadi sempurna seratus persen dalam diri Bunda Maria. Dialah Hamba Tuhan yang siap untuk melakukan perkataan dan kehendak Tuhan. Dialah yang bersukacita dan berdukacita bersama Yesus Kristus, Puteranya.

Kita semua mungkin akrab dengan kalimat ini: “Ad Iesum per Mariam!” (menuju kepada Yesus melalui Maria). Artinya kita semua dapat berjumpa dan akrab dengan Yesus melalui Bunda Maria. St. Bernardus de Clarevaux pernah berkata: “De Maria nunquam satis” artinya tentang Maria tidak pernah cukup. Kita selalu mengalami kekurangan kata-kata untuk mengatakan tentang Bunda Maria. Saya mengakui bahwa dalam pengalaman rohaniku bersama Bunda Maria, selalu saja saya mengalami kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan rasa cinta kasih saya kepadanya.

Saya mengakhiri refeksi ini dengan mengutip perkataan St. Athanasius dari Alexandria ini: “Perawan yang mulia, engkau sungguh lebih besar daripada apapun. Jika aku berkata bahwa malaikat dan malaikat agung adalah besar, tetapi engkau lebih besar dari mereka, karena mereka hanya melayani Ia yang berdiam di rahimmu dengan gemetar, dan mereka tidak berani berbicara dalam kehadiran-Nya, sementara engkau berbicara dengan bebas kepada-Nya.”

Santa Maria Bunda Allah dokanlah kami selalu. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply