Homili 3 Oktober 2017

Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XXVI
Za 8:20-23
Mzm 87: 1-3.4-5.6-7
Luk 9:51-56

Menuju ke Yerusalem

Kita mengawali perayaan syukur hari ini dengan sebuah Antifon Pembuka berbunyi: “Banyak bangsa dan suku bangsa yang kuat akan datang mencari Tuhan semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati Tuhan” (Za 8:22). Antifon Pembuka ini membuka wawasan kita untuk mengerti rencana Tuhan Allah bagi manusia yakni Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang yang datang kepada-Nya. Sungguh, banyak bangsa dan suku bangsa mencari Tuhan semesta alam di Yerusalem. Tuhan adalah sumber keselamatan kita. Pandangan kita pun secara rohani tertuju ke Yerusalem abadi yakni surge untuk bersatu dengan Tuhan selama-lamanya.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk merenungkan tentang keselamatan yang datang dari Tuhan Allah kita. Zakharia dalam bacaan pertama bernubuat bahwa bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota masih akan datang. Setiap penduduk kota akan bersatu untuk melunakkan hati Tuhan dan mencari Tuhan semesta alam. Tuhan Allah sendiri akan menyertai bangsa Israel dan melimpahkan keselamatan bagi mereka.

Warta sukacita dari nabi Zakharia ini sangat menguatkan hati Bangsa Israel. Sebelumnya mereka mengalami kesulitan dan penderitaan di Babel. Babel adalah negeri asing di mana bangsa Israel hidup laksana budak. Mereka berpikir bahwa selama-lamanya mereka akan tetap menderita. Kadang-kadang mereka mengingat masa lalu yang penuh dengan kegembiraan dan harapan di Yerusalem. Tuhan Allah tidak pernah lupa akan umatnya. Tuhan Allah akan menyelamatkan mereka yang beriman dan menaruh segala harapannya kepada Tuhan. Nabi Zakharia tepat dalam penglihatannya bahwa Tuhan semesta alam senantiasa menyertai mereka selama-lamanya. Yerusalem adalah kota yang mempersatukan, mendamaikan semua orang dari berbagai suku dan Bahasa.

Tuhan Yesus dalam, bacaan Injil mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem. Ia sedang siap untuk meninggalkan Galilea menuju ke Yerusalem. Menurut Injil Lukas, Tuhan Yesus tidak kembali lagi ke Galilea, kecuali setelah kebangkitan-Nya yang mulia, Ia meminta saudara-saudara-Nya untuk kembali ke Galilea dan menjumpai-Nya di sana. Oleh karena Yesus melakukan perjalanan melalui daerah-daerah Samaria maka Ia mengirim utusannya untuk menyiapkan segala sesuatu. Sayang sekali orang-orang Samaria menolak kehadiran Yesus sebab Ia sedang melakukan perjalanan ke Yerusalem. Hal ini menimbulkan persoalan di kalangan para murid-Nya. Anak-anak Zebedeus yakni Yakobus dan Yohanes, bahkan menyampaikan kepada Tuhan Yesus untuk menurunkan api dari langit supaya membinasakan mereka. Namun Tuhan Yesus mencegah mereka. Tuhan Yesus sendiri datang ke dunia bukan untuk membinasakan orang melainkan untuk menyelamatkannya

Apa yang Tuhan hendak katakan kepada kita pada hari ini?

Tuhan menghendaki agar semua orang dari berbagai suku, bangsa dan bahasa mengalami keselamatan yang hanya datang dari pada-Nya. Tuhan adalah keselamatatan kita. Tuhan selalu beserta kita. Karena Tuhan sendiri menghendaki keselamatan bagi manusia maka manusia perlu membuka diri kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan. Manusia perlu mencari dan mendekatkan dirinya kepada Tuhan setiap saat.

Tuhan Yesus adalah utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia bukan untuk melenyapkannya. Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya penyelamat kita. Di luar Yesus tidak ada keselamatan. Dengan demikian iman kita harusnya semakin kuat dan teguh kepada-Nya. Marilah kita pergi ke Yerusalem, keselamatan kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply