Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan
Saya pernah mengunjungi sebuah keluarga. Sambil berada di ruang tamu, saya memperhatikan beberapa bingkai dan tulisan-tulisan yang menarik perhatianku. Ada sebuah bingkai dengan gambar pohon-pohon pinus yang tinggi dan lurus, ada juga jalan lurus beraspal. Pada bagian bawah gambar itu terdapat tulisan berbunyi: “Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan” (Mzm 139:24b). Saya terpesona dengan gambar dan tulisan ini sebab kedua-duanya berbicara banyak hal kepadaku. Gambar pepohonan yang tinggi, lurus dan indah menunjukkan wajah Allah sendiri kepadaku. Seorang Allah yang mahabijaksana telah mendesain alam yang begitu indah, membuat kita hanya dapat berdecak kagum. Ckckckcck sambil memberi jempol kepada Tuhan sang pencipta. Jalan yang lurus mengorientasikan kita kepada Tuhan. Ia senantiasa memegang tangan, menuntun melewati jalan lurus menuju kepada diri-Nya yang abadi. Pikiran saya juga tertuju kepada Yesus sang Putera yang merupakan jalan menuju kepada Bapa di Surga. Gambar dan tulisan ini sama-sama membantu saya untuk memeriksa batin dan menemukan betapa rapuhnya aku di hadirat Tuhan yang begitu sempurna.
Kita semua membutuhkan Tuhan untuk menuntun kita ke jalan yang kekal yakni jalan Tuhan sendiri. Ia menghendaki agar seluruh pikiran tertuju kepada-Nya dengan tulus ikhlas. Jalan yang lurus membantu kita untuk mencari Tuhan dengan tulus hati. Tuhan adalah sumber kebijaksanaan. Ia memberikan Roh-Nya kepada kita supaya hidup dalam damai dan penuh kasih. Tuhan Allah selalu melihat hati sanubari dan benar-benar mengawasi isi hati dan ucapan lidah orang yang berkenan kepada-Nya.
Tuhan menuntun kita untuk menjadi serupa dengan-Nya dari hari ke hari. Orang yang bijaksana akan berusaha menjadi serupa dengan-Nya dalam segala hal. Ia tidak akan menyesatkan orang-orang, menjerumuskan mereka ke dalam lumpur dosa. Banyak kali kita menyaksikan para penyesat yang menyesatkan orang-orang yang lemah, tetapi kita memilih diam, takut kehilangan persahabatan. Padahal Tuhan menghendaki agar kita harus mengoreksi orang-orang yang bersalah. Kita mengatakan kebenaran bahwa mereka bersalah dan meyakinkan mereka bahwa Tuhan pasti mengampuni kita tanpa batas. Dengan demikian kita juga harus mengampuni tanpa batas.
Mengapa kita masih memiliki kekurangan dan kelemahan manusiawi? Sebab kita belum beriman dengan sempurna. Para rasul yang setiap hari bersatu dengan Tuhan Yesus saja masih memohon: “Tuhan tambahkanlah iman kami”. Kita dapat melakukan segala sesuatu kalau kita memiliki iman. Kita dapat melewati jalan yang lurus, melewati pepohonan yang indah dan membuat kita semakin menyerupai rencana Allah untuk menyempurnakan segala sesuatu. Kita berdoa: “Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal”. Andalkanlah Tuhan karena Dialah pemimpin kita. Hanya Yesus sajalah yang menuntun kita di jalan lurus kepada Bapa.
PJSDB