Homili 16 Desember 2017

Hari Sabtu, Pekan Adven II
Sir. 48:1-4,9-11
Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19
Mat. 17:10-13

Yahwe adalah Allah

Salah seorang figur yang ditampilkan pada hari Sabtu Adven II ini adalah nabi Elia. Siapakah sosok Elia sebenarnya? Nama Elia berarti Yahwe adalah Allah. Ia berasal dari Tisbe di daerah bernama Gilead. Ia dikenal sebagai nabi yang membela serta memperjuangkan penyembahan kepada Yahwe yang benar pada masa pemerintahan raja Ahab. Ketika itu Raja Ahab dan Izebel permaisurinya menghendaki adanya pemujaan kepada Baal. Banyak mukjizat dilakukan selama hidupnya (1Raj 17:1-19:21; 21:1-29; 17:1-29:2; 2Raj 1:3-2:12). Dari semua mukjizat itu, ada 4 buah yang dikutip di dalam Kitab Perjanjian Baru yakni kisah musim kering tak berkesudahan dan perutusan ke rumah janda di Sarfat (Luk 4:25-26), pengungsian Elia (Rom 11:2-4) dan hukuman Tuhan (Luk 9:54). Ia dipandang mulia di hadirat Tuhan, terbukti dari cerita bahwa ia dinaikkan ke surga dalam angin badai (2Raj 2:11). Sebab itu Elia dikenal sebagai sosok pembuat mukjizat dan penolong. Banyak orang mengharapkan kedatangannya kembali (Sir 48:10-12; Mat 16:14; Mat 17:10-13; Luk 9:8) sebagai Mesias atau pendahulunya. Meskipun Yohanes Pembaptis tidak menempatkan diri sejajar dengannya (Yoh 1:21,25), namun ia dinyatakan oleh Yesus sebagai Elia yang hidup kembali (Mat 11:14; 17:12). Di dalam Injil Markus 9:4, Elia bersama dengan Musa dijadikan saksi kemuliaan Yesus dalam peristiwa transfigurasi.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini menampilkan sosok Elia: “Yahwe adalah Allah”. Kitab Putra Sirak bersaksi bahwa Elia laksana api. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya membakar laksana obor. Buktinya adalah ketika orang tidak setia kepada Tuhan maka Elia tampil dan menunjukkan kuasa Tuhan dengan mendatangkan kelaparan bagi orang-orang Israel, bahkan jumlah mereka menjadi sedikit. Ia mengunci langit sehingga tidak turun hujan, tetapi yang turun justru api. Elia memang luar biasa karena kuasa Tuhan ada di dalam dirinya. Sebab itu tidak seorang pun dapat memegahkan dirinya sama dengan Elia. Tuhan juga menunjukkan kuasanya di dalam Elia dengan mengangkatnya ke surga dalam olak angina berapi, dalam kereta dengan kuda berapi. Dialah yang diharapkan untuk memulihkan suku Yakub. Maka betapa bahagianya mereka yang melihat Elia.

Gambaran istimewa tentang sosok nabi Elia dalam Kitab Putra Sirakh sebenarnya mau menonjolkan sosok yang tersembunyi dalam nama Elia yang berarti Yahwe adalah Allah. Nama Elia selalu dihubungkan dengan api. Api adalah salah satu simbol penting dari Roh Kudus. Api itu memanaskan hati untuk berkobar-kobar dalam mengalami kasih Tuhan. Nama Elia juga merujuk pada Allah Bapa yang memiliki kuasa untuk membuat mukjizat. Semua ini adalah rencana Allah Bapa. Nama Elia ini juga sebenarnya menampilkan sosok Yesus sang Mesias. Dialah yang dinantikan kedatangan-Nya untuk membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kehidupan manusia. Dialah yang dibayangkan dalam Kitab Perjanjian Lama sebagai pribadi yang menunjukkan wajah Allah kepada manusia.

Dalam bacaan Injil kita mendengar reaksi para murid Yesus setelah mendengar dari para ahli Taurat bahwa nabi Elia akan datang kembali. Yesus memperhatikan reaksi para murid-Nya tentang sosok nabi Elia. Ia berkata: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” (Mat 17:11-12). Sebelumnya para murid berpikir tentang Elia yang disebutkan dalam Kitab Perjanjian Lama bahwa ia akan datang mendahului Mesias. Kini mereka mengerti bahwa Elia adalah sosok Yohanes Pembaptis yang tampil, menyerukan pertobatan dan mempersiapkan banyak orang untuk menyambut kedatangan Yesus, sang Mesias.

Pada hari terakhir pekan kedua ini kita berjumpa dengan sosok nabi Elia dalam Kitab Perjanjian Lama dan nama Yohanes Pembaptis dalam Kitab Perjanjian baru. Kedua-duanya berperan dalam menyiapkan kedatangan sang Mesias. Hanya satu hal yang masih menguasai hidup manusia adalah mereka belum membuka diri untuk mengenal utusan Tuhan. Orang-orang zaman dahulu tidak mengenal Elia dan Yohanes Pembaptis sebagai utusan Tuhan. Orang-orang zaman now menutup diri kepada Tuhan sendiri. Apakah anda juga ikut menutup diri kepada Tuhan? Apakah anda juga tidak mengenal Tuhan?

Besok kita akan memulai pekan Adven III yang kita kenal dengan nama pekan Gaudete atau sukacita. Mari kita bersukacita dalam menanti kedatangan Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply