Self Awareness
Apakah anda memiliki kesadaran diri? Pertanyaan ini sudah saya dengar berkali-kali, Sebab itu saya sering merasa bosan saat mendengar pertanyaan yang sama. Saya selalu menjawab dengan jujur pertanyaan seperti ini bahwa saya sedang belajar terus menerus untuk menjadi pribadi yang memiliki kesadaran diri yang tinggi. Lalu apa itu kesadaran diri. Kesadaran diri adalah suatu keadaan di mana setiap pribadi bisa memahami dirinya sendiri dengan setepat-tepatnya. Kesadaran diri benar-benar terjadi pada saat kita sadar mengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri yang ada dalam diri kita masing-masing.
Saya teringat pada perkataan Stephen Covey. Penulis berkebangsaan Amerika ini mengatakan: “Setiap manusia memiliki 4 pemberian kesadaran diri, hati nurani, keinginan pribadi, dan pemikiran kreatif. Pemberian ini memberikan kebebasan manusia yang sesungguhnya. Kekuatan untuk memilih, untuk merespon, untuk merubah ada dalam lingkaran tekor atau bangkrut.” Kesadaran diri memampukan kita supaya menjadi pribadi yang matang, pribadi yang siap untuk melayani tanpa pamrih.
Saya sendiri merasa bahwa perkataan Covey ini memiliki makna yang mendalam bagi kita. Seorang penulis lain dari Amerika, namanya Eric Hoffer mengatakan bahwa kita bisa berani berbeda dengan apa pada diri kita yang sesungguhnya. Maka supaya dapat menjadi berbeda dengan apa pada diri kita yang sesungguhnya, kita harus memiliki kesadaran tentang siapa diri kita. Tanpa kesadaran semacam ini kita tidak akan memiliki Self Awareness yang baik.
Saya memiliki sebuah pengalaman pribadi tentang ke-sadar-an diri. Beberapa hari yang lalu saya berada di Bali. Saya meninggalkan Halim Perdana Kusuma Jakarta pada siang hari dan tiba di Denpasar dengan selamat. Salah satu ciri khas setelah keluar daru pintu kedatangan di Airport Denpasar adalah ada banyak calo untuk menggunakan transportasi mereka. Para calo yang konon merangkap sopir mendekati penumpang dan menawarkan jasanya. Ada yang membuka harga Rp 120.000-200.000. Tentu saja saya kaget dengan tawaran-tawaran ini. Saya juga merasa iba dan nyaris memutuskan untuk menggunakan kendaraan mereka. Tetapi saya “kasihan” uang yang ada di tangan saya. Pikiran saya saat itu tertuju pada para siswa dan siswi yang tidak mampu membayar uang sekolah dan uang lainnya. Lalu saya bertanya dalam hati mengapa saya harus membuang Rp. 110-Rp. 200.000 begitu saja.
Pada saat saya sedang bergulat dengan pikiran ini, saya juga coba mencari informasi taxi lewat WA dengan seorang sahabat. Ia menyarankan kepada saya supaya jangan mengambil taxi tetapi memesan Grab saja. Wah saat itu saya baru sadar diri bahwa akan lebih baik bagi saya untuk menggunakan Grab. Saya mengangkat HP, mencari ikon Grab dan memesannya. Ternyata harganya berbeda jauh, yakni hanya Rp. 25.000. Betapa bedanya harga taxi bandara dan Grab. Saya pun memesannya dan menjadi pelanggannya yang terakhir sore itu. Saya tentu sangat berterima kasih kepada sahabat yang membuka pintu kesadaran diri saya untuk memesan Grab dan coba menghilangan image tentang taxi bandara yang meminta bayaran mahal.
Self-Awareness itu penting dan harus. Banyak kali kita lupa diri dan mengambil keputusan sepihak yang tidak matang. Tentu saja keputusan-keputusan yang tidak matang akan memiliki dampak yang tidak baik dalam hidup kita. Sangat dibutuhkan discernment untuk mengambil keputusan yang tepat. Self-Awareness membuat diri kita lebih bermakna.
PJ-SDB