Homili 26 Juli 2018

Perayaan Wajib St. Yoakim dan Anna
Orangtua Santa Perawan Maria
Sir. 44:1,10-15
Mzm. 132:11,13-14,17-18
Mat. 13:16-17

Terima kasih Ayah dan Ibu

Pada pagi hari ini, ada sepasang suami dan istri yang saya berkati pernikahannya beberapa tahun yang lalu, menyapaku dengan sebuah kutipan lagu di bawah ini. Mereka coba mengingatkan saya bahwa pada saat mereka memohon restu orang tua dalam perayaan pernikahannya, lagu ini sempat dinyanyikan dan turut memberi makna yang sangat berarti bagi mereka karena kasih sayang orang tua yang begitu besar hingga saat ini. Saya jujur mengakui bahwa saya sudah lupa dan mereka mengirim teks lagunya dengan kata-kata sederhana dan penuh makna: “Di dalam doamu kau sebut namaku. Di dalam harapmu kau sebut namaku. Di dalam segala hal namaku di hatimu. Tak dapat kubalas cintamu, ayahku. Takkan kulupakan nasihatmu, ibu. Hormati orang tuamu agar lanjut umurmu di bumi. Trima kasih ayah dan ibu. Kasih sayangmu padaku. Pengorbananmu, meneteskan peluh ‘tuk kebahagiaanku. Tuhan lindungi ayah ibuku. Dalam doa, kuberseru. Tetes airmatamu yang kau tabu, dituai bahagia.” Saya tersenyum sendiri dan membayangkan wajah mereka yang menangis, terharu karena kasih sayang ayah dan ibu mereka. Sungguh jasa ayah dan ibu tidak dapat dibalas oleh seorang anak. Ayah saya yang sudah meninggal 21 tahun silam mengatakan kepada saya bahwa hanya doa dan lilin putih saja yang menjadi hadia baginya ketia ia sudah kembali kepada Bapa di Surga. Perkataan ayah saya ini benar-benar terbukti. Hanya doa dan perayaan Ekaristi serta lilin putih yang menjadi hadia baginya. Setiap kali memasang lilin putih dikuburnya saya selalu mengatakan kepadanya, terima kasih ayah, dan inilah lilin putih buatmu.

Saya mengingat perkataan Pauline Leander begini: “Orangtua selalu memiliki kepingan hati untuk memaafkan putra dan putrinya. Karena kepingan itu adalah sumber kehidupan bagi orang tua itu sendiri. Jika sebagian keping hilang, hidup mereka tidak akan pernah bahagia.” Banyak kali sebagai anak kita lupa bahwa ayah dan ibu itu memiliki kasih yang tidak terbagi bagi kita sebagai anak-anaknya. Kalaupun kita melakukan sebuah kesalahan, ayah dan ibu memiliki kepingan hati untuk memaafkan. Mereka memaafkan dengan tulus, tanpa melakukan perhitungan apapun dengan kita sebagai anak. Kita sebagai anak yang selalu lupa akan kasih sayang orang tua. Orang tua juga manusia yang memiliki kelemahan-kelemahan. Mereka juga bisa menjadi pribadi yang egois. Netty Virgiantini dalam Bittersweet Love mangatakan, “Kadang-kadang sebagai orangtua, kami sering bertindak egois. Merasa yang terpenting adalah kebahagiaan kami sendiri, tak peduli dengan perasaan kalian. Untuk itu Ayah minta maaf. Niat kami menyatukan kembali hati yang dulu sempat terpisah, malah membuat kamu dan Jo merasa tersingkir.” Kehebatan orang tua adalah selalu berani meminta maaf kepada anak-anaknya.

Pada hari ini kita merayakan peringatan St. Ana dan St. Yoakim, selaku orang tua dari St. Perawan Maria. Kedua orang kudus ini menunjukkan iman dan kesabaran mereka sebagai orang tua kepada Tuhan. Konon mereka agak lama tidak mendapat keturunan. Namun mereka dengan sabar menjalani hidup seperti biasa dan mereka percaya bahwa Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi mereka sebagai orang tua. Kelahiran Maria di dalam keluarga adalah tanda ‘yang terbaik’ yang mereka alami dalam hidup berkeluarga. Setelah Maria lahir, mereka langsung menguduskannya dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Maria adalah milik Tuhan selamanya, hingga menjadi ibunda Yesus Kristus.

Ini adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa sebagai orang tua dari Maria Bunda Yesus. Tuhan Yesus dalam bacaan Injil mengatakan: “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” (Mat 13:16-17). Tuhan Yesus tidak hanya mengatakan kepada para murid-Nya berbahagia karena mereka melihat dan mendengar melebihi para nabi yang bernubuat. Ia juga seakan sedang memuji dan menyebut kakek dan nenek-Nya berbahagia karena mereka memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Sungguh berbahagialah Anna dan Yoakim karena kasih Allah yang begitu besar bagi mereka.

Kitab Putra Sirakh turut membuka wawasan kita untuk memandang Anna dan Yoakim sebagai nenek moyang yang termasyhur. Mereka adalah orang kesayangan dan kebajikannya tidak akan dilupakan. Kasih sayang mereka adalah warisan yang sangat berharga bagi anak dan cucu mereka. Semua keturunannnya akan setia melakukan perjanjian dengan Tuhan. Kemuliaan sebagai nenek dan kakek tak akan dilupakan. Orang tua selalu menjadi ‘kepingan’ istimewa dari anaknya sendiri.

Pada hari ini kita sebagai anak perlu berkata: “Terima kasih ayah dan ibu”. Apapun hidup mereka, mereka tetaplah ayah dan ibu yang terbaik. Kita sebagai anak tidak pernah memilih seorang lelaki menjadi ayah dan seorang wanita sebagai ibu. Orang tua juga tidak pernah memilih kita sebagai anaknya. Semua itu adalah rencana Tuhan. Kita membentuk sebuah FAMILY. FAMILY kepanjangannya: Father And Mother I Love You. Mari berterima kasih dan mengasihi orang tua kita.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply