Homili 30 Juli 2018

Hari Senin, Pekan Biasa ke-XVII
Yer. 13:1-11
MT Ul. 32:18-19,20,21
Mat. 13:31-35

Hal yang tersembunyi

Seorang pemuda membagi pengalamannya dalam sebuah rekoleksi bersama. Ia mengaku tetap setia mengikuti Tuhan Yesus Kristus sebab ia tetap merasakan kekuatan dari Sabda-Nya. Banyak kali ia mengalami kekeringan rohani, tetapi ketika mendekatkan dirinya pada perkataan Tuhan Yesus di dalam Injil maka rasanya semua persoalan hidupnya hilang. Setiap perkataan Tuhan Yesus memiliki kekuatan yang luar biasa bagi dirinya. Saya mendengar sharingnya ini dengan penuh perhatian sebab saya yakin bahwa pemuda ini mengalami transformasi dalam hidupnya karena kuasa Sabda Tuhan. Sabda Tuhan memiliki daya transformatif yang luar biasa bagi kita semua.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang menyampaikan perumpamaan kepada banyak orang yang berbondong-bondong datang dan mengikuti-Nya dari dekat. Ia mengambil pengalaman petani sayur mayur yang menanam sesawi. Sesawi memiliki biji yang kecil dan kadang tidak diperhatikan. Namun setelah biji itu disemaikan dan ditanam maka akan menjadi pohon yang besar melebihi tanaman sayuran lainnya. Burung-burung di udara saja dapat bersarang pada cabang-cabangnya. Kita mungkin merasa heran dengan perumpamaan ini dengan bergumam: “Masa biji sesawi yang kecil dapat menjadi pohon yang lebih besar dari jenis sayuran lainnya”. Alasan utamanya adalah bahwa ada kekuatan dari dalam biji sesawi itu sehingga membuatnya menjadi besar. Kekuatan tersembunyi itu hanya ada dalam Tuhan. Transformasi terjadi karena inner power atau kekuatan dari dalam yang hanya berasal dari Tuhan saja.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan lain tentang ragi yang diambil oleh seorang wanita lalu mengadukannya di dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi. Ragi memang sedikit tetapi membuat tepung terigu itu mengembang sehingga dapat membuat banyak roti. Ada sesuatu yang ajaib dan tersembunyi yang membuat tepung terigu mengembang karena adanya ragi. Semua yang tersembunyi dan ajaib ini hanya dapat dipahami dalam satu iman dalam Tuhan.

Hal apa yang tersembunyi? Tuhan dan kuasa-Nya yang tersembunyi berhasil mengubah sebuah kehidupan. Sabda-Nya memiliki daya ilahi dalam diri manusia. Pikirkanlah biji sesawi yang kecil menjadi besar karena kuasa Tuhan. Sebuah kuasa transformatif yang radikal dapat terjadi di dalam diri manusia. Ragi yang berjumlah sedikit dapat membuat adonan menjadi besar. Hal yang sama terjadi dengan Sabda Tuhan. Kita membaca dan mendengar Sabda Tuhan membantu kita untuk memiliki daya transformatif dalam diri kita. Kalau biji sesawi dan ragi yang jumlahnya terbatas saja dapat menjadi besar apalagi manusia yang diciptakan sewajah dengan-Nya. Ia akan menjaga dan melindungi kita. Ia akan menjadikan hidup kita lebih bermakna di hadirat-Nya. Maka hal yang tersembunyi adalah Yesus dan kuasa ilahi-Nya! Dialah yang menghadirkan Kerajaan Sorga di tengah-tengah dunia.

Apa yang harus kita lakukan supaya memiliki kekuatan Sabda Tuhan? Kita perlu setia membaca, merenung dan melakukan Sabda Tuhan. Sabda Tuhan memang memiliki daya transformatif dan ini menunjukkan kesetiaan Tuhan bagi kita. Sebab itu kita berusaha untuk menjadi pelayan Sabda yang setia. Kita mengalami kekuatan Tuhan supaya dalam jumlah yang terbatas, kita dapat menghadirkan Kerajaan Allah dan bertahan selama-lamanya.Sama seperti biji sesawi dan ragi yang kecil jumlahnya, demikian pula Kerajaan Allah dimulai dari orang-orang yang kecil dan sederhana dan akan menjadi besar sampai menyebar ke seluruh dunia.

Nabi Yeremia dalam bacaan pertama mengumpamakan kasih dan kebaikan Tuhan bagi bangsa Israel dengan ikat pinggang. Tuhan berkata: “Pergilah membeli ikat pinggang lenan, ikatkanlah itu pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!” (Yer 13:1). Yeremia mematuhi perintah Tuhan ini. Selanjutnya ikat pinggang yang sama disembunyikan di tepi sungai Efrat dan setelah beberapa saat diambil kembali oleh Elia atas perintah Tuhan. Ikat pinggang itu ternyata sudah lapuk dan tidak berguna lagi. Tuhan menggunakan lambang ikat pinggang ini untuk menunjukkan kasih dan kebaikan-Nya. Hanya di pihak bangsa Israel, mereka tidak setia kepada Tuhan. Kesombongan, kecongkakan telah menguasai mereka. Sebab itu Tuhan mengatakan bahwa bangsa ini akan menjadi serupa dengan ikat pinggang yang lapuk sehingga tidak berguna.

Tuhan mengharapkan pertobatan dari pihak manusia. Pengalaman akan Allah ditandai dengan pertobatan yang terus menerus dalam diri manusia. Dengan pertobatan yang terus menerus maka kita akan ikut mengembangkan Kerajaan Allah, yang kecil dan sederhana menjadi besar. Tuhan memampukkan kita untuk mengungkapkan hal yang tersembunyi. Dan itu adalah kuasa Sabda-Nya bagi kita.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply