Food For Thought: Belajar dari Cermin

Belajar pada cermin

Ada seorang anak kecil yang baru pertama kali melihat cermin. Dia terheran-heran karena bayangannya di dalam cermin itu mirip dengan dirinya. Ia coba tertawa dan terjadi bawa bayangannya di dalam cermin juga tertawa. Ia coba marah dan ternyata bayangannya di dalam cermin juga menunjukkan hal yang sama yaitu marah. Ia menjauh dan mendekat ke cermin maka bayangannya juga melakukan hal yang sama. Ia merasa heran dengan benda ajaib di depannya. Ia lalu bertanya kepada ibunya: “Mami, mengapa seseorang di dalam kaca itu melakukan apa yang saya lakukan?” Ibunya dengan sabar dan tenang menjelaskan kepadanya tentang bayangannya di dalam cermin dan juga fungsi cermin.

Bagi saya, cermin yang kita pandang setiap ada kesempatan tidak pernah berbohong. Dia merefleksikan apa yang tersaji di hadapannya, di dunia ini, di kehidupan ini. Cermin menunjukkan apa adanya, dan tiak menyembunyikan sesuatu yang ada di depannya. Cermin itu tidak pernah bersikap munafik. Seharusnya kita merasa malu di depan cermin kalau kita tidak menunjukkan keaslian kita yang sebenarnya.

Saya mengingat Steve Job. Ia pernah berbagi pengalaman hidupnya dengan berkata: “Selama 33 tahun terakhir, aku selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya pada diri sendiri: ‘Jika hari ini adalah hari terakhirku, apakah aku akan tetap melakukan apa yang aku rencanakan hari ini?’ Jika jawabannya ‘Tidak’ beberapa hari berturut-turut, aku tahu aku harus merubah sesuatu.”

Super sekali pengalaman pribadi Steve Job. Mungkin kita berbeda dengan beliau. Kita hanya dapat tersenyum di depan cermin tanpa pernah bertanya seperti Steve Job bertanya pada dirinya sendiri. Tetapi coba setelah membaca tulisanku ini, anda pergi bercermin dan bertanya serta mencari jawaban yang tepat untuk hidupmu. Pertanyaan Steve Job sebetulnya berkaitan dengan personal plan of life. Rencana hidup kita setiap hari. Apakah anda merencanakan hidupmu setiap hari? Atau anda membiarkan semuanya berjalan secara mekanik?

Saya mengakhiri refleksi ini dengan mengutip Charles Chaplin. Ia berkata: “Cermin adalah teman terbaikku, karena dia tidak pernah tertawa saat aku menangis.” Mari kita banyak belajar lagi dari cermin.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply