Bersama Maria: Hari Kesembilan

Berpasrah seperti Maria

Santu Bernardus pernah berkata: “De Maria Numquam Satis” artinya ‘berbicara tentang Bunda Maria, tidak pernah cukup’. Mengapa beliau mengatakan demikian? Sebab dalam pengalaman imannya tidak pernah ada kata-kata yang cukup bagi Bunda Maria. Pasti selalu ada kata-kata baru untuk melukiskan kehidupan Bunda Maria.

Marilah kita perhatikan Litani Santa Perawan Maria berikut ini: Pohon sukacita kami,* Bejana rohani,* Bejana yang patut dihormati,* Bejana kebaktian yang utama,* Bunga mawar yang gaib,* Benteng Daud,* Benteng gading, * Rumah kencana, *

Kalau kita perhatikan doa-doa dalam Litani, maka kita mendapat banyak gambaran tentang De Maria Numquam Satis. Sebelum perkataan Pohon sukacita kami dan setelah Rumah kencana masa ada kelanjutannya. Tidak ada kata-kata yang cukup bagi Bunda Maria.

Bunda menunjukkan satu hal yang baik bagi kita yakni selalu berpasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Ketika menerima kabar sukacita, kita mendapat gambaran bahwa mulanya ia juga merasa ragu. Namun imannya mengubah seluruh hidupnya. Ia berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Perkataan ini menunjukkan kepasrahan Bunda Maria kepada kehendak Allah. Sepanjang hidupnya, Bunda Maria berpasrah kepada kehendak Tuhan: mengikuti Yesus Puteranya bahkan sampai memangku jenazah Puteranya. Kepasrahan Bunda Maria menghasilkan buah keselamatan bagi manusia yang berdosa.

Saya mengingat Ambrosius Autpert. Ia pernah berkata: “Marilah kita memasrahkan diri kita dengan seluruh kasih dalam jiwa kita kepada perantaraan Perawan yang terberkati biarlah kita semua, dengan seluruh kekuatan, memohon perlindungannya sehingga pada saat di dunia kita mengelilinginya dengan penghormatan kita, supaya kelak di surga ia berkenan memberikan doa- doanya yang khusuk”. (Ambrose Autpert, Assumption of the Virgin).

Kita mengambil doa penuh kepasrahan kepada Bunda Maria menjadi doa kita juga. Kita berpasrah kepada Tuhan melalui Bunda Maria yang lebih dahulu berpasrah kepada Tuhan. Kita berpasrah berarti kita patuh kepada kehendak Tuhan di dalam hidup kita. Ya, kita datang untuk melakukan kehendak Tuhan.

Ad Iesum per Mariam.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply