Bersama Maria: Hari Ketujuh belas

Wanita Ekaristi Sejati

Hampir setiap hari saya merayakan satu Ekaristi. Kadang-kadang karena situasi pastoral maka saya dapat merayakan Ekaristi lebih dari satu kali. Dari semua doa di dalam perayaan Ekaristi, nama Bunda Maria selalu disebut-sebut. Pada tempat pertama, Bunda Maria adalah sang perantara sejati dari antara para perantara yang ada. Misalnya saat mengungkapkan pernyataan tobat, kita selalu mengulangi doa ini: “Oleh sebab itu saya memohon kepada santa Perawan Maria…” Doa ini sangat membantu kita untuk sadar diri sebagai orang berdosa yang mengharapkan pengampunan berlimpah dari Tuhan. Kedua pada saat Doa Aku Percaya, imam dan umat selalu mendoakan: “Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh St. Perawan Maria.”

Dalam Prefasi terselip doa-doa khusus sebagai tanda devosi Gereja kepada Bunda Maria. Misalnya, tentang Bunda yang tetap perawan dan Dia yang bersahaja dan dipilih Allah di antara semua wanita. Ada alasan-alasan mengapa kita menyatu dengan Bunda Maria dan Tuhan menyatu dengan kita sebagai manusia. Dikatakan: “Sebab ia telah mengandung Putera Tunggal-Mu karena kuasa Roh Kudus. Dia yang tetap perawan mulia memancarkan terang abadi bagi dunia yakni Yesus Kristus.” Dalam Prefasi lain dikatakan: “Perawan Maria adalah hamba Tuhan yang bersahaja. Melalui Maria kita memperoleh Yesus Kristus sang Penyelamat kita. Bunda Maria adalah perantara yang mulia. Dikatakan dalam Doa Syukur Agung ke-2: “Kasihanilah kami semua agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi bersama St. Maria, Perawan dan Bunda Allah.

Saya mengingat St. Yohanes Paulus II. Dalam dokuken “Ecclesia de Eucharistia” beliau menulis: “Dalam Ekaristi, Gereja sama sekali bersatu dengan Kristus dan kurban-Nya, dan Gereja mengenakan semangat Maria. Kebenaran ini dapat dipahami lebih mendalam lewat pemahaman ulang Magnificat (Jiwaku Memuliakan Tuhan) sebagai kunci memasuki Ekaristi. Ekaristi, sebagaimana Madah Maria ini, pertama dan utama adalah madah pujian dan syukur. Tatkala Maria melambungkan: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan rohku bersukacita dalam Tuhan Juruselamatku”, dia telah mengandung Yesus dalam rahim. Dia memuliakan Tuhan “lewat” Yesus, dan ia juga memuji Tuhan “dalam” dan “bersama” Yesus. Inilah sebenarnya sikap “Ekaristi sejati”.

Bunda Maria adalah Bunda EKaristi. Ia hadir dan menunjukkan Yesus Putera-Nya kepada kita semua. Dari mimbar Sabda, kita mendengar dan merenungkan perkataan Tuhan. Dari doa-doa kita selalu menyebut namanya. Dialah Bunda Gereja dan Bunda kita semua. Dialah Bunda Ekaristi. Dialah Bunda Allah. Apakah kita dapat menyerupai Bunda Maria sebagai yang dipilih Allah menjadi bunda Yesus Putera-Nya”. Kita belajar untuk menjadi pribadi Ekaristi yang handal. Maria adalah Bunda Ekaristis maka sebaliknya pun demikian. Kita menjadi pribadi Ekaristi bagi mereka yang lain.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply