Homili 1 Juli 2019

Hari Senin, Pekan Biasa ke-XIII
Kej. 18:16-33
Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,10-11
Mat. 8:18-22

Merenungkan wajah kerahiman Tuhan

Paus Fransiskus dalam Bulla “Misericordiae Vultus” menegaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah wajah Kerahiman Allah (MV,1). Tentu saja pernyataan Paus Fransiskus ini turut menegaskan bahwa Allah Bapa kita memang kaya dengan rahmat (Ef 2:4). Ia mewahyukan nama-Nya kepada Musa sebagai “Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya” (Kel 34:6). Ia tidak pernah berhenti memperlihatkan keilahian-Nya dengan berbagai cara. Santu Paulus menulis, ‘setelah genap waktunya’ (Gal 4:4), Allah mengutus Putra-Nya lahir dari perawan Maria untuk mewahyukan kasih-Nya secara definitif. Barang siapa telah melihat Tuhan Yesus, ia telah melihat Bapa (Yoh 14:9) Tuhan Yesus menunjukkan kerahiman Allah dalam sabda, karya dan pribadi-nya (MV, 1). Allah kita dalam diri Yesus Kristus adalah rahim.

Perkataan Paus ini mengingatkan kita pada Tuhan Yesus yang mengatakan kepada Santa Faustina, sang rasul kerahiman ilahi: “Aku memberikan kepadamu tiga cara melaksanakan kerahiman bagi sesamamu: pertama, dengan dengan perbuatan, kedua, dengan perkataan, ketiga, dengan doa. Dalam tiga tingkatan ini tercakup kepenuhan Kerahiman, dan ini adalah bukti cinta yang tak terbantahkan bagi-Ku” (Buku Harian, 742). Tiga cara yakni perbuatan, perkataan dan berdoa merupakan hal yang mutlak perlu kita lakukan di dalam hidup ini untuk mewujudkan kerahiman Allah yang benar. Allah yang kita Imani adalah Allah yang Maharahim.

Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Allah yang Maharahim yang menaruh kasih-Nya bagi orang-orang berdosa. Kisah Sodom dan Gomora di dalam Kitab Kejadian merupakan kisah yang membuka wawasan kita bagaimana Allah selalu menunjukkan kerahiman-Nya bagi orang-orang berdosa. Tuhan Allah adalah kasih dan kerahiman, dan ini dialami oleh Abraham. Sebab itu Ia berpikir: “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” (Kej 18:17-19). Allah sungguh-sungguh memikirkan Abraham sebagai sahabat. Maka Ia hendak menunjukkan wajah kerahiman-Nya kepada Abraham.

Tuhan melihat kota Sodom dan Gomora yang masih berada dalam bayang-bayang kegelapan. Ada banyak keluh kesah tentang kedua kota ini karena banyaknya dosa yang mereka miliki. Tuhan Allah hendak mengecek kebenaran tentang manusia maka Ia berjanji untuk turun dan melihat secara langsung suasana manusia. Di hadapan Tuhan, Abraham bertanya kepada Tuhan apakah Ia benar-benar mau menghancurkan orang-orang fasik di kota Sodom dan Gomora yang berdosa melawan Tuhan Allah. Abraham bertanya kepada Tuhan sekiranya di kedua kota ini terdapat lima puluh orang benar apakah Tuhan masih mau menghancurkannya? Tuhan menjawab Musa bahwa Ia tidak akan menjatuhkan hukuman kepada orang-orang fasik di kedua kota ini. Abraham melanjutkan pertanyaan kepada Tuhan: kalau ada empat puluh lima orang benar, empat puluh orang benar, tiga puluh orang benar, dua puluh orang benar, dan sepuluh orang benar. Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa Ia tidak akan melakukan pemusanahan kepada orang-orang berdosa. Inilah perkataan Tuhan: “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang orang-orang benar itu.” Kitab Kejadian bersaksi: “Pergilah Tuhan, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya”.

Dari kisah ini kita mengerti bagaimana kepekaan Tuhan dan Abraham terhadap manusia yang berdosa. Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya kepada orang-orang berdosa dengan mengampuni tanpa syarat. Tuhan juga menunjukkan kerahiman-Nya kepada kita masing-masing supaya hidup layak di hadirat-Nya. Abraham menunjukkan wajah kerahiman Allah kepada orang-orang berdosa di Sodom dan Gomora dengan bernegosiasi dengan Tuhan. Akibatnya, rencana Tuhan berubah dengan mencerminkan jati diri-Nya sebagai kasih dan kerahiman kepada orang-orang berdosa. Kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi mitra kerja-Nya. Mari kita mengubah cara hidup kita supaya lebih layak di hadapan Tuhan dengan ikut menunjukkan wajah kerahiman Allah yang nyata dalam perkataan dan perbuatan dan doa. Tunjukanlah wajah kerahiman Allah kepada semua orang.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply