INDAHNYA QUALITY TIME
Hari liburan sekolah sudah tiba. Tentu saja ini menjadi kesempatan bagi keluarga-keluarga untuk saling mengunjungi satu sama lain terutama keluarga-keluarga yang tinggal berjauhan, mereka dapat berkumpul bersama setelah sibuk dengan aneka pekerjaan masing-masing. Mereka menggunakan waktu untuk istirahat bersama dan lebih dari itu, waktu liburan menjadi waktu berkualitas (Quality Time) bagi setiap pribadi untuk membangun dan menata kembali relasi mereka sebagai satu keluarga menjadi semakin baik. Waktu berkualitas atau Waktu berkualitas berguna untuk menata kembali hidup terutama yang berkaitan dengan pekerjaan dan pelayanan setiap hari. Waktu berkualitas dapatlah menjadi kesempatan untuk mengobati luka-luka bathin dalam hidup bersama sebagai keluarga atau komunitas. Dengan memanfaatkan Quality Time setiap pribadi dapat merasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan di dalam keluarga atau komunitas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Quality Time merupakan waktu atau keadaan yang sangat berharga dan berkualitas sebab dapat membentuk kebersamaan di dalam sebuah keluarga atau komunitas.
Banyak keluarga yang relasi antar pribadinya semakin dangkal karena alasan kesibukan setiap anggota keluarga. Setiap orang beralasan sibuk dengan tugas dan pelayanannya serta pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk berkumpul bersama, berbicara bersama bahkan makan bersama. Ini merupakan sebuah tantangan sekaligus kesulitan bagi keluarga dan komunitas masa kini. Dikatakan sebagai tantangan dan kesulitan karena setiap anggota keluarga adalah makhluk sosial yang terpanggil untuk hidup berdampingan satu sama lain. Setiap pribadi saling membutuhkan satu sama lain. Anak-anak membutuhkan quality time bersama orang tuanya, orang tua membutuhkan quality time bersama anak-anaknya, pada saat makan bersama, rekreasi dan liburan bersama. Quality time bukan hanya sekedar memboroskan atau membuang waktu saja. Quality time justru dapat membaharui dan mempererat relasi manusiawi kita. Setiap anggota keluarga semakin saling mengenal satu sama lain.
Mari memandang Yesus
Tuhan Yesus dari Injil mengajarkan kita bagaimana memanfaatkan waktu-waktu kehidupan kita dengan berkualitas bersama sesama manusia di sekitar kita, di dalam keluarga dan komunitas. Ia tidak hanya berbicara tetapi menunjukkannya dengan teladan hidup dalam kebersamaan yang konstan dengan para murid-Nya. Hal ini dilakukan Yesus selama tiga tahun bersama para murid-Nya. Mari kita coba memandang Yesus yang selalu memiliki Quality Time bersama para murid-Nya, dengan beberapa contoh berikut ini:
Pertama, Penginjil Markus memberi kesaksian bahwa Yesus mengutus para rasul dan selanjutnya mereka kembali berkumpul bersama dengan-Nya. Mereka masing-masing memberikan laporan singkat pelayanan dan pekerjaan mereka di hadapan Yesus dan teman-teman mereka. Yesus mendengar dengan penuh perhatian dan menaruh belas kasihan kepada mereka. Sebab itu Ia berkata: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.” (Mrk 6:31-32). Komunitas Yesus, dalam hal ini Yesus dan para Rasul selalu berkeliling dan berbuat baik. Komunitas-Nya adalah sebuah komunitas yang selalu bergerak, namun Tuhan Yesus masih memikirkan sebuah waktu yang berkualitas untuk kebersamaan mereka. Memang, kisah selanjutnya dalam Injil Markus ini adalah oleh karena banyak orang berbondong-bondong mengikuti mereka melalui jalan darat maka Yesus menunjukkan belas kasih dan mengajar mereka. Namun satu hal yang pasti adalah mereka sempat memiliki waktu berkualitas untuk kebersamaan. Waktu berkualitas memang tidak tergantung pada panjang atau singkatnya kebersamaan. Hal terpenting adalah setiap pribadi merasakan kehadiran yang bermakna.
Kedua, Penginjil Matius memberi kesaksian yang berkaitan dengan waktu berkualitas dalam komunitas Yesus. Pada saat mereka berada di Kaisarea Filipi (Mat 16:13-20), Ia bertanya kepada mereka dengan pertanyaan ini: “Kata orang siapakah Anak Manusia itu?” (Mat 16:13). Pertanyaan ini muncul ketika mereka berkumpul bersama di Kaisarea Filipi. Masing-masing mereka memberi kesaksian tentang pandangan orang tentang Yesus yang dianggap sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau seorang nabi yang sudah wafat dan bangkit. Yesus juga bertanya tentang pandangan mereka sendiri: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Hanya Petrus dengan kuasa Bapa mengakui imannya: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16: 16). Selanjutnya Yesus memberikan penugasan kepada Petrus untuk menjadi pemimpin jemaat. Episode penting ini terjadi karena Yesus memiliki waktu berkualitas dengan para murid-Nya.
Ketiga, Penginjil Matius memberi kesaksian yang lain tentang Tuhan Yesus yang makan Paskah dengan murid-murid-Nya (Mat 26:17…). Dikisahkan bahwa pada hari pertama Roti Tak Beragi, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan paskah bagi-Mu?” (Mat 26:17). Ini adalah waktu berkualitas dalam komunitas Yesus yang sangat berharga karena merupakan perjamuan malam terakhir. Yesus duduk dan makan bersama. Yesus membentuk Ekaristi bersama para murid-Nya sebagai sebuah kenangan. Penginjil Yohanes menambahkan banyak hal lain yakni Yesus menggunakan waktu berkualitas ini untuk makan bersama, memberikan wejangan-wejangan penting, menjanjikan Paraclitus dan mendoakan para murid-Nya. Yesus menjadi Imam Agung bagi mereka.
Ketiga contoh yang saya pilihkan di atas menunjukkan bahwa Tuhan Yesus dari Injil merasakan pentingnya waktu berkualitas bersama para murid-Nya. Ia tidak sendirian atau membiarkan para murid-Nya sendirian dengan alasan apapun. Ia tetap bersama mereka dan menunjukkan kasih-Nya sampai tuntas. Ketiga contoh di atas menggambarkan bawa Yesus tetap memiliki waktu berkualitas bersama Gereja-Nya hingga akhir zaman. Meskipun banyak tantangan, ancaman dan penderitaan, namun Gereja tetap berdiri kokoh karena Yesus ada dan hadir. Waktu berkualitas Yesus bersama murid-murid-Nya selalu dibarengi dengan perjamuan bersama. Pada saat ini, Yesus juga tetap memiliki waktu berkualitas dengan kita sebagai Gereja dalam sakramen-sakramen terutama sakramen Ekaristi. Ekaristi bersama merupakan waktu berkualitas antara Yesus dan Gereja-Nya. Kita sebagai umat mengalami mukjizat yang nyata dalam Ekaristi karena memandang Yesus yang hadir dalam rupa Roti dan Anggur. Ia juga berbicara kepada kita dari hati ke hati melalui sabda-Nya.
Waktu Berkualitas dalam hidup kita
Waktu berkualitas di dalam hidup kita sebagai pribadi dan keluarga atau komunitas itu penting dan harus. Kita tidak berdiri sendiri tetapi sangat membutuhkan orang lain. Pikirkanlah bahwa masing-masing kita memiliki pengalaman suka dan duka. Ada saat di mana kita tertawa, ada saat di mana kita juga menangis. Maka kita benar-benar membutuhkan kehadiran sesama di dalam hidup kita. Para suami dan istri perlu dan harus memiliki waktu berkualitas satu sama lain. Tanpa ada waktu berkualitas maka ada pengaruhnya yang sangat besar dalam membangun dan mempertahankan relasi kasih. Katakan saja ada perasaan sepi, menyendiri dan bisa berpengaruh dalam relasi kasih suami dan istri. Ujian kesetiaan ada di sini.
Anak-anak juga membutuhkan waktu berkualitas bersama orang tuanya. Banyak kali para orang tua mengatasnamakan kesibukan untuk mencari uang maka mereka lupa peran utamanya sebagai pendidik. Anak-anak dibiarkan begitu saja. Mungkin para orang tua memberi bekal uang cash, ATM, handphone dan gadget lainnya dan mereka berpikir bahwa semua itu adalah tanda kasih bagi anak-anak dan cukup. Itu tandanya orang tua yang keliru. Mendidik anak bukan hanya dengan memberi barang-barang tetapi yang lebih penting adalah kehadiran nyata dan selalu bersama dengan anak-anak. Apalagi kalau anak-anak itu masih dalam usia pertumbuhan. Orang tua memiliki waktu untuk berbicara dan saling mendengar dengan anak-anak di dalam keluarga.
Apa yang dapat dilakukan dalam keluarga?
Pertama, Meluangkan waktu. Setiap anggota keluarga dalam hal ini ayah, ibu dan anak-anak selalu meluangkan waktunya untuk bersama dalam keluarga. Pekerjaan dan kegiatan di luar rumah janganlah menjadi alasan untuk membenarkan diri supaya menjauh dari keluarga. Luangkanlah waktu sejenak untuk bersama keluarga karena dari sana akan muncul keharmonisan dan kebahagiaan bersama.
Kedua, Memiliki skala Prioritas. Setiap anggota keluarga perlu memiliki skala prioritas di dalam hidupnya dan prioritas yang pertama dan utama adalah keluarga. Boleh dikatakan bahwa keluarga adalah segalanya. Ada orang yang selalu sibuk melayani di luar rumah dan lupa dengan keluarganya sendiri. Ini adalah hal yang keliru dalam keluarga. Nomor satu keluarga, nomor dua keluarga, nomor tiga keluarga dan segalanya adalah keluarga. Hanya dengan demikian ada waktu berkualitas bagi keluarga.
Ketiga, Bermusyawara bersama. Keluarga perlu memiliki kebiasaan untuk duduk bersama supaya merencanakan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Dari situ, keluarga yang memiliki komitmen hidup bersama akan memiliki waktu berkualitas. Mereka duduk bersama, membuat jadwal keluarga. Ketika keluarga dapat duduk bersama maka muncul ide-ide berupa jadwal untuk mewujudkan waktu berkualitas dalam keluarga. Misalnya kapan waktu yang tepat untuk makan bersama. Kapan waktu yang tepat ayah dan ibu berbicara dengan anak-anak. Kapan ada waktu untuk nonton bareng, menentukan waktu dan tempat dan waktu liburan bersama.
Keempat, Waktu berkualitas benar-benar terwujud kalau setiap anggota keluarga berani ‘shutdown’ dan ‘log out’ dari gadget dan media sosialnya. Ada keluarga yang sepakat supaya saat makan bersama tidak ada yang membawa HP ke ruang makan atau restoran. Kalaupun membawanya harus silent atau lenih ekstrim ‘shutdown’ dan ‘logout’. Ini adalah kebiasaan yang baik dan dapat membantu keluarga memiliki Quality Time.
Mari kita berubah
Quality Time itu indah dan sangat berharga bagi kita sebagai pribadi dan juga keluarga atau komunitas. Setelah memahami beberapa contoh dari komunitas Yesus dan keluarga manusia di atas maka kita semua diharapkan lebih sadar lagi akan pentingnya Quality Time yang indah di dalam hidup ini. Sesibuk apapun, Quality Time itu tetap penting dan harus di dalam hidup kita.
Waktu liburan panjang akan segera berakhir. Apakah setiap orang sudah merasakan Quality Time-nya dengan baik dan memuaskan? Marilah kita berubah dan berbenah dalam hidup. Tuhan Yesus saja memiliki Quality Time bersama para murid-Nya, dan masa kini bersama Gereja-Nya dalam sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi, mengapa kita selalu mencari alasan mengatasnamakan ‘sibuk’ sehingga tidak memiliki Quality Time di dalam keluarga? Quality Time itu indah dan membahagiakan kalau sungguh-sungguh mengalaminya.
RP. John Laba, SDB