Homili 14 Januari 2020

Hari Selasa, Pekan Biasa I
1Sam 1:9-20
MT. 1Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd
Mrk. 1:21b-28

Tuhan lebih berkuasa!

Saya pernah mendengar seruan dari seorang ibu yang anaknya sakit keras di rumah sakit: “Tuhanku adalah Allah yang menyembuhkan. Tuhan lebih berkuasa!” Saya mendengar seruan ini sambil memperhatikan pasien yang terbaring lemah di atas ranjang. Ada dua situasi yang saya pahami di sini: pertama, ibu sebagai orang tua memiliki iman dan optimisme bahwa Tuhan pasti dapat menolong anaknya. Ia sungguh percaya pada kuasa Tuhan yang menyembuhkan. Kehadiran imam sebagai alter Christus membantu dalam hal doa kepada Tuhan untuk anugerah kesembuhan. Kedua, anak yang sedang sakit sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan. Ia lemah dan tak berdaya namun dengan adanya iman dari ibunya, kiranya dapat menolongnya untuk mengurangi beban hidupnya. Tuhan dapat menyembuhkannya melalui perantaraan orang lain yang beriman kepada Tuhan. Bagi saya, ini adalah pengalaman dari setiap orang beriman di hadirat Tuhan dan sesama.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini berbicara tentang kuasa Tuhan bagi manusia. Dalam bacaan Injil kita mendengar bagaimana Markus melukiskan kegiatan-kegiatan lanjutan Yesus setelah memanggil para murid perdana di pantai danau Galilea. Posisi Yesus adalah Ia sedang berada di dalam rumah ibadat di Kapernaun. Ia melakukan tugas-tugas harian-Nya dengan sempurna, yakni mengajar dengan penuh kuasa dan wibawa sehingga banyak orang takjub kepada-Nya. Ia melakukan sebuah mukjizat yaitu menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Orang yang kerasukan roh-roh jahat berperilaku demikian karena dikontrol oleh kuasa roh-roh jahat. Kini di hadapan Yesus, roh-roh jahat itu tidak memiliki kuasa apapun.

Perhatikan perkataan perwakilan roh jahat kepada Yesus: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Mrk 1:24). Hanya ada satu manusia tetapi dikuasai oleh roh-roh jahat. Hanya ada satu Yesus, tetapi kuasa-Nya mampu melumpuhkan kuasa roh-roh jahat. Hal yang menarik perhatian kita adalah roh jahat sekalipun masih mengenal Yesus dan kuasa-Nya. Tuhan Yesus dengan kuasa dan wibawa membentak roh-roh jahat itu dan mengeluarkan mereka dari tubuh manusia yang mereka rasuki. Roh-roh jahat sempat menunjukkan rasa takutnya di hadapan Tuhan Yesus. Namun karena kuasa Tuhan Yesus melebihi segalanya maka roh-roh jahat sekalipun takut dan takluk.

Hal lain yang menarik dari kuasa Tuhan Yesus ini adalah rasa takjub dan syukur. Orang yang tidak mengalami mukjizat tetapi hanya melihat terjadinya mukjizat merasa takjub dengan kuasa Allah di dalam diri Yesus Putera-Nya. Inilah perkataan mereka: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” (Mrk 1:27). Yesus semakin terkenal karena kuasa dan wibawa-Nya mengubah hidup banyak orang. Wujud nyata dari kuasa Tuhan adalah manusia berubah, manusia menjadi baru, bebas dari kuasa dan ikatan roh-roh jahat.

Satu hal yang bagi saya penting buat direnung bersama adalah Tuhan Yesus berbicara dengan penuh kuasa dan wibawa di dalam Sinagoga. Mari kita membiarkan diri kita sebagai sinagoga, tempat kudus, di mana Tuhan dapat berbicara dengan kuasa dan wibawa. Pada hari ini kita coba membenahi diri kita. Roh jahat saja takhluk kepada Yesus, mengapa kita masih kesulitan untuk mentaati dan melakukan perintah-perintah Yesus? Mengapa kita masih kesulitan mengakui otoritas Yesus? Mengapa kita masih mempertanyakan otoritas dan kuasa Yesus di dalam diri kita dan di dalam Gereja?

Dalam bacaan pertama kita juga berjumpa dengan sosok Hannah, istri Elkana. Ia divonis tidak memiliki anak karena kandungannya sudah ditutup. Ia berada di bawah tekanan Penina selaku istri Elkana yang memiliki anak. Banyak kali Hannah merasa dibully oleh Penina. Hannah tidak berhenti dalam penderitaannya. Ia meminta kepada Tuhan untuk menolongnya. Sebab itu ia rajin berdoa di rumah Tuhan di Silo. Ia tekun berdoa, mulutnya komat-kamit namun imam Eli berpikir bahwa Hannah sedang mabuk. Hannah menjelaskan maksud dan intensinya kepada imam Eli. Dengan penuh harapan imam Eli berkata kepadanya: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.” (1Sam 1:17). Kisah ini berlanjut di mana kuasa Allah benar-benar nyata. Dkisahkan bahwa setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari pada Tuhan.” (1Sam 1:20).

Kuasa Tuhan sungguh nyata di dalam hidup ini. Banyak kali kita sendiri mengalami kesulitan tertentu seperti sakit dan penyakit yang menguasai kita, masalah-masalah keluarga ataukah relasi antar pribadi di dalam keluarga masing-masing. Kita semua tidak boleh mengandalkan diri kita. Kita butuh Tuhan yang datang untuk menyembuhkan. Kita butuh Tuhan untuk memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita sukai.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply