Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXVIII
Ef. 1:11-14
Mzm. 33:1-2,4-5,12-13
Luk. 12:1-7.
Terima kasih Allah Roh Kudus
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus dan memiliki keilahian yang sama dengan Allah Bapa Putra (KGK, 243-248, 263-264). Kita semua percaya bahwa kita selalu berhubungan dengan Roh Kudus. St. Paulus mengatakan bahwa Allah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita (Gal 4:6), dari situ Dia dapat memenuhi hati kita sepenuhnya. Hanya dalam Roh Kudus, kita dapat menemukan kebahagiaan, kedamaian di hati dan kebebasan. St.Paulus mengatakan: “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa.” (Rom 8:15). Perkataan Paulus ini membuat kita bersyukur kepada Allah Roh Kudus.
Roh Kudus memiliki peran yang sangat penting bagi kita secara pribadi maupun komunitas. Misalnya, ketika kita hendak mengambil keputusan tertentu di dalam hidup, kita butuh campur tangan Roh Kudus. Pada saat saya mengambil keputusan untuk menjadi seorang biarawan dengan mengikrarkan kaul kebiaraan, saya membutuhkan campur tangan Roh Kudus dengan membuat discernment supaya keputusan pribadi saya itu benar adanya di hadirat Tuhan dan sesama. Demikian juga menjelang tahbisan imamat, saya membutuhkan Roh Kudus supaya keputusan saya itu tidak keliru. Para suami dan istri juga demikian, sebelum memutuskan untuk menikah, mereka butuh Roh Kudus untuk membuka pikiran mereka supaya memgambil keputusan yang tepat sebelum memulai hidup berkeluarga.
Pada hari ini kita semua dikuatkan oleh St. Paulus. Ia mengatakan kepada jemaat di Efesus dan kita semua yang membacanya saat ini, sebuah prinsip dasar Kristiani: “Kami sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus dan kalian pun telah dimeteraikan dengan Roh Kudus. Dan Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya”. (Ef 1:14). Kita perlu berbangga sebagai anak-anak Tuhan karena dengan Roh Kudus ini kita sungguh-sungguh menjadi bagian dari Tuhan. Kita benar-benar menjadi milik Allah.
Kita adalah milik Allah. Ini adalah karya Roh Kudus di dalam hidup kita. Apakah kita layak untuk menyandang panggilan sebagai milik Allah? Kita perlu belajar untuk membenahi diri, bertobat secara radikal supaya benar-benar menjadi milik Allah. Maka kita sungguh membutuhkan Roh Kudus di dalam hidup kita. Roh yang satu dan sama itu kita butuhkan untuk mendapat kekuatan dalam mewartakan Injil. Tuhan Yesus mengatakan kepada para murid-Nya: “Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” (Luk 12:2-3).
Dalam mewartakan Injil, kita tidak harus memiliki ketakutan yang berlebihan. Tuhan Yesus sendiri mengatakan: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12). Maka apa yang harus kita lakukan dalam mewartakan Injil? Tuhan Yesus mengingatkan kita supaya jangan takut kepada siapapun selain takut kepada Allah. Mengapa kita takut kepada Tuhan? Sebab Dia adalah Pencipta kita. Karena Dia adalah Pencipta maka Dialah yang mengatur hidup kita. Kita begitu mulia di hadirat-Nya. Tuhan Yesus berkata: “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Luk 12:6-7). Apakah anda merasa berharga di hadirat Tuhan?
Saya mengakhiri Homili ini dengan sebuah doa Mohon Roh Kudus Tetap Tinggal Dalam Hati dari Santu Agustinus:
“Ya Roh Kudus, Penasihat yang penuh kuasa, pengikat yang kudus antara Bapa dan Putra, harapan bagi mereka yang bersedih. Turunlah dalam hatiku dan tinggallah didalamnya, nyalakan jiwaku yang nyaris padam dengan Kasih-Mu, agar aku dapat sepenuhnya menjadi milik-Mu. Aku percaya, bila Engkau tinggal di dalam aku, Engkau juga akan menyiapkan tempat tinggal bagi Bapa dan Putra. Oleh karenanya, berkenanlah datang kepadaku, Penasehat jiwa-jiwa yang ditinggalkan, Pelindung mereka yang membutuhkan. Bantulah aku dalam kelemahan dan dukunglah dalam kegoyahanku. Datang dan sucikan diriku, semoga iblis tidak berniat memiliki diriku. Engkau mengasihi yang bersahaja, dan menyingkirkan yang sombong. Datanglah kepadaku, kemuliaan orang yang hidup dan harapan orang mati. Tuntunlah diriku dengan karunia kasih-Mu, agar aku dapat senantiasa menyenangkan hati-Mu. Amin.”
Tuhan memberkati kita semua. Allah Roh Kudus sertailah hidup kami pada hari ini.
P. John Laba, SDB