Homili 22 Oktober 2020

Hari Kamis, Pekan Biasa ke-XXIX
Yohanes Paulus II
Ef. 3:14-21
Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19
Luk. 12:49-53

Betapa dahsyatnya kasih Kristus

Pada hari ini kita mengenang St. Yohanes Paulus II. Orang kudus modern ini merupakan inspirator besar bagi dunia pada masa pelayanannya. Saya mengutip dua perkataannya untuk menginspirasi kita pada hari ini. Pertama, Ia berkata: “Kita sering menemukan diri kita di persimpangan jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih, jalan mana yang harus dilalui; ada bagitu banyak jalan yang salah, begitu banyak ambiguitas. Di saat seperti ini, jangan lupakan bahwa Kristus, selalu dan satu-satunya jalan yang paling aman, jalan yang menuju pada kebahagiaan yang penuh dan abadi.” Perkataan Santu ini sangat realistis dengan hidup kita zaman now. Berkali-kali kita sendiri menemukan diri kita dipersimpangan jalan dan bingung mau mengikuti jalan yang mana. Kadang-kadang kita sadar atau sengaja mengikuti jalan yang salah padahal kita sendiri tahu bahwa Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan hidup. Hanya Yesus saja satu-satunya jalan yang aman menuju kebahagiaan dan keabadian. Perkataan ini sekaligus menjadi koreksi bagi hidup pribadi dan komunitas atau keluarga. Yesus adalah segalanya bagi kita.

Perkataan kedua, “Apa yang benar-benar penting dalam hidup adalah bahwa kita dikasihi oleh Kristus dan bahwa kita juga mengasihi Dia. Dibandingkan dengan kasih Yesus, yang lainnya adalah sekunder. Dan, tanpa kasih Yesus, semuanya tidak berguna.” Tuhan Yesus tidak hanya menjadi Jalan, Kebenaran dan Hidup kita. Tuhan Yesus adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Kasih Yesus sungguh nyata dan kita alami dalam hidup kita setiap hari. Dia tidak hanya mengatakan bahwa Dia mengasihi kita, Dia adalah kasih dan kita mengalami sendiri kasih-Nya. Tanpa cinta kasih Yesus, hidup kita pun tidaklah bermakna. Sebab itu jangan takut untuk mengalami kasih-Nya dan mengasihi. Bagi saya perkataan Yesus ini sungguh-sungguh super bagi hidup kita sebagai pengikut-Nya di masa pandemi ini. Hidup kita berkobar-kobar karena kasih-Nya.

Perkataan Santu Yohanes Paulus II ini menginspirasi kita juga untuk memahami pesan-pesan bacaan Kitab Suci pada hari ini. St. Paulus dalam bacaan pertama bersaksi bahwa ia bersujud di hadapan Bapa selaku pokok keturunan di surga dan di bumi. Paulus juga mendoakan jemaat di Efesus supaya Bapa menguatkan jemaat dalam Roh, sehingga karena iman, mereka dapat menerima Kristus untuk diam di dalam mereka. Dengan demikian mereka benar-benar hidup dengan berasalkan kasih. Intensi doa Paulus yang lain adalah supaya mereka benar-benar merasakan kasih Allah dalam diri Yesus Kristus: “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Ef 3:18-19). Kasih Kristus harus dialami, tidak hanya dibayangkan. Tepatlah perkataan Yohanes Paulus II: “Tanpa kasih Yesus, semuanya tidak berguna.” Tuhan Yesus yang mengasihi bahkan sanggup melakukan jauh lebih banyak yang kita doakan dan pikirkan.

Perkataan Paulus dalam bacaan pertama ini membantu kita supaya merasakan kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Tugas kita adalah membuat bumi kita ini menjadi penuh dengan kasih setia dari Tuhah (Mzm 33:5b). Bagaimana kita menjadikan bumi kita ini penuh dengan kasih setia Tuhan? Kita perlu menjadi pribadi yang optimis atau memiliki hati yang penuh sukacita. Kita perlu jujur di hadirat Tuhan. Orang yang jujur jalannya akan memiliki hati yang bersorak sorai. Dalam masa pandemi ini, kita juga mengalami ujian di pihak Tuhan. Apakah kita dapat menjadi pribadi yang bahagia dalam hidup? Apakah kita dapat membawa kasih Allah kepada sesama manusia? Jangan pernah takut untuk mewartakan kasih Allah kepada sesama manusia.

Apa yang seharusnya kita lakukan supaya benar-benar mengalami dan mewartakan kasih Kristus yang dahsyat? Tuhan Yesus di dalam bacaan Injil memberikan pesan-pesan yang terbaik bagi kita. Pertama, supaya kita tak henti-hentinya membawa damai kepada sesama. Sungguh, berbahagialah mereka yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Memang ada damai, pasti ada pertentangan, ada pedang yang mengancam dan memisahkan. Di sini perlu Roh Kudus, sang Api yang dilemparkan Yesus ke bumi. Roh Kudus yang membaharui seluruh muka bumi. Roh Kudus yang memurnikan kasih Allah di dalam hidup kita.

Pada hari ini kita semua diajak oleh Tuhan melalui sabda-Nya untuk merasakan dahsyatnya kasih Tuhan. St. Yohanes Paulus ke-II sudah merasakannya dan menginginkan kita untuk menjadi kudus. Ia selalu berkata: “Non abbiate paura di essere santi” artinya ‘Janganlah takut untuk menjadi kudus’.

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip doa kepada St. Yohanes Paulus ke-II berikut ini:

Oh, St. Yohanes Paulus ke-II, dari jendela surga, anugerahilah kami berkatmu! Berkatilah gerejamu yang sangat engkau cintai ini. Layani, bimbinglah dan tuntunlah dengan berani gerejamu yang sedang berziarah di dunia ini, agar mampu mewartakan nama Yesus serta mendekatkan semua orang kepada Yesus. Berkatilah juga kaum muda yang adalah dambaan terbesarmu. Bantulah mereka agar memiliki mimpi dan keinginan yang besar untuk menemukan cahaya yang dapat menerangi jalan kehidupan mereka di dunia ini.

Sudilah kirannya engkau memberkati juga setiap keluarga yang ada di dunia ini. Engkau telah mengingatkan kami tentang serangan iblis terhadap kekuatan cahaya ilahi dari Allah yang dianugerahkan-Nya ke dunia ini. Semoga dengan doamu, engkau dapat melindungi semua keluarga di manapun. Berdoalah bagi perdamaian seluruh dunia, terutama bagi mereka yang saat ini masih diliputi ketegangan, peperangan dan ketidakadilan. Engkau dikenal sebagai sosok yang selalu menyerukan perdamaian. Engkau mengatasi perang dengan melakukan dialog dan menanamkan benih-benih cinta. Maka, doakanlah kami agar tidak takut dan tak kenal untuk menjadi penabur perdamaian.

Oh St. Yohanes Paulus, dari jendela surga, tempat kami melihatmu di sebelah Bunda kami Maria, kirimkanlah berkat Tuhan kepada kami semua. Amin.

St. Yohanes Paulus ke-II, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB