Kuat dan Bertahan
Hari terakhir dalam tahun liturgi. Tuhan mengingatkan kita untuk tetap kuat dan bertahan di hadirat-Nya Yang Mahakudus. Mengapa Tuhan menghendaki demikian? Sebab Tuhan senantiasa menyertai kita hingga akhir zaman. Tuhan menyertai kita melalui Sabda yang kita dengar, baca dan lakukan di dalam hidup ini. Setiap hari Sabda Tuhan selalu memberikan peneguhan, kekuatan dan pedoman untuk hidup yang lebih berkenan kepada Tuhan. Mungkin saja kita setia melakukan Sabda yang menjadi pelita bagi langkah kaki kita, tetapi banyak kali kita juga sadar dan lalai untuk menjadi pelaku Sabda.
Pada hari yang terakhir ini kita semua diingatkan lagi oleh Tuhan Yesus untuk kuat dan bertahan terhadap segala pengalaman hidup yang berat dan membuat kita menderita. Saudara-saudara yang berada di daerah tertentu mengalami begitu sulitnya hidup sebagai pengikut Kristus, sulit membangun rumah ibadat, mengalami penganiayaan yang besar bahkan dibunuh sebagai martir. Banyak saudari dan saudara kita tetap kuat dan bertahan sebab iman dan kasih mereka tak berkesudahan kepada Tuhan Yesus. Dalam masa pandemi covid-19 ini kita semua berusaha untuk tetap kuat dan bertahan. Banyak yang memenangkan ‘pertandingan yang sulit’ ini sehingga masih berusaha untuk sharing dan caring (berbagi dan peduli) terhadap sesama manusia. Maka ternyata orang yang kuat dan bertahan masih mampu berbagi dan peduli terhadap sesamanya.
Sikap bathin yang perlu kita kembangkan adalah tetap berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga dapat kita lakukan dengan selalu mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Sesibuk apapun hidup kita, pikiran tetap terarah kepada Tuhan. Doa juga menjadi kekuatan bagi kita untuk bertahan dalam suasana hidup kita. Doa selalu menjadi nafas bagi hidup kita. Pada saat ada beban dalam hidup maka doa membawa keringanan dan peneguhan karena Tuhan pasti mendengarnya. Mari kita berusaha supaya menjadi kuat dan bertahan di hadirat Tuhan. Jangan pernah menjadi lemah dan tak berdaya di depan dunia.
P. John Laba, SDB